Meilinda Hardianti, Meilinda
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN KAYU MERBAU (Intsia bijuga) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DALAM PEWARNAAN KULIT SAMAK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) Hardianti, Meilinda; Sumardianto, -; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.687 KB)

Abstract

Kulit ikan bandeng merupakan kulit ikan yang mempunyai nilai keindahan pada rajah sehingga menambah nilai ekonomis untuk dijadikan produk samak. Penyamakan adalah mengubah kulit yang tidak stabil menjadi stabil dan bebas dari mikroorganisme. Salah satu bahan pewarna alami yang dapat digunakan dalam pewarnaan kulit samak yaitu kayu merbau (intsia bijuga). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pewarna alami kayu merbau dan konsentrasi yang berbeda terhadap kualitas dari kulit samak ikan bandeng. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ikan bandeng yang diperoleh dari limbah home industry Fania Food, Yogyakarta dan ekstrak larutan kayu merbau diperoleh dari Yogyakarta. Penelitian menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan dimana konsentrasi yang digunakan adalah 5%, 15%, 25%, dan pewarna sintetis. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk data parametrik. Kulit samak ikan bandeng dengan konsentrasi merbau 25% merupakan hasil yang terbaik dengan kriteria mutu : uji ketahanan gosok cat basah (4,417 skala) dan kering (4,750 skala), ketahanan luntur terhadap keringat (4,750  skala), kuat tarik (1949,353N/cm2), kemuluran (47,923%), dan foto mikrograf jaringan kulit yang menunjukkan serat-serat kolagen kulit lebih tersusun rapi sehingga penetrasi warna merata ke kulit. Milkfish skin is a fish skin that has a magnificent on nerf. It has economic added value as a tanning product. Leather tanning is converting process from unstable to stable skin and free from microorganisme. One of natural substances used in leather tanning is Merbau (Intsia bijuga). The aimed of this study was to determine the effect of natural dyes merbau utilization and different concentrations to leather fish quality. The materials used in the research were milkfish skin obtained from the waste of Fania Food Home Industry, Yogyakarta and wood Merbau (Intsia bijuga) extract from Yogyakarta. This research used completely randomized design (CRD) in triplicates with different concentration as follows 5%, 15%, 25%, and synthetic colour. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). To determine differences among the treatments, parametric data were tested using Honestly Significant Difference (HSD) test. Tanned milkfish skin using 25% of merbau has the best quality based on the criteria : rub resistance on wet coating test (4,417 scale) and dry coating test (4,750 scale), fastness to perspiration (4,750 scale), tensile strength (1949,353N/cm2), elongation (47,923%) and skin tissue micrograph photos showing better display of collagen fibers so that penetration of the color evenly rub.
Analisis Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) Di SDN Pekayon 03 Hardianti, Meilinda

Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/muallim.v7i1.5760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendidikan karakter peserta didik melalui pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) di SDN Pekayon 03 Pagi. Pendidikan karakter menjadi sangat penting, terutama di tingkat Sekolah Dasar untuk membentuk sikap sopan santun dan kedisiplinan pada anak. Pembiasaan 3S diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang lebih positif serta memperkuat interaksi sosial antara siswa dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan 3S terbukti efektif dalam meningkatkan karakter siswa, seperti sikap saling menghargai, disiplin, dan sopan santun. Pembiasaan ini juga berpengaruh positif terhadap perilaku sosial siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Meskipun demikian, terdapat tantangan dalam penerapannya, terutama bagi siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mendukung pembentukan karakter. Oleh karena itu, kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua sangat diperlukan untuk memastikan konsistensi dalam pembiasaan 3S. Penelitian ini memberikan bukti bahwa pembiasaan 3S dapat menjadi strategi yang efektif dalam membentuk karakter siswa dan menciptakan atmosfer belajar yang lebih kondusif.
Analisis Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) Di SDN Pekayon 03 Hardianti, Meilinda
Mu'allim Vol 7 No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/muallim.v7i1.5760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendidikan karakter peserta didik melalui pembiasaan 3S (Senyum, Sapa, Salam) di SDN Pekayon 03 Pagi. Pendidikan karakter menjadi sangat penting, terutama di tingkat Sekolah Dasar untuk membentuk sikap sopan santun dan kedisiplinan pada anak. Pembiasaan 3S diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang lebih positif serta memperkuat interaksi sosial antara siswa dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan 3S terbukti efektif dalam meningkatkan karakter siswa, seperti sikap saling menghargai, disiplin, dan sopan santun. Pembiasaan ini juga berpengaruh positif terhadap perilaku sosial siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Meskipun demikian, terdapat tantangan dalam penerapannya, terutama bagi siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mendukung pembentukan karakter. Oleh karena itu, kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua sangat diperlukan untuk memastikan konsistensi dalam pembiasaan 3S. Penelitian ini memberikan bukti bahwa pembiasaan 3S dapat menjadi strategi yang efektif dalam membentuk karakter siswa dan menciptakan atmosfer belajar yang lebih kondusif.