Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI UNTUK MENDORONG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENERIMAAN VAKSIN COVID-19 SEBAGAI UPAYA MEMUTUSKAN MATA RANTAI PENYEBARAN COVID-19 (PASAR KEMIS TANGERANG) 2021 Hermanus Ehe Hurit; Muchammad Reza Ghozaly; Inherni Marti Abna; Abdul Karim Zailani; Adelia Eka Sutomo Putry; Ari Suko Pratiwi; Michelle; Anisa Aulia Pratiwi
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i9.1329

Abstract

Target pemerintah Indonesia untuk menuntaskan program vaksinasi Covid-19 selama 15 bulan di 34 propinsi dan mencapai total populasi 181,5 juta orang. Namun penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di daerah Pasar Kemis Tangerang sangat tinggi. Hal ini disebabkan masyarakat pada umumnya lebih banyak terpapar berita yang tidak benar terkait vaksin Covid-19. Survei awal yang dilakukan terhadap warga usia lanjut didapat 85% responden menolak untuk divaksinasi karena kurangnya informasi yang mereka terima terkait manfaat, tujuan, keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi dan edukasi serta pendekatan secara langsung kepada masyarakat. Hasil yang didapatkan dari 56 warga usia lanjut, 100% peserta menyatakan mendapatkan manfaat dari edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang vaksin Covid-19. Sebanyak 94,6% responden menyatakan yakin dengan manfaat vaksin Covid-19 dan 5,4% menyatakan ragu-ragu, 100% responden menyatakan bersedia divaksinasi Covid-19 pada periode Maret hingga Juli 2021. Terdapat 94,6% responden menyatakan vaksin Covid-19 halal dan sebanyak 5,4% menyatakan masih ragu-ragu. Terkait efek samping 100% responden menyatakan memahami. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan dampak yang baik dalam merubah pola pikir terhadap vaksin Covid-19
PENGEMBANGAN MUTU PRODUK BIR PLETOK DI SENTRA INDUSTRI RUMAH TANGGA BIR PLETOK KELURAHAN KEDOYA SELATAN JAKARTA BARAT Inherni Marti Abna; Mellova Amir; Harizal; Muchammad Reza Ghozaly; Sri Teguh Rahayu; Aprilita Rinayanti
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i9.1331

Abstract

Pada masyarakat etnis Betawi dikenal minuman ‘Bir Pletok’ yang sering dihidangkan dalam acara hajatan, acara penyambutan tamu, souvenir dan lain-lain. Minuman Bir Pletok tidak mengandung alkohol malahan baik untuk kesehatan karena mengandung bahan-bahan tanaman yang berkhasiat obat. Beberapa khasiat dari Bir Pletok adalah melancarkan peredaran darah, melindungi sistem pencernaan, menghangatkan badan, mengobati masuk angin, mengatasi sariawan, meredakan kram, meredakan migrain dan mengurangi gejala reumatik. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada mitra komunitas UMKM Bir Pletok Kedoya Selatan Jakarta Barat, dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat komunitas UMKM Bir Pletok Kedoya Selatan Jakarta Barat tentang proses produksi minuman herbal Bir Pletok sesuai HACCP/CPOTB dan standar Badan POM RI. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah memberikan edukasi dalam bentuk pendampingan yang terdiri atas penyuluhan dan pelatihan mengenai proses pengolahan Bir Pletok yang baik untuk mendapatkan produk Bir Pletok yang bermutu tinggi. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan peserta mengenai pengembangan mutu minuman herbal Bir Pletok sebesar 95% dan mulai menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan produksinya
SOSIALISASI SWAMEDIKASI BERBASIS TANAMAN OBAT KELUARGA PADA MASYARAKAT RW.04 KELURAHAN MERUYA UTARA, JAKARTA BARAT Harizal Harizal; Muchammad Reza Ghozaly; Inherni Marti Abna; Robby Rijal Sauri; Rizkia Nuraida; Ahmad Jakaria Karim; Fauzia Zahriatul Wildan; Iswatul Fauzizah; Sabna Allisya Firti
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 9: February 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i9.4882

Abstract

Self-medication is the treatment performed by patient for diseases that are self-recognized using medicines that are considered safe and effective without any diagnosis and prescription by professionals. Excessive practice of self-medication will have negative effects for the patient such as excessive drug abuse, delay in getting medical treatment, etc. This students’ community service aimed to socialize responsible self-medication practices to the community in RW.04, Meruya Utara, West Jakarta by using family medicinal plants. This series of activities were begun with counseling and training on the process of cultivating, harvesting, and post-harvest processing of family medicinal plants, and followed by counseling on self-medication by using family medicinal plants. Participants' understanding was evaluated by using a questionnaire filled out before and after the activities. The data obtained from the questionnaire showed that the participants have better understanding in practicing self-medication by using family medicinal plants with the understanding level of >70%.
SOSIALISASI PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR DAN DAGUSIBU PADA MASYARAKAT RW.04 KELURAHAN SEMANAN, KECAMATAN KALIDERES, JAKARTA BARAT Ghozaly, Muchammad Reza; Utami, Dewi Putri; Endarwati, Mila; IDewi, Intan Kemala; Putri, Dwi; Novanti, Tara; Nuryamin, Hibban Arik; Thoyyibah, Citra Alfianismi; Sari, Rohaniva Yusnia; Putriani, Putriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v4i2.1186

Abstract

Pada masyarakat banyak yang belum mengetahui cara penggunaan antibiotik dengan bijak serta cara penggunaan obat yang baik dan benar. Selain itu juga masyarakat RW 04 belum banyak yang mengetahui tentang dagusibu dengan informasi yang kami dapatkan, maka kami melakukan sosialisasi dengan tema “Penggunaan Obat Yang Benar Dan Dagusibu Pada Masyarakat RW.04 Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat”. Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh yang telah disebarkan terdapat 75 responden yang mengisi kuisioner terdiri dari jenis kelamin wanita sebanyak 81,3% dan laki-laki sebanyak 18,7%. Hasil dari kuesioner tersebut adalah sebanyak 98,7%. telah mengetahui informasi terkait antibiotik, 78,7%. telah memahami informasi mengenai Dagusibu. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat mengebai penggunaan obat yang benar dan DAGUSIBU dan mulai menerapkan pengetahuan yang didapatkan pada kehidupan sehari-hari dalam merawat kelurga khusus dalam pengguaan obat – obatan terutama antibiotik
EDUKASI KESEHATAN TENTANG BAHAYA INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERGAULAN BEBAS PADA KALANGAN REMAJA DI SMAN 3 TANGERANG Muchammad Reza Ghozaly; Fayza Maghfira Solachudin; Christhabel Vanessa Aurel Netanya
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1: Juni 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v4i1.7951

Abstract

More than one million people are infected with sexually transmitted diseases every day and an estimated 499 million cases of sexually transmitted infections (STIs) occur each year. Adolescents and young adults (age 15-24 years) are the age group that is at the highest risk of contracting an STI. One of the efforts to prevent STIs in adolescents is to provide counseling about STIs. Adolescents and young adults (15-24 years) make up only 25% of the overall sexually active population but represent nearly 50% of new STI cases. Young people and adolescents are individuals most at risk for contracting STDs because at a young age, adolescents are disproportionately more susceptible. Indonesia is the fifth most at risk country for STIs in Asia. The total number of STI cases handled in 2018 was 140,803 out of 430 STI services. This shows that there is still a high incidence of STIs among adolescents. So it is necessary to carry out public health actions or interventions through the provision of health education. The form of community service activities is carried out by providing health education about sexually transmitted infections (STIs) as a means of providing information to adolescents. Activities carried out on teenagers at SMAN 3 Tangerang. The results of community service found that the majority of adolescent knowledge was lacking before counseling was carried out and the majority of adolescent knowledge was after counseling was given. The conclusion shows that there is an increase in adolescent knowledge after being given counseling compared to before counseling.