Maftuh Maftuh
Institut Keislaman Abdullah Faqih

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sekolah dan Problem Pemberdayaan Masyarakat Maftuh Maftuh
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.306 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i1.5

Abstract

Keprihatinan bangsa yang tengah dilanda krisis dalam berbagai aspek kehidupan –dan mulai merangkak naik– membuat peran pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah, dipertanyakan. Dengan melihat kondisi riil yang ada, seperti maraknya tawuran pelajar, merebaknya narkoba, dan beberapa perilaku yang menyimpang dari norma-norma agama dan budaya, seperti pergaulan bebas, membuat peran pendidikan di sekolahlah yang bertanggung jawab terhadap berbagai permasalahan yang menyelimuti generasi penerus bangsa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan sering pula dijadikan sebagai kambing hitam terhadap ketidakberhasilan -untuk tidak dikatakan kegagalan- dalam membentuk moral bangsa
Intelegensi Sebagai Faktor Belajar Maftuh Maftuh
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.075 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.12

Abstract

Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat inteligensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat inteligensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya inteligensi yang kita miliki bisa meningkat atau berubah
ISLAM DAN DEMOKRASI DARI ERA TAHTAWI HINGGA GHANNOUCHI Maftuh Maftuh
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 16 No. 1 (2020)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.829 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v16i1.246

Abstract

Abstract: This research was conducted to examine the history of debate among Muslim intellectuals about Islam and democracy from the Tahtawi to Gannouchi eras, and its relevance to contemporary Islamic movements in parts of the Arab world. A long discussion of Azzam Tamimi's writings on the relationship between Islam and democracy, with a historical approach, leads to a conclusion. In the Islamic tradition, there are at least two major variants, namely fundamentalist and modernist groups. Fundamentalist groups are generally more rigid when adapting democracy to Islam, even shifting towards radicalism; while modernists are more adaptative in accepting democratic discourse. The results of this study can take an understanding that the concepts discussed by the characters. From the Tahtawi era to Gannouchi, it has had a distinct significance in the contribution of discourse between Islam and democracy. These concepts have clearly contributed to or input in the link between Islam and democracy. Although, some figures appear to be taking careful steps in explaining their ideas, so as not to be followed by Western democratic thinking which is rather free.Keyword: Islamic Democratic, Contemporary Islamic movement
USHUL FIQH MENURUT PERSATUAN ISLAM (PERSIS); TELAAH KRITIS TENTANG LEGISLASI HUKUM AGAMA DEWAN HISBAH Maftuh Maftuh; Muhammad Najib
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 17 No. 01 (2021): JANUARI
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.665 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v17i01.355

Abstract

Abstrak: Persatuan Islam (PERSIS) adalah jam’iyah sekaligus harakah diniyah Islamiyah (gerakan keagamaan), sejak awal berdirinya telah menjadikan faham Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah sebagai basis teologi (dasar ber-aqidah) dan mengakui, namun tidak selalu mengikuti, salah satu dari berbagai madhhab dalam berfiqih, baik Hanafi, Maliki, Shafi’i, Hanbali maupun yang lainnya. Dengan tidak mengikuti salah satu di antara madhhab fiqih ini, menunjukkkan elastisitas dan fleksibilitas sekaligus memungkinkan bagi PERSIS untuk tidak terikat kepada madhhab secara total atau dalam beberapa hal yang dipandang sebagai kebutuhan (hajat). Hampir dapat dipastikan bahwa fatwa, petunjuk dan keputusan hukum yang diberikan oleh ulama PERSIS tidak bersumber dari madhhab-madhhab tertentu. Persatuan Islam (PERSIS) termasuk golongan moder-nis-tekstualis. Hal ini terbukti dengan metode-metode yang digunakan dalam menarik satu hukum yang terdiri dari analisis kebahasaan dan analisis nalar. Akan tetapi, sekali lagi ditekankan bahwa posisi akal tetap berada di bawah al-Qur’ān dan al-Hadīth sebagai sumber yang absolut dan tidak dapat diungguli oleh sumber yang nisbi yakni akal itu sendiriKata Kunci : Hukum Agama, Ushul Fiqh.