E Kusumastuti, E
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN ZEOLIT DARI ABU SEKAM PADI DENGAN AKTIVASI ASAM UNTUK PENURUNAN KESADAHAN AIR Putranto, VH; Kusumastuti, E; Jumaeri, Jumaeri
Jurnal MIPA Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivasi menggunakan asam kuat dalam sintesis zeolit dikenal dapat meningkatkan kemampuan zeolit sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan abu sekam padi sebagai sumber silika yang diaktivasi dengan HCl 2 M pada sintesis zeolit secara hidrotermal dan memanfaatkan zeolit hasil sintesis untuk menurunkan tingkat kesadahan air sumur. Proses aktivasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl 2 M. Zeolit hasil sintesis diuji secara kualitatif menggunakan Spektrofotometer Inframerah (FTIR) dan Difraksi Sinar-X (XRD) kemudian dimanfaatkan untuk menurunkan kadar ion logam Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan air dengan variasi waktu kontak (0, 20, 30, 40, 50, 60, 90, dan 120 menit) dilanjutkan variasi massa zeolit sintetis (0,05; 0,1; 0,125; 0,25; serta 0,5 gram per volume air sumur 25 ml). Hasil uji komposisi kimia dengan Fluoresensi Sinar-X menunjukkan abu sekam padi yang telah diaktivasi memiliki kadar silika (SiO2) yang lebih tinggi yakni mencapai 95,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit sintetis yang dihasilkan merupakan zeolit tipe NaY (zeolite like) dengan kristal cancrinite sebagai fasa dominan. Adsorbsi optimum ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam air sumur oleh zeolit hasil sintesis terjadi pada waktu 60 menit dengan penyerapan optimum sebesar 94,71% Ca2+ dan 84,55% Mg2+ serta pada massa adsorben optimum 0,125 gram dengan penyerapan optimum sebesar 93,02% Ca2+ dan 83,78% Mg2+.Activation using a strong acid in zeolite synthesis is known can enhance the ability of zeolite as adsorbent. This study aims to utilize rice husk ash as a source of silica, which is activated with 2 M HCl in zeolite synthesis hydrothermally and apply the zeolite to reduce the level of hardness in well water. The activation process is performed by using HCl 2 M solution. Zeolite product is analyzed qualitatively using infrared spectrometer (FTIR) and X-ray Diffraction (XRD) and then used to reduce the levels of metal ions Ca2+ and Mg2+ which cause water hardness, with variation of contact time (0, 20, 30, 40, 50, 60, 90, and 120 minutes) followed by variation of zeolite mass (0.05; 0.1; 0.125; 0.25; and 0.5 gram per well water 25 ml). The chemical composition analysis by fluorescence X-rays showed that rice husk ash has been activated had higher levels of silica (SiO2), reaching 95.83%. The results showed that the synthetic zeolites product is an NaY-type zeolite (zeolite like) with crystal cancrinite as dominant phase. The optimum adsorption of metal ions Ca2+ and Mg2+ in the well water by zeolite occurs at 60 minutes as optimum contact time with adsorption of 94.71% Ca2+ and 84.55% Mg2+ as well as 0,125 grams as optumum adsorbent mass with absorption of 93 , 02% Ca2+ and 83.78% Mg2+.
MODIFIKASI KATALIS CaO DENGAN SrO PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN Widiarti, N; Kusumastuti, E
Jurnal MIPA Vol 38, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak jelantah merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai sumber produksi biodiesel yang murah. Biodiesel dapat diperoleh melalui proses esterifikasi dengan katalis asam maupun transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen basa kuat. Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah yang tepat dan efektif untuk menurunkan harga biodiesel karena bahan baku yang murah dan memanfaatkan limbah minyak goreng yang dapat mengatasi masalah pembuangan minyak dan kesehatan masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi dari minyak jelantah menjadi biodiesel menggunakan katalis CaO dan SrO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik katalis dan aktivitas katalitiknya pada reaksi transesterifikasi minyak jelantah. Modifikasi katalis dilakukan dengan metode impregnasi SrNO3 pada katalis CaO. Katalis digunakan pada reaksi transesterifikasi minyak jelantah dengan variasi energi  (input daya 80 dan 100 watt), variasi waktu (30, 60, 90, 120 dan 150 detik) dan variasi jumlah SrO/CaO (1%, 2%, 4%, 8% dan 16% b/b) sebagai katalis. Karakterisasi katalis dilakukan dengan XRD dan FTIR. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa katalis SrO/CaO bersifat kristalin dan mempunyai karakteristik pola difraksi gabungan CaO dan SrO. Reaksi transesterifikasi optimal terjadi dengan aktivitas katalis terbaik pada energi  100 watt, waktu reaksi 120 detik dan jumlah katalis SrO/CaO sebesar 4% b/b dengan produk reaksi metil ester sebesar 92,86%. Wasted cooking oil is one type of vegetable oil that can be used as an inexpensive source of biodiesel production. Biodiesel can be obtained through esterification process with acid catalyst or transesterification using homogeneous catalyst of strong bases. Processing of wasted cooking oil into biodiesel is an appropriate and effective measures to reduce the high price of biodiesel because of cheap raw materials and it can overcome the problem of oil disposal and public health. In this research, the transesterification reaction of wasted cooking oil into biodiesel by using CaO catalyst modified with SrO. The purpose of this study was to determine characteristics of the catalyst and catalytic activity in the transesterification reaction of wasted cooking oil. Catalyst modification performed by impregnation method of SrNO3 into CaO. The catalyst was used in transesterification reaction of wasted cooking oil with variation of  energy (80 and 100 watt), variation of time (30, 60, 90, 120, and 150 seconds) and variation of SrO/CaO amount (1%, 2%, 4%, 8% and 16% w/w) as a catalyst. Catalyst characterization performed by XRD and FTIR. The result of XRD showed that the catalyst SrO/CaO are crystalline and have a characteristic diffraction pattern of CaO and SrO combination. Optimal activity of catalyst was at 100 watt  energy, reaction time of 120 seconds and 4% w/w SrO/CaO with the reaction product of methyl ester was 92.86%.
PEMANFAATAN ZEOLIT DARI ABU SEKAM PADI DENGAN AKTIVASI ASAM UNTUK PENURUNAN KESADAHAN AIR Putranto, VH; Kusumastuti, E; Jumaeri, Jumaeri
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 38, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivasi menggunakan asam kuat dalam sintesis zeolit dikenal dapat meningkatkan kemampuan zeolit sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan abu sekam padi sebagai sumber silika yang diaktivasi dengan HCl 2 M pada sintesis zeolit secara hidrotermal dan memanfaatkan zeolit hasil sintesis untuk menurunkan tingkat kesadahan air sumur. Proses aktivasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl 2 M. Zeolit hasil sintesis diuji secara kualitatif menggunakan Spektrofotometer Inframerah (FTIR) dan Difraksi Sinar-X (XRD) kemudian dimanfaatkan untuk menurunkan kadar ion logam Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan air dengan variasi waktu kontak (0, 20, 30, 40, 50, 60, 90, dan 120 menit) dilanjutkan variasi massa zeolit sintetis (0,05; 0,1; 0,125; 0,25; serta 0,5 gram per volume air sumur 25 ml). Hasil uji komposisi kimia dengan Fluoresensi Sinar-X menunjukkan abu sekam padi yang telah diaktivasi memiliki kadar silika (SiO2) yang lebih tinggi yakni mencapai 95,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit sintetis yang dihasilkan merupakan zeolit tipe NaY (zeolite like) dengan kristal cancrinite sebagai fasa dominan. Adsorbsi optimum ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam air sumur oleh zeolit hasil sintesis terjadi pada waktu 60 menit dengan penyerapan optimum sebesar 94,71% Ca2+ dan 84,55% Mg2+ serta pada massa adsorben optimum 0,125 gram dengan penyerapan optimum sebesar 93,02% Ca2+ dan 83,78% Mg2+.Activation using a strong acid in zeolite synthesis is known can enhance the ability of zeolite as adsorbent. This study aims to utilize rice husk ash as a source of silica, which is activated with 2 M HCl in zeolite synthesis hydrothermally and apply the zeolite to reduce the level of hardness in well water. The activation process is performed by using HCl 2 M solution. Zeolite product is analyzed qualitatively using infrared spectrometer (FTIR) and X-ray Diffraction (XRD) and then used to reduce the levels of metal ions Ca2+ and Mg2+ which cause water hardness, with variation of contact time (0, 20, 30, 40, 50, 60, 90, and 120 minutes) followed by variation of zeolite mass (0.05; 0.1; 0.125; 0.25; and 0.5 gram per well water 25 ml). The chemical composition analysis by fluorescence X-rays showed that rice husk ash has been activated had higher levels of silica (SiO2), reaching 95.83%. The results showed that the synthetic zeolites product is an NaY-type zeolite (zeolite like) with crystal cancrinite as dominant phase. The optimum adsorption of metal ions Ca2+ and Mg2+ in the well water by zeolite occurs at 60 minutes as optimum contact time with adsorption of 94.71% Ca2+ and 84.55% Mg2+ as well as 0,125 grams as optumum adsorbent mass with absorption of 93 , 02% Ca2+ and 83.78% Mg2+.
MODIFIKASI KATALIS CaO DENGAN SrO PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN Widiarti, N; Kusumastuti, E
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences Vol 38, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak jelantah merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai sumber produksi biodiesel yang murah. Biodiesel dapat diperoleh melalui proses esterifikasi dengan katalis asam maupun transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen basa kuat. Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah yang tepat dan efektif untuk menurunkan harga biodiesel karena bahan baku yang murah dan memanfaatkan limbah minyak goreng yang dapat mengatasi masalah pembuangan minyak dan kesehatan masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi dari minyak jelantah menjadi biodiesel menggunakan katalis CaO dan SrO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik katalis dan aktivitas katalitiknya pada reaksi transesterifikasi minyak jelantah. Modifikasi katalis dilakukan dengan metode impregnasi SrNO3 pada katalis CaO. Katalis digunakan pada reaksi transesterifikasi minyak jelantah dengan variasi energi  (input daya 80 dan 100 watt), variasi waktu (30, 60, 90, 120 dan 150 detik) dan variasi jumlah SrO/CaO (1%, 2%, 4%, 8% dan 16% b/b) sebagai katalis. Karakterisasi katalis dilakukan dengan XRD dan FTIR. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa katalis SrO/CaO bersifat kristalin dan mempunyai karakteristik pola difraksi gabungan CaO dan SrO. Reaksi transesterifikasi optimal terjadi dengan aktivitas katalis terbaik pada energi  100 watt, waktu reaksi 120 detik dan jumlah katalis SrO/CaO sebesar 4% b/b dengan produk reaksi metil ester sebesar 92,86%. Wasted cooking oil is one type of vegetable oil that can be used as an inexpensive source of biodiesel production. Biodiesel can be obtained through esterification process with acid catalyst or transesterification using homogeneous catalyst of strong bases. Processing of wasted cooking oil into biodiesel is an appropriate and effective measures to reduce the high price of biodiesel because of cheap raw materials and it can overcome the problem of oil disposal and public health. In this research, the transesterification reaction of wasted cooking oil into biodiesel by using CaO catalyst modified with SrO. The purpose of this study was to determine characteristics of the catalyst and catalytic activity in the transesterification reaction of wasted cooking oil. Catalyst modification performed by impregnation method of SrNO3 into CaO. The catalyst was used in transesterification reaction of wasted cooking oil with variation of  energy (80 and 100 watt), variation of time (30, 60, 90, 120, and 150 seconds) and variation of SrO/CaO amount (1%, 2%, 4%, 8% and 16% w/w) as a catalyst. Catalyst characterization performed by XRD and FTIR. The result of XRD showed that the catalyst SrO/CaO are crystalline and have a characteristic diffraction pattern of CaO and SrO combination. Optimal activity of catalyst was at 100 watt  energy, reaction time of 120 seconds and 4% w/w SrO/CaO with the reaction product of methyl ester was 92.86%.