Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3 DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Sardi, .
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 1 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the activity bunch of managing the hazardose waste is site choice for landfilling waste reduce. Using GIS (Geographic Information System) be the answer “Where is it”, SIG can be used as tools for identifikated site to supply all the requirement or criteria al at once. Salah satu rangkaian kegiatan dari pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah penentuan site (lokasi) untuk penimbunan hasil olahan limbah. Dengan kemampuan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan “Where is it”, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (tool) untuk menemukan lokasi yang memenuhi beberapa syarat atau kriteria sekaligus
MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3 DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Sardi, .
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 1 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v10i1.6943

Abstract

One of the activity bunch of managing the hazardose waste is site choice for landfilling waste reduce. Using GIS (Geographic Information System) be the answer “Where is it”, SIG can be used as tools for identifikated site to supply all the requirement or criteria al at once. Salah satu rangkaian kegiatan dari pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah penentuan site (lokasi) untuk penimbunan hasil olahan limbah. Dengan kemampuan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan “Where is it”, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (tool) untuk menemukan lokasi yang memenuhi beberapa syarat atau kriteria sekaligus
MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3 DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Sardi, .
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 1 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v10i1.6943

Abstract

One of the activity bunch of managing the hazardose waste is site choice for landfilling waste reduce. Using GIS (Geographic Information System) be the answer “Where is it”, SIG can be used as tools for identifikated site to supply all the requirement or criteria al at once. Salah satu rangkaian kegiatan dari pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah penentuan site (lokasi) untuk penimbunan hasil olahan limbah. Dengan kemampuan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan “Where is it”, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (tool) untuk menemukan lokasi yang memenuhi beberapa syarat atau kriteria sekaligus
Penguatan Desa Wisata Berbasis Kampung Iklim: Menuju Terwujudnya Ketahanan Pangan di Desa Pandowoharjo Sleman Yogyakarta B. Tresno Sumbodo; Sardi Sardi; Sunarya Sunarya; Hermawan Prasetyanto
Patria : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/patria.v2i1.2589

Abstract

Every household always hopes to have enough food available. While fertile agricultural land is decreasing, food needs increase with increasing population. The use of the yard is expected to help improve food availability for the community.In realizing a climate village tourism village in Pandowoharjo Village, a series of activity programs are designed to be carried out continuously for three years. In Year I of the program, community education activities focused on harvesting and using rainwater for vegetable cultivation in the yard. The design of rainwater harvesting facilities is carried out in the form of IPAH, infiltration wells and dead-end channels (Rorak) in six padukuhan which have been designated as the center of tourism village development namely: Brayut, Temon, Pajangan, Dukuh, Karangtanjung and Plalangan.This method of mentoring the PPDM scheme in Pandowoharjo was carried out in three stages, namely program socialization, training and implementation. The mentoring process is carried out with two approaches, namely theoretical training and skills improvement with practice in the field.The results of the activities in Year I of the PPDM program have benefited partners directly, including: a) Increasing number of people who understand, and have skills in responding to climate change; b) Number of facilities for IPAH, infiltration and rorak wells increased by 15 units; c) The number of people who harvest and utilize rainwater increases by 15KK; d) The number of members of the farmer group of women who use the yard for the cultivation of vegetables with vertikulture and hydroponic systems increases by 20 people.Some achievements that are non-physical such as: network of rainwater harvesters, improvement of knowledge and skills of community members, and pilot cooperation partnerships that integrate several productive economic business groups with BUMDes.
Analisis Kemanfaatan Embung Klampeyan Desa Tlogoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Edy Sriyono; Sardi Sardi; Dwi Astuti Trisnawati
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 6 No 2 (2021): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32511/juteks.v6i2.734

Abstract

Embung Klampeyan yang diresmikan tahun 2009 mempunyai luas 54 x 329 meter persegi dengan kedalaman 4,15 meter, mempunyai tampung air sebesar 15.000 m³ dan mampu mengairi lahan seluas 25 hektar di sekitar area embung. Untuk meninjau kinerja embung digunakan sistem pendekatan berdasar aspek: fisik, pemanfaatan, serta operasional dan pemeliharaan. Metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data digunakan pada penelitian ini. Skala Likert diterapkan untuk menilai/mengukur perihal sikap, pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap variabel penelitian yang berupa kejadian atau gejala sosial yang telah ditetapkan secara spesifik. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk Aspek Fisik mempunyai nilai 4.02, Aspek Pemanfaatan mempunyai nilai 4.13, dan Aspek Operasi dan Pemeliharaan mempunyai nilai 4.06, yang berarti ketiga aspek tersebut pada kondisi sangat baik. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Embung Klampeyan pada kondisi sangat baik yang berarti Embung Klampeyan dapat memberikan kemanfaatan yang sangat baik bagi masyarakat di sekitarnya.
Pengelolaan sampah organik dengan biopori dan pelatihan pembuatan kompos untuk mendukung pengurangan sampah di Kelurahan Giwangan Kota Yogyakarta Bernadus Tresno Sumbodo; Siti Rochmah Ika; Sardi Sardi; Yasman Kamboja; Mei Dina Iswatun Hasanah; Ignatius Suprih Sudrajat; Sri Suranta; Sri Murni; Ari Kuncara Widagdo
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 7, No 3 (2024): Agustus
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v7i3.2235

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah di Kelurahan Giwangan dalam rangka mendukung program “Mbah Dirjo” yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. “Mbah Dirjo” merupakan gerakan untuk mengurangi volume sampah organik di Kota Yogyakarta sebagai solusi alternatif atas ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir Piyungan karena kelebihan kapasistas. “Mbah Dirjo” yang merupakan singkatan dari mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja, mendorong Masyarakat kota untuk membuat biopori di Kawasan tempat tinggalnya. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan pembuatan biopori dan membuat kompos serta pembangunan biopori jumbo di 16 titik di 4 Rukun Warga (RW) di kawasan Kelurahan Giwangan, Yogyakarta. Hasil kegiatan pengabdian adalah tersedianya biopori sebagai tempat pembuangan sampah, terkuranginya volume sampah organik sampai 90%, 150 kilogram pupuk kompos dari biopori, dan peran aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan. Kegiatan menggalakkan biopori ini dapat dijadikan percontohan kelurahan lain di kota Yogya agar permasalahan sampah Kota Yogyakarta dapat diatasi.