Muliadi Muliadi
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Estimasi Parameter Model Curah Hujan Menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO): Studi Kasus Ketapang dan Melawi nahriyatunnur hidayatus solihah; muliadi muliadi; arie antasari kushadiwijayanto
Jurnal Fisika FLUX Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.597 KB) | DOI: 10.20527/flux.v15i1.4374

Abstract

Kalimantan Barat memiliki pola hujan unik yaitu pola hujan ekuatorial dan monsun.  Kabupaten Ketapang dan Melawi merupakan daerah yang berada dalam pola hujan peralihan monsun-ekuatorial sehingga sulit untuk diprediksi. Pada penelitian ini, Deret Fourier termodifikasi dari orde 1 sampai 20 telah digunakan untuk memodelkan curah hujan di kedua daerah tersebut. Parameter model dari masing-masing orde dicari menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO). Masing-masing orde dievaluasi menggunakan data curah hujan dari tahun 1985-2012 sehingga didapatkan model terbaik. Parameter model tersebut selanjutnya diperbaiki menggunakan PSO dan data tahun 2013-2014. Uji model dilakukan dengan cara memprediksi curah hujan di tahun 2015-2016 menggunakan parameter model yang telah diperbaiki dan hasilnya dibandingkan dengan data pada tahun yang sama. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa model curah hujan terbaik di Ketapang adalah Deret Fourier Orde 3 (DFO3), dan di Melawi adalah Deret Fourier Orde 2 (DFO2). Indeks korelasi kedua model tersebut dinilai baik setelah dilakukan perbaikan parameter yaitu 0,79 untuk daerah Ketapang, dan 0,74 di daerah Melawi. Hasil uji prediksi curah hujan di kedua daerah ini memiliki kecocokan pola dengan data pengamatan, dengan indeks korelasi di masing-masing daerah adalah 0,68 dan 0,67. Kesimpulannya, kedua model tersebut dapat dengan baik memodelkan pola hujan di kedua daerah ini. Meskipun demikian, model DFO3 kurang baik memperkirakan curah hujan di bulan Desember-April, dimana bulan tersebut memiliki curah hujan ekstrim.
Peningkatan Keterampilan dan Kesejahteraan Masyarakat Pulau Kabung melalui Pelatihan Pembuatan Sirup Pala Warsidah warsidah; Sukal Minsas; Muliadi Muliadi; Anthoni B Aritonang; Apriansyah Apriansyah; Arie A. Kushadiwijayanto; Mega SJ Sofiana; Yusuf Nurrahman; Risko Risko; Sy. Irwan Nurdiansyah; Ikha Safitri; Shifa Helena
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.458 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v1i1.37

Abstract

The coastal area of Kabung Island is an area of Karimunting Village, Bengkayang Regency, which has a population of around 300 families, whose main livelihood is fishing. Water conditions are very risky due to bad weather, such as strong waves, making it impossible to go to sea, causing new activities for people to plant gardens by utilizing makeshift land and plantation commodities along the hills on the island. Apart from coconuts and cloves, nutmeg is a plantation commodity that is widely available in this region. The training for the processing of syrup from the flesh of the nutmeg for the people of Kabung Island is to improve the skills and welfare of the people of Kabung Island who have previously carried out simple processing of nutmeg by drying the seeds and making candied nutmeg. The training is carried out by direct processing of nutmeg in front of the Kabung island community who are also participants in this activity. This activity was attended by 50 participants consisting of 15 men and 35 women. Based on the questionnaire before the activity started, it showed that 40% had already known and read about the processing of nutmeg syrup, while 30% of the participants had made simple syrup preparations from nutmeg pulp. Then the evaluation conducted after the activity showed that 80% of the participants were able to make good nutmeg syrup, including packaging and labeling of the resulting products.