Pada dasarnya sistem MBM madrasah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas yang utama, mengendalikan pendidikan , dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBM juga merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang memberi tawaran khusus kepada madrasah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi siswa. Hal ini juga berpotensi untuk meningkatkan kinerja staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahamankepadamasyarakat terhadappendidikan. Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau perasaan tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan yang seperti ini disebut emosi. Beberapa macam emosi antara lain, gembira, bahagia, semu, terkejut, benci, senang, sedih, was-was dan sebagainya. Penerapan MBM yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat yaitu: Keputusan ada ditangan orang-orang yang kompeten, Peluang bagi seluruh anggota sekolah, Kreativitas dalam merancang bangun program pembelajaran. Sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah, Anggaranyanglebih realistik terhadap batasan pengeluaran, dan biaya program- program sekolah,Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru, dalam pola pendekatan ini EQmenjadi solusi untuk pengelolaan perasaan dan Tiga langkah utama mengembangkan Emosional Quotient (Kecerdasan Emosi) adalah, “membuka hati, menjelajahi emosi, dan bertanggung jawab.