Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR Jumingin Jumingin; Susi Setiawati
Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 13 No. 1 (2016): Sainmatika : Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.631 KB) | DOI: 10.31851/sainmatika.v13i1.960

Abstract

Research on the study of the clay thickness as a parallel plate capacitor dielectric material has been carried out in the Laboratory of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of PGRI Palembang from May to July 2013. This study aimed to analyze the effect of dielectric material and the the clay thickness to the capacitance of parallel plate capacitor. This research used experimental methods, where clay samples were made of 3 x 5 cm size with a thickness variation of 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, and 20 mm. The results obtained showed that the use of clay as a dielectric material increased the capacitance of a parallel plate capacitor. The capacitance values in the thickness of 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,16, 18, and 20 mm were respectively 4.2; 3.2; 3.0; 2.5; 2.2; 2.0; 1.9; 1.8; 1.6; and 1.4 pF for air dielectric material and 128, 118, 115, 105, 98, 92, 89, 74, 67, and 65 pF for clay dielectric material. There was a tendency of the greater thickness of the dielectric material, the smaller the capacitance of a capacitor. Keywords: dielectric material, capacitance, clay ABSTRAK Penelitian tentang kajian ketebalan tanah liat sebagai bahan dielektrik kapasitor plat sejajar telah dilakukan di Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI Palembang pada bulan Mei sampai Juli 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan bahan dielektrik tanah liat dan ketebalan bahan dielektrik terhadap kapasitansi yang dihasilkan pada kapasitor plat sejajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana sampel tanah liat dibuat dengan ukuran 3x5 cm dengan variasi ketebalan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan 20 mm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan tanah liat sebagai bahan dielektrik meningkatkan nilai kapasitansi suatu kapasitor plat sejajar. Nilai kapasitansi pada ketebalan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14,16, 18, dan 20 mm adalah 4,2; 3,2; 3,0; 2,5; 2,2; 2,0; 1,9; 1,8; 1,6; dan 1,4 pF untuk bahan dielektrik udara dan 128, 118, 115, 105, 98, 92, 89, 74, 67, dan 65 pF untuk bahan dielektrik tanah liat. Ada kecenderungan semakin besar ketebalan bahan dielektrik, semakin kecil nilai kapasitansi suatu kapasitor. Kata kunci : Bahan dieletrik, kapasitansi, tanah liat
Konsep Ulul Albab dalam Qs. Ali Imran Ayat 190-191 dan Implikasinya Terhadap Kecerdasan Moral Anak Susi Setiawati; Eko Surbiantoro; Dinar Nur Inten
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15752

Abstract

Abstract. This research is motivated by various phenomena that occur today where children's behavior often does not comply with applicable norms. Therefore, it is necessary to train children's moral intelligence, so that they can develop good behavior and become perfect human beings. So the problem in this research is formulated as follows: (1) What is the perspective of the commentators regarding the concept of ulul albab contained in the QS. Ali Imran verses 190-191? (2) What are the views of educational experts regarding the concept of ulul albab as moral intelligence? (3) What are the essences contained in the QS. Ali Imran verses 190- 191? (4) How is the concept of ulul albab applied to the development of moral intelligence? The aim of this research is to find out "The concept of Ulul Albab in Qs. Ali Imran Verse 190-191 and its Implications for Children's Moral Intelligence.” This research uses a qualitative approach and the methods used in the tafsir research are the tahlili tafsir method and literature review. This research discusses the importance of moral intelligence which not only emphasizes the knowledge aspect but also the spiritual aspect, so that children can live a meaningful life. Conclusion Qs. Ali Imran's verse 190-191 is about people who use their minds to think along with reciting remembrance of Allah in all situations and conditions. Dzikr is one way to get closer to Allah, so that Allah can protect the practices of his people. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai fenomena yang terjadi saat ini dimana perilaku anak sering kali tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan melatih kecerdasan moral anak, sehingga mereka dapat mengembangkan perilaku yang baik dan menjadi insan yang sempurna. Maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana perspektif para mufasir tentang konsep ulul albab yang terkandung dalam QS. Ali Imran ayat 190-191? (2) Bagaimana pandangan para ahli pendidikan tentang konsep ulul albab sebagai kecerdasan moral? (3) Apa saja esensi yang terdapat dalam QS. Ali Imran ayat 190-191? (4) Bagaimana implikasi konsep ulul albab terhadap perkembangan kecerdasan moral?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Konsep Ulul Albab Dalam Qs. Ali Imran Ayat 190-191 Dan Implikasinya Terhadap Kecerdasan Moral Anak.” Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian tafsirnya adalah metode tafsir tahlili dan studi kepustakaan. Penelitian ini membahas tentang pentingnya kecerdasan moral yang tidak hanya menekankan kepada aspek pengetahuan akan tetapi juga aspek spriritual, sehingga anak dapat hidup bermakna. Kesimpulan Qs. Ali imran ayat 190- 191 yaitu tentang orang-orang yang mempergunakan akalnya untuk berfikir dibarengi dengan berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi. Berzikir merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Allah dapat menjaga perbuatan umatnya.