Elisabet Mulia
Poltekkes Kemenkes Kupang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Prevalensi Fisur Dalam dan Karies pada Siswa Usia 7 Tahun beserta Kebutuhan Perawatannya Emma Krisyudhanti; Ferdinan Fankari; Elisabet Mulia
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.332 KB)

Abstract

Usia 7 tahun adalah saat dimana gigi molar pertama permanen erupsi namun belum kalsifikasi sempurna dan harus berada dalam rongga mulut seorang anak yang belum memiliki oral self care yang baik, sehingga rentan mengalami karies. Tujuan penelitian untuk menentukan prevalensi fisur dalam, karies serta kebutuhan perawatannya pada siswa usia 7 tahun di SD INPRES Bonen. Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan metode survei yang dilakukan di SD INPRES Bonen, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang dengan jumlah siswa usia 7 tahun yang diperiksa giginya sebanyak 35 anak. Untuk mengukur prevalensi fisur dalam , karies , serta kebutuhan perawatannya, digunakan Kartu Gigi Beta Sehat sebagai instrument pendokumentasi kondisi rongga mulut beserta kebutuhan perawatannya. Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif. Prevalensi fisur dalam adalah sebesar 3,33%, karies superfisial sebanyak 17,95% karies media 1,79%, karies profunda 3,45%, karies mencapai akar 1,19% dan 1,67% berupa kasus lain, seperti resobsi fisiologis, persistensi serta abses. Kondisi lain yang juga tercatat adalah 4,17% gigi permanen baru erupsi. Jenis kebutuhan perawatan yang diperlukan, terdiri dari 4,17% perawatan remineralisasi, 3,33% penutupan fisur, 9,4% penumpatan, 1,55% pencabutan, serta 4,76% rujukan. Prevalensi fisur dalam adalah sebesar 3,33%, prevalensi karies yang tertinggi adalah karies superfisial, diikuti karies profunda, lalu karies media, kemudian karies mencapai akar. Terdapat juga kasus-kasus lain non karies, seperti resobsi fisiologis dan persistensi. Perawatan yang paling dibutuhkan adalah penumpatan gigi, diikuti dengan tindakan rujukan, terapi remineralisasi, penutupan fisur gigi, serta pencabutan gigi.