Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Antikoagulan Profilaksis terhadap Pasien COVID-19 Elna D. S. Rante; Edward Nangoy; Jimmy Posangi
eBiomedik Vol. 10 No. 1 (2022): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v10i1.38121

Abstract

Abstract: The occurrence of hyperinflammation in COVID-19 patients results in increased activation of the coagulation cascade and excessive thrombin production. Coagulopathy in patients with COVID-19 is associated high risk of VTE with an increased risk of death. Prophylactic anticoagulation has been recommended for the prevention of thromboembolic events in COVID-19 patients. This study aims to determine the evaluation prophylactic anticoagulants related to the type, dose, administration, and outcome for COVID-19 patients who are hospitalized with moderate, severe, to critical degrees. The research method used is a literature review. The results showed that types of anticoagulant prophylaxis used in hospitalized COVID-19 patients are parenteral anticoagulants namely LMWH, UFH, and fondaparinux. The most widely used anticoagulant is LMWH, especially enoxaparin with a standard dose of 30-40 mg OD or BID adjusted for CrCl and BMI administered subcutaneously. Standard-dose prophylactic anticoagulants can reduce mortality without increasing risk of bleeding.Keywords: Prophylactic anticoagulation; COVID-19; hospitalized Abstrak: Kejadian hiperinflamasi pada pasien COVID-19 mengakibatkan peningkatan aktivasi kaskade koagulasi dan produksi trombin yang berlebihan. Koagulopati pada pasien dengan COVID-19 terkait dengan risiko tinggi VTE dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. Penggunaan antikoagulan profilaksis telah direkomendasikan untuk pencegahan kejadian tromboemboli pada pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penggunaan antikoagulan profilaksis terkait jenis, dosis, teknik pemberian, dan luaran terhadap pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dengan derajat sedang, berat, hingga kritis. Metode penelitian yang digunakan yaitu literature review. Hasil penelitian menunjukkan antikoagulan profilaksis yang digunakan pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, yaitu antikoagulan parenteral berupa LMWH, UFH, dan fondaparinux. Jenis dan dosis antikoagulan yang paling banyak digunakan adalah LMWH, terutama enoxaparin dengan dosis standar 30-40 mg SC OD atau BID yang disesuaikan CrCl dan BMI. Antikoagulan profilaksis dosis standar dapat menurunkan tingkat mortalitas tanpa meningkatkan risiko perdarahan.Kata kunci: Antikoagulan Profilaksis; COVID-19; dirawat di rumah sakit
Efektivitas Penggunaan Empagliflozin terhadap Nilai HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tesalonika Rawung; Jimmy Posangi; Edward Nangoy
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i2.45424

Abstract

Abstract: Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is the most common type of diabetes today. Lifestyle changes are one of the causes of DM problems. Patients with T2DM are usually treated with oral hypoglycemic drugs. The sodium glucose cotransporter 2 (SGLT-2) group is a type of oral hypoglycemic drug groups that plays a role in reducing HbA1c level. Empagliflozin is a drug included in the SGLT-2 group. Previous clinical trials showed that empagliflozin could lead to a reduction in HbA1c level. This study aimed to determine the effectiveness of using empagliflozin on HbA1C values in T2DM patients. This was a literature review study with data searching using three databases namely, Pubmed, Google Scholar, and Science Direct. The results obtained 10 literatures to be reviewed. All literatures showed that there was a significant effect of empagliflozin on HbA1c value of T2DM patients. In conclusion, type 2 diabetes mellitus patients using empagliflozin show significant decreases in HbA1c values. Keywords: type 2 diabetes mellitus; empagliflozin; HbA1c; sodium glucose cotransporter 2   Abstrak: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan jenis diabetes yang paling umum ditemukan saat ini. Perubahan gaya hidup menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah DM. Penyandang DMT2 biasanya diterapi dengan obat hipoglikemik oral (OHO). Golongan obat sodium glucose cotransporter 2 (SGLT-2) merupakan salah satu jenis golongan obat OHO yang berperan dalam menurunkan kadar HbA1c, salah satunya ialah empagliflozin. Penelitian sebelumnya menunjukkan peran empaglifozin dalam uji klinis dapat menyebabkan penurunan kadar HbA1c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan empagliflozin terhadap nilai HbA1C pada pasien DMT2. Jenis penelitian ini ialah suatu literature review dengan pencarian data menggunakan tida sumber basis data yaitu, Pubmed, Google Scholar dan Science Direct. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 10 literatur yang dilakukan review. Kesepuluh artikel memperlihatkan adanya pengaruh bermakna dari penggunaan empagliflozin terhadap nilai HbA1c dari pasien DMT2. Simpulan penelitian ini ialah penggunaan empagliflozin pada pasien diabetes melitus tipe 2 menunjukkan terjadinya penurunan nilai HbA1c yang bermakna. Kata kunci: diabetes melitus tipe 2; empagliflozin; HbA1c; sodium glucose cotransporter 2
Pengaruh Evolocumab terhadap Pasien Dislipidemia dengan Intoleransi Statin Kristiani A. Laluyan; Edward Nangoy; Jimmy Posangi
e-CliniC Vol. 12 No. 1 (2024): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v12i1.45494

Abstract

Abstract: Statins, lipid-lowering drugs, are used to reduce low density lipoprotein cholesterol (LDL-C). Although statins are well tolerated by most people, their side effects e. g. myopathy and statin intolerance have impacts on dose reduction and therapy discontinuation. Evolocumab is considered in patients with statin intolerance. This study aimed to determine the effect of evolocumab on LDL-C levels in patients with dyslipidemia and statin intolerance. This was a literature review study using literature search on three databases, namely PubMed, ClinicalKey, and ScienceDirect with the keywords Dyslipidemia AND Evolocumab AND Statin Intolerance. The results obtained seven related literatures. In general, evolocumab therapy was safe and effective in reducing LDL-C levels for patients who needed drugs to lower LDL-C. Based on the literatures, inhibition of PCSK9 activity on evolocumab had an effect on reducing LDL-C levels by 50-70%. This therapy could reduce the risk of cardiovascular diseases such as the ratio of Apo B/Apo A1, triglycerides, and total cholesterol. In conclusion, evolocumab therapy is generally safe and effective in significantly reducing LDL-C. Adverse effects caused by the therapy tend to be mild. Keywords: dyslipidemia; low density lipoprotein cholesterol; statins; statin intolerance; evolocumab   Abstrak: Statin merupakan obat penurun lipid untuk menurunkan kolesterol low density lipoprotein (K-LDL) dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik namun miopati dan efek samping lainnya serta intoleransi statin dapat mengarah ke penurunan dosis atau penghentian terapi. Pemberian evolocumab dapat dipertimbangkan pada keadaan intoleransi statin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh evolocumab terhadap kadar K-LDL pasien dengan dislipidemia dan intoleransi statin melalui suatu literature review. Pencarian literatur pada tiga database, yaitu PubMed, ClinicalKey, dan ScienceDirect dengan kata kunci Dyslipidemia AND Evolocumab AND Statin Intolerance. Hasil penelitian mendapatkan tujuh literatur untuk dikaji. Berdasarkan kajian literatur didapatkan terapi evolocumab umumnya aman dan efektif dalam menurunkan kadar K-LDL bagi pasien yang membutuhkan obat untuk penurunan kolesterol. yang telah didapat. Penghambatan aktivitas PCSK9 pada evolocumab berpengaruh dalam menurunkan kadar K-LDL sekitar 50-70%. Terapi tersebut dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti rasio Apo B/Apo A1, trigliserida, dan kolesterol total. Simpulan penelitian ini ialah terapi evolocumab umumnya aman dan efektif dalam menurunkan kadar K-LDL secara bermakna. Kejadian yang tidak diinginkan yang ditimbulkan oleh terapi cenderung ringan. Kata kunci: dislipidemia; kolesterol low density lipoprotein; statin; intoleransi statin; evolocumab
Narrative Review: Current Updates in The Treatment of Malaria Edward Nangoy; Corry Novita Mahama; Angelina Stevany Regina Masengi
Syntax Idea 6508-6517.
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i10.9010

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by the Plasmodium parasite and transmitted through the bite of female Anopheles mosquitoes. Although global efforts to control the disease have increased, malaria remains a major health threat, especially in developing countries. This study aims to identify recent developments in malaria treatment methods. This study uses a narrative review method. Data collection was carried out through a literature review by searching for relevant research articles, reports, and books from various scientific databases. The collected data were then analyzed in three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that updates in malaria treatment include the development of new drugs and combination therapies, prevention efforts through vaccines, more individualized treatment approaches, and community involvement in treatment programs. These initiatives provide new hope in the fight against malaria.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air Terhadap Bacillus Cereus Dan Pseudomonas Aeruginosa Andi Nuraini Mallombasang; Jimmy Posangi; Christi Diana Mambo; Waworuntu Waworuntu; Angelina Stevany Regina Masengi; Edward Nangoy
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3797

Abstract

Resistensi antimikroba, terutama terhadap Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa, menimbulkan tantangan yang signifikan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Tanaman balsam (Impatiens balsaminaL.) dikenal karena potensinya sebagai agen antibakteri alami karena kandungan senyawa bioaktifnya yang kaya, termasuk flavonoid, tanin, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari daun balsam terhadap Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa, sambil juga menganalisis kandungan fitokimia. Metode:  Desain laboratorium eksperimental digunakan, menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi dengan etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif, dan metode difusi disk digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri. Ekstrak diuji pada berbagai konsentrasi (20%, 40%, dan 60%) untuk menentukan keefektifannya terhadap bakteri yang dipilih. Skrining fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun balsam mengandung sejumlah besar flavonoid, tanin, dan saponin. Tes antibakteri menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak 60% menghasilkan zona penghambatan terbesar, berukuran 12,57 mm terhadap Bacillus cereus dan 10,10 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa, menunjukkan sifat antibakteri kuat ekstrak. Temuan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun balsam menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup besar, menunjukkan potensinya sebagai sumber alami untuk mengembangkan terapi antimikroba alternatif. Penelitian ini meningkatkan pemahaman Impatiens balsaminaL. dalam fitokimia dan penerapannya dalam perawatan kesehatan.
Uji Aktivitas Antidiabetik Dengan Metode Penghambatan ? -Amilase Oleh Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Burm. F.) Leonardo Delvin Gosal; Christi Diana Mambo; Edward Nangoy; Fatimawali Fatimawali; Jimmy Posangi; Angelina Stevany Regina Masengi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3800

Abstract

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai oleh adanya peningkatan kadar gula darah yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Salah satu pendekatan terapi untuk mengelola diabetes adalah menghambat aktivitas enzim ?-amilase, yang berperan dalam proses pencernaan karbohidrat. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, tanin, dan saponin yang berpotensi menghambat enzim ?-amilase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fitokimia pada ekstrak etanol lidah buaya serta mengetahui potensinya dalam menghambat enzim ?-amilase. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa fitokimia secara kualitatif dan pengujian aktivitas penghambatan dilakukan pada berbagai konsentrasi dengan akarbose sebagai kontrol positif serta larutan iodine sebagai indikator. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak etanol lidah buaya mengandung senyawa alkaloid, tanin, dan saponin. Ekstrak etanol lidah buaya menunjukkan aktivitas penghambatan enzim ?-amilase, dengan efektivitas tertinggi tercapai pada konsentrasi 80 ppm yang menghasilkan persentase penghambatan sebesar 59%. Nilai IC50 yang diperoleh mencapai ± 62,203 ppm, sedangkan akarbose, sebagai pembanding, memiliki nilai IC50 sebesar ± 41,040 ppm. Ekstrak etanol lidah buaya berpotensi menjadi agen antidiabetik alami melalui mekanisme penghambatan enzim ?-amilase, meskipun efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kontrol positif.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta Tipe C di Minahasa Intan Indah Suryani; Edward Nangoy; Angelina Stevany Regina Masengi; Olivia Amelia Waworuntu; Christi Diana Mambo; Jimmy Posangi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3801

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang paling sering ditemui dalam praktik klinis dan ditangani dengan pemberian antibiotik. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISK diperlukan untuk mencegah resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap salah satu Rumah Sakit Swasta Tipe C di Minahasa dengan metode ATC/DDD dan menilai ketepatan penggunaannya. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medis pasien ISK rawat inap periode Juli 2023–Juni 2024 yang dihitung dengan rumus DDD/100 patient days dan ketepatan penggunaan dinilai berdasarkan parameter tepat indikasi, obat, dosis, frekuensi, dan durasi. Hasil penelitian menunjukkan pasien ISK lebih banyak terjadi pada perempuan (80,39%) dan kelompok usia terbanyak 19–44 tahun (52,94%). Antibiotik dengan penggunaan tertinggi ialah ceftriaxone (53,07 DDD/100 patient days). Ketepatan penggunaan antibiotik menunjukkan 100% tepat pada indikasi, dosis, dan frekuensi, sedangkan ketepatan obat dan durasi berturut-turut sebesar 72,55% dan 84,31%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien ISK di Rumah Sakit ini didominasi oleh ceftriaxone dan masih terdapat ketidaktepatan dalam pemilihan antibiotik serta durasi pemberian antibiotik.
Profil Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Menggunakan Metode Abts (2,2'-Azinobis(3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid) Febrisa Salsabila; Jimmy Posangi; Christi Diana Mambo; Fatimawali Fatimawali; Angelina Stevany Regina Masengi; Edward Nangoy
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i2.3805

Abstract

Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan penuaan dini. Antioksidan berperan penting dalam menangkal efek negatif radikal bebas melalui mekanisme penghambatan proses oksidasi. Tanaman pacar air dikenal memiliki kandungan senyawa fitokimia seperti alkaloid, saponin, dan polifenol, yang berkontribusi pada aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia dan menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun pacar air yang dibudidayakan di Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan triterpenoid. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS dan vitamin C sebagai pembanding, serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 743 nm. Skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin sebagai antioksidan alami. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol daun pacar air memiliki potensi aktivitas antioksidan yang signifikan dimana pada konsentrasi 100 µg/ml terjadi aktivitas peredaman maksimum sebesar 64,75%, dengan nilai IC50 sebesar 57,482 ?g/ml, yang termasuk dalam kategori kuat. Ekstrak etanol daun pacar air mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin, dengan aktivitas antioksidan yang kuat dengan peredaman maksimum pada konsentrasi 100 µg/ml menggunakan metode ABTS.
Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Burm. F.) Dengan Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah In Vitro Rifky Aditya Rahadian; Christi Diana Mambo; Edward Nangoy; Fatimawali Fatimawali; Angelina Stevany Regina Masengi; Jimmy Posangi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i2.3809

Abstract

Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap cedera yang berpotensi menjadi kronis jika tidak terkendali. Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, dan tanin yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol lidah buaya menggunakan metode stabilisasi membran sel darah merah secara in vitro. Gel lidah buaya diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Kandungan fitokimia dianalisis, dan uji antiinflamasi dilakukan pada berbagai konsentrasi ekstrak (50 ppm hingga 800 ppm) dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 576 nm. Data dianalisis untuk menghitung persentase inhibisi hemolisis dan IC50. Berdasarkan dari penelitian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol lidah buaya memiliki aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 395,263 ppm, lebih rendah dibandingkan kontrol positif natrium diklofenak. Aktivitas tertinggi diperoleh pada konsentrasi 800 ppm dengan persentase inhibisi sebesar 71,28%. Senyawa fitokimia yang dinilai memiliki aktivitas antiinflamasi didapatkan positif dan hasil dari uji antiinflamasi ekstrak etanol lidah buaya dinyatakan positif.  
Evaluasi Drug Related Problems (Drp’s) Pada Pasien Anak Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Di Instalasi Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Tipe C Di Provinsi Sulawesi Utara Injili Anugerah Vastelita Lengkong; Jimmy Posangi; Angelina Stevany Regina Masengi; Suryadi N.N. Tatura; Christi Diana Mambo; Edward Nangoy
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i2.3811

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular pada anak. ISPA terutama terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah termasuk Indonesia. Menurut hasil Riskesdas 2013 periode prevalensi ISPA pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebesar 25,8 % dan kelompok umur 5-14 tahun adalah 15,4 %. Kejadian masalah terkait obat (DRPs) lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dengan orang dewasa. Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kejadian dari DRPs yang meliputi ketidaktepatan dosis yaitu dosis kurang dan dosis lebih, indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, potensial interaksi serta ketidaktepatan pemilihan obat pada terapi pengobatan infeksi saluran pernapasan akut pada pasien anak dengan infeksi saluran pernapasan akut di instalasi rawat inap salah satu rumah sakit tipe C di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bersifat restropektif dimana data diperoleh melalui data sekunder berupa rekam medis pasien periode Juli 2023 sampai Juni 2024 dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan data berupa total sampling, didapatkan 78 sampel yang sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian Drug related Problems (DRPs) yang terjadi adalah dosis rendah sebanyak 53 %, interaksi obat yaitu sebanyak 47,43 % , dosis tinggi sebanyak 10,25 % , kategori obat tanpa indikasi 1,29 %, serta tidak terdapat DRPs kategori indikasi tanpa obat dan ketidaktepatan pemilihan obat.