Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Preparation of financial statements HKBP resort Maranatha Tambun church based on Isak 35 Adanan Silaban; Mangasa Sinurat; Manatap Berliana Lumban Gaol; Yassa Agatha Silitonga
Junal Ilmu Manajemen Vol 6 No 1 (2023): January: Management Science and Field
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmas.v6i1.209

Abstract

A well-prepared abstract enables the reader to identify the basic content of a document quickly and accurately, to determine its relevance to their interests, and thus to decide whether to read the document in its entirety. The Abstract should be informative and completely self-explanatory, provide a clear statement of the problem, the proposed approach or solution, and point out major findings and conclusions. The Abstract should be 100 to 200 words in length. The abstract should be written in the past tense. Standard nomenclature should be used and abbreviations should be avoided. No literature should be cited. The keyword list provides the opportunity to add keywords, used by the indexing and abstracting services, in addition to those already present in the title. Judicious use of keywords may increase the ease with which interested parties can locate our article.
Implementation of social responsibility accounting in PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Irwani Amabel Odelia Aritonang; Amran Manurung; Magdalena Judika Siringoringo; Mangasa Sinurat; Toman Sony Tambunan
Jurnal Mantik Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus: Manajemen, Teknologi Informatika dan Komunikasi (Mantik)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/mantik.v7i2.3976

Abstract

The purpose of this study is to find out whether social responsibility has been carried out in accordance with the provisions of Law No. 40 of 2007, as well as to find out how the form of Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting, as well as what are the obstacles in carrying out social responsibility. The type of data used in this study is primary data with data collection methods using qualitative analysis techniques, in the form of interviews, documentation, and literature studies. The results of data analysis and discussion show that the company has not been able to meet the maximum interval of 3% of the amount of CSR funds stipulated in Law No. 40 of 2007, as well as in the form of CSR reports carried out by the company, which include annual reports, management reports, and sustainability reports on social activities and the costs realized are more disclosed in management reports and sustainability reports (Sustainability Report). While in the annual report it is only recorded as an administrative expense. This is an obstacle where CSR is carried out by the company as a burden not as a profit for the company. So that the company has implemented the application of social responsibility accounting is not in accordance with the amount of CSR funds has not been in accordance with standardization
KETERAMPILAN MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI BERDASARAKAN ACTIVITY BASED COSTING BAGI PELAKU UMKM (PENJAHIT KEBAYA DAN SALON KECANTIKAN) DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SAMOSIR. RIZKI SIPAYUNG; Hamonangan Siallagan; Mangasa Sinurat
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 4 No 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.1886

Abstract

Bentuk perusahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara signifikan memberi kontribusi menyediakan lapangan kerja sekaligus mengurangi pengangguran di Indonesia. Masalah mendasar dihadapipengusaha UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam bidang akuntansi biaya, seperti menghitung harga pokok produksi dengan benar. Oleh sebab itu penting dilaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam bentuk ceramah dan pelatihan penghitungan harga pokok produksi atas barang maupun jasa. Tujuan PKM ini agar masyarakat yang menekuni usaha jahit kebaya, dan salon kecantikan, dapat memahami sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok barang maupun jasa yang dihasilkan. Memahami sistem akuntansi biaya dalam menghitung harga pokok produk, tidak terlepas dari jenis proses produksi, apakah kegiatan produksi atas pesanan (job order costing), atau proses produk massal (mass process costing). Kegiatan PKM ini dilaksanakan bermitra dengan UPTD Balai Latihan Kerja Samosir, dan diikuti beberapa pengusaha jahit kebaya, dan salon kecantikan. Dari hasil penuturan peserta ceramah bahwa tempat usaha merupakan sekaligus tempat tinggal pengusaha, sehingga ada beberapa biaya produksi yang belum diperhitungkan, seperti; biaya listrik, air, dan sewa gedung lokasi usaha, penyusutan. Dalam upaya mengatasi hal ini, diadakan simulasi penghitungan unsur biaya produksi, sebagai harga pokok produk kebaya, dan jasa salon kecantikan menggunakan metode Job Order Costing dilengkapi metode Activity Based Costing. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah pelaku usaha jahit kebaya, dan salon kecantikan, telah memahami penetapan harga pokok produksi yang relevan dan akurat terhadap biaya mulai menerima pesanan sampai pada produk selesai diserahkan.
KETERAMPILAN MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI BERDASARAKAN ACTIVITY BASED COSTING BAGI PELAKU UMKM (PENJAHIT KEBAYA DAN SALON KECANTIKAN) DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SAMOSIR. Hamonangan Siallagan; Mangasa Sinurat
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.1886

Abstract

Bentuk perusahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara signifikan memberi kontribusi menyediakan lapangan kerja sekaligus mengurangi pengangguran di Indonesia. Masalah mendasar dihadapipengusaha UMKM adalah kurangnya kemampuan dalam bidang akuntansi biaya, seperti menghitung harga pokok produksi dengan benar. Oleh sebab itu penting dilaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam bentuk ceramah dan pelatihan penghitungan harga pokok produksi atas barang maupun jasa. Tujuan PKM ini agar masyarakat yang menekuni usaha jahit kebaya, dan salon kecantikan, dapat memahami sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok barang maupun jasa yang dihasilkan. Memahami sistem akuntansi biaya dalam menghitung harga pokok produk, tidak terlepas dari jenis proses produksi, apakah kegiatan produksi atas pesanan (job order costing), atau proses produk massal (mass process costing). Kegiatan PKM ini dilaksanakan bermitra dengan UPTD Balai Latihan Kerja Samosir, dan diikuti beberapa pengusaha jahit kebaya, dan salon kecantikan. Dari hasil penuturan peserta ceramah bahwa tempat usaha merupakan sekaligus tempat tinggal pengusaha, sehingga ada beberapa biaya produksi yang belum diperhitungkan, seperti; biaya listrik, air, dan sewa gedung lokasi usaha, penyusutan. Dalam upaya mengatasi hal ini, diadakan simulasi penghitungan unsur biaya produksi, sebagai harga pokok produk kebaya, dan jasa salon kecantikan menggunakan metode Job Order Costing dilengkapi metode Activity Based Costing. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah pelaku usaha jahit kebaya, dan salon kecantikan, telah memahami penetapan harga pokok produksi yang relevan dan akurat terhadap biaya mulai menerima pesanan sampai pada produk selesai diserahkan.