Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON Purnomo, Mego; Cahyo, Hanggoro Tri
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 10, No 1 (2012): June 2012
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v10i1.5543

Abstract

Bambu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai sifat mekanik yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan pengganti kayu maupun baja. Bambu sebagai bahan bangunan masih banyak digunakan sebagai bahan bangunan penunjang. Kurangnya penggunaan bambu sebagai bahan bangunan karena terbatasnya pengetahuan tentang bambu. Rigid pavement adalah salah satu contoh konstruksi beton bertulangan baja. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang bambu bahan baja pada tulangan jalan beton dapat digantikan dengan bambu. Penelitian ini meliputi penelitian sifat mekanik dan fisik bambu, pengujian lentur beton bertulang, Rancangan tulangan balok yang digunakan adalah bambu walesan dengan diameter antara 10 – 20 mm. Tebal benda uji 20 cm lebar 15 cm dan panjang 230 cm. Rata-rata beton uji memiliki kuat tekan 22,15 MPa dan rata-rata berat satuan 2,39.10 -5 N/mm . Dari pengujian tiga bagian bambu walesan (pangkal, ujung, ros) didapat kuat tarik bambu walesan (fu) bagian pangkal 171,675 MPa dengan nilai E 5722,5 MPa, fu bagian ujung165,375 MPa dengan nilai E 5512,5 MPa, fu bagian ros 147,15 MPa dengan nilai E 4900 Mpa. Beban ultimit balok 1 sebesar 8,085 KN, beban ultimit balok 2sebesar 12,25 KN dan beban ultimit balok 3 sebesar 12,985 KN. Ketiga benda uji menunjukkan bahwa keruntuhan balok diawali dengan retak lentur. Keruntuhan tidak terjadi pada daerah dengan tulangan geser yaitu pada jarak 625 mm dari masing-masing ujung balok. Runtuh lentur ditandai dengan retak-retak tegak lurus di daerah tulangan tarik. Keruntuhan balok ditandai dengan sebagian bambu telah putus dan balok tidak mampu menahan beban lagi. Penggunaan bambu untuk tulangan jalan beton direkomendasikan untuk beban kendaraan 9 ton dengan ketebalan pelat 20 cm, mutu beton fc’ 21,08 Mpa, dan luas tulangan bambu 3080 mm 3 2 .
PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON Purnomo, Mego; Cahyo, Hanggoro Tri
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 10, No 1 (2012): June 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v10i1.5543

Abstract

Bambu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai sifat mekanik yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan pengganti kayu maupun baja. Bambu sebagai bahan bangunan masih banyak digunakan sebagai bahan bangunan penunjang. Kurangnya penggunaan bambu sebagai bahan bangunan karena terbatasnya pengetahuan tentang bambu. Rigid pavement adalah salah satu contoh konstruksi beton bertulangan baja. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang bambu bahan baja pada tulangan jalan beton dapat digantikan dengan bambu. Penelitian ini meliputi penelitian sifat mekanik dan fisik bambu, pengujian lentur beton bertulang, Rancangan tulangan balok yang digunakan adalah bambu walesan dengan diameter antara 10 – 20 mm. Tebal benda uji 20 cm lebar 15 cm dan panjang 230 cm. Rata-rata beton uji memiliki kuat tekan 22,15 MPa dan rata-rata berat satuan 2,39.10 -5 N/mm . Dari pengujian tiga bagian bambu walesan (pangkal, ujung, ros) didapat kuat tarik bambu walesan (fu) bagian pangkal 171,675 MPa dengan nilai E 5722,5 MPa, fu bagian ujung165,375 MPa dengan nilai E 5512,5 MPa, fu bagian ros 147,15 MPa dengan nilai E 4900 Mpa. Beban ultimit balok 1 sebesar 8,085 KN, beban ultimit balok 2sebesar 12,25 KN dan beban ultimit balok 3 sebesar 12,985 KN. Ketiga benda uji menunjukkan bahwa keruntuhan balok diawali dengan retak lentur. Keruntuhan tidak terjadi pada daerah dengan tulangan geser yaitu pada jarak 625 mm dari masing-masing ujung balok. Runtuh lentur ditandai dengan retak-retak tegak lurus di daerah tulangan tarik. Keruntuhan balok ditandai dengan sebagian bambu telah putus dan balok tidak mampu menahan beban lagi. Penggunaan bambu untuk tulangan jalan beton direkomendasikan untuk beban kendaraan 9 ton dengan ketebalan pelat 20 cm, mutu beton fc’ 21,08 Mpa, dan luas tulangan bambu 3080 mm 3 2 .
Aspek-aspek Hidraulik Keruntuhan Bangunan Pengendali Sedimen Kedung Ringin Utomo, Karuniadi Satrijo; Cahyo, Hanggoro Tri
Dinamika Rekayasa Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2020
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2020.16.2.283

Abstract

Keruntuhan bangunan hidraulik check dam merupakan suatu fenomena keruntuhan bangunan hidraulik yang penting dikaji, khususnya ditinjau dari aspek-aspek hidraulik yang menyebabkan keruntuhan bangunan. Kajian keruntuhan bangunan Check dam dalam artikel ini mengambil kasus fenomena keruntuhan Bangunan Pengendali Sedimen (BPS) Kedung Ringin di wilayah Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa keruntuhan bangunan tersebut dipicu sufosi dan boiling oleh rembesan di bawah spillway. Perbaikan keruntuhan bangunan tersebut harus dilakukan dengan mengganti seluruh bagian spillway dengan memasang material baru disertai pengawasan lebih ketat dalam pekerjaan pelaksanaan mengacu pada spesifikasi teknis yang ditetapkan. Diperlukan pula pemasangan turap di bawah spillway baru minimal sepanjang 4 m dari dasar spillway untuk mengantisipasi terjadinya sufosi di masa datang