Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perubahan Kecepatan Aliran Sungai Akibat Perubahan Pelurusan Sungai Sriyono, Edy
Jurnal Semesta Teknika Vol 10, No 1 (2007): MEI 2007
Publisher : Jurnal Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh permeabilitas tanah (k), tinggi muka air (h), diameter pipa (D), panjang pipa (L), kedalaman pipa (l), dan luas pori (Af) terhadap debit aliran melalui pipa berpori (Q). Selain itu juga bertujuan untuk menentukan formula empirik hasil analisis dimensi debit aliran (Q) yang melalui pipa berpori.Penelitian dilakukan dengan cara membuat eksperimen fisik di laboratorium yang terdiri dari bak penelitian yang terbuat dari pasangan batu bata dan pipa berpori (jumlah pipa berpori seluruhnya 9 buah), yang kemudian diisi dengan pasir dan air pada berbagai macam variasi, kemudian besarnya debit aliran melalui pipa berpori diukur dengan gelas ukur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap debit (Q) adalah: permeabilitas tanah (k), diameter pipa berpori (D), panjang pipa berpori (L), kedalaman pipa berpori (l), luas pori (Af), dan ketinggian air di atas pipa berpori (h).Q = f (k, Af, L, l, D, h)Adapun formulasi empirik debit yang mewakili hubungan antara Q/k.L.D dengan Af.h/L.D.l adalah sebagai berikut ini. 
Perubahan Kecepatan Aliran Sungai Akibat Perubahan Pelurusan Sungai Edy Sriyono
Semesta Teknika Vol 10, No 1 (2007): MEI 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v10i1.851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh permeabilitas tanah (k), tinggi muka air (h), diameter pipa (D), panjang pipa (L), kedalaman pipa (l), dan luas pori (Af) terhadap debit aliran melalui pipa berpori (Q). Selain itu juga bertujuan untuk menentukan formula empirik hasil analisis dimensi debit aliran (Q) yang melalui pipa berpori.Penelitian dilakukan dengan cara membuat eksperimen fisik di laboratorium yang terdiri dari bak penelitian yang terbuat dari pasangan batu bata dan pipa berpori (jumlah pipa berpori seluruhnya 9 buah), yang kemudian diisi dengan pasir dan air pada berbagai macam variasi, kemudian besarnya debit aliran melalui pipa berpori diukur dengan gelas ukur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap debit (Q) adalah: permeabilitas tanah (k), diameter pipa berpori (D), panjang pipa berpori (L), kedalaman pipa berpori (l), luas pori (Af), dan ketinggian air di atas pipa berpori (h).Q = f (k, Af, L, l, D, h)Adapun formulasi empirik debit yang mewakili hubungan antara Q/k.L.D dengan Af.h/L.D.l adalah sebagai berikut ini. 
Pengembangan Potensi Lokal Daerah Melalui Pendaftaran Indikasi Geografis Untuk Memperkuat Potensi Ekonomi Masyarakat di DI Yogyakarta Asri, Dyah Permata Budi; Sriyono, Edy
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : MEMAKSIMALKAN POTENSI
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/snpm.v3i1.1247

Abstract

Potensi lokal di Yogyakarta cukup berlimpah dan perlu pengelolaan yang serius guna menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat maupun daerah setempat. Salah satu bentuk pengelolaan potensi lokal adalah dengan pendaftaran Indikasi Geografis. Secara hukum, jika untuk produk dan kekayaan alam yang telah terdaftar secara resmi dan dikeluarkan sertifikat Indikasi Geografis oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, maka negara akan memberikan perlindungan atas Indikasi Geografis dari pelanggaran dan penyalahgunaan hak. Selama ini perlindungan hukum Hak Kekayaan Intelektual hanya sebatas membahas mengenai merek, untuk Indikasi Geografis belum banyak dibahas, sehingga perlu ada pemahaman sekaligus pendampingan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat MPIG.Metode yang dipakai adalah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi dan pendampingan dalam pendaftaran Indikasi Geografis. Khusus untuk IG Kopi Robusta Merapi Sleman juga diberikan edukasi dan sosialiasi mengenai irigasi yang efektif dan optimal lahan kopi melalui sistem irigasi tetes untuk keberlangsungkan perkebunan kopi di daerah tersebut karena disebabkan oleh minimnya ketersediaan air. Hasil yang diharapkan adalah terbangunnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah akan arti pentingnya perlindungan IG dan pembuatan 2 buah buku Dokumen Deskripsi IG. Hasil pengabdian adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi pada dua wilayah yaitu Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul serta pembuatan buku Dokumen Deskripsi IG. Kesimpulan dalam pengabdian ini adalah masyarakat dan pemerintah daerah telah memahami arti penting IG dan melakukan pendaftaran Indikasi Geografis Kopi Robusta Merapi dan Indikasi Geografis Gerabah Kasongan Bantul.
Pendampingan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis Gerabah Kasongan Bantul, DI Yogyakarta untuk Menjaga Reputasi Potensi Lokal Daerah Asri, Dyah Permata Budi; Sriyono, Edy; Poerwoko, Ludfie Jatmiko Setyo
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung Vol. 5 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerabah dari Kasongan Kabupaten Bantul Yogyakarta, memiliki reputasi di pasar domestik maupun  internasional, diwariskan turun temurun lebih sari satu abad hingga saat ini. Seni kerajinan Gerabah Kasongan memiliki karakteristik ciri khas yang membedakan, yakni “teknik tempel”, sehingga menjadi produk unggulan daerah, yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat maupun pemerintah daerah setempat. Sehingga diperlukan perlindungan produk lokal terhadap potensi  pelanggaran oleh daerah maupun negara lain. Program pengabdian dilakukan melalui pendampingan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Indikasi Geografis (IG) Gerabah Kasongan sejak tahun 2019 dan pada bulan Maret 2024 Gerabah Kasongan resmi mendapatkan pengakuan negara melalui pemberian sertifikat IG Kasongan Bantul dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI. Inti Permasalahan adalah bagaimana bentuk perlindungan terhadap Gerabah Kasongan Bantul dan bagaimanakah metode pelaksanaan perlindungan tersebut dilakukan. Metode pemecahannya melalui edukasi terhadap arti pentingnya perlindungan Gerabah Kasongan, pembentukan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), dan pendampingan pendaftaran HKI IG. Hasil temuan saintifik,  bahwa perlindungan Gerabah Kasongan secara resmi akan mencegah pihak-pihak lain tanpa hak memanfaat kerajinan tersebut dan semakin meningkatkan manfaat ekonomi MPIG. Hasil implementasi metode adalah diberikannya perlindungan Gerabah Kasongan dengan sertifikat IG. Simpulan, saat ini produk Gerabah Kasongan Bantul telah resmi dilindungi IG, sehingga hal ini akan mendorong pengajuan IG lainnya  terhadap potensi lokal di Bantul.
Model Prioritas Penanganan Daerah Resapan Air (Recharge Area) di Wilayah Sungai Bengawan Solo Menggunakan Multi Criteria Decision Making dan Geographic Information System Sriyono, Edy
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol. 23 No. 2 (2021): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Department of Civil Engineering, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (901.68 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v23i2.2618

Abstract

Penentuan daerah resapan air (DRA) dipengaruhi oleh 14 parameter. Ke 14 parameter ini oleh para ahli ditentukan parameter yang dominan. Parameter utama adalah kondisi geologi, jenis lapis tanah permukaan, curah hujan dan kondisi kelerengan lahan. Masing-masing parameter memiliki bobot pengaruh tergantung kondisi wilayahnya. Sesudah DRA dapat ditentukan maka dapat pula ditentukan prioritas penanganan DRA tersebut. Metode yang digunakan terdiri dari proses pengembangan model MCDM dan proses overlay layer SIG. Analisis pengambilan keputusan yang paling tepat yaitu: Analytic Hierarchy Process (AHP) serta Analytic Network Process (ANP). Overlay antar parameter dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan bobot untuk mendapatkan skor akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 532.475,01 Ha DRA di Wilayah Sungai Bengawan Solo, terdiri dari 387.069,29 Ha Prioritas II dan 145.405,72 Ha Prioritas I. Luas total DRA sekitar 29,7% dari luar wilayah sungai. Dari hasil penentuan DRA, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri utama: Air tanah mengalir vertikal ke bawah, Air merembes masuk mencapai muka air tanah, Singkapan batuannya adalah lolos air serta tak jenuh air, Umumnya berupa perbukitan, Umur air tanah relatif muda, Badan serta puncak kerucut yang berasal dari gunung api, Pada karst memiliki retakan serta lubang pelarutan. Terdapat pula beberapa kawasan permukiman yang berada di DRA
Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Di Daerah Kering Gunungkidul Dengan Rain Driphonics System (RDS) Sriyono, Edy; Reja Putra Jaya
Retii 2024: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-19 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Most of the Gunungkidul district area is dry, barren rain-fed land with an area of ​​42,000 ha and a fairly high average rainfall of 1889.66 mm/year. So far, this rainfall can only be utilized during the rainy season, while during the dry season there is still a shortage of water because the excess rainwater flows directly on the surface and the rest is absorbed into the soil. The purpose of this study is to convert dry land into land for date palm plantations and their intercrops by maximizing the use of rainwater so that it is expected to maximize the socio-economic welfare of the surrounding community. With the Rain Driphonics System (RDS) method, the rainwater that falls is collected in reservoirs to then be channeled into the main reservoir pool, which is then pumped into the main reservoir pool and after adding liquid fertilizer from the water mixing tank, it is then channeled by gravity to the plantation land through the drip irrigation system. The analysis was carried out by calculating the amount of rainwater and then implementing it in the plantation demonstration plot. Based on the results of rainfall calculations, the highest mainstay discharge was obtained in January-II of 56.88 lt/sec, while the average water requirement for 40 main plants/date palms and intercrops was 0.08 lt/sec and by using a storage volume of 102 m3 and water savings, it can meet the needs for 1 year. So it can be concluded that by using RDS, it is proven that rainwater that falls in the rainy season can also be utilized in the dry season or in other words, rainwater that falls in the rainy season can be utilized throughout the year.