Asep Ahmad Arsyul
IAI Tasikmalaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Paradoks Identitas Kaum Salafis Asep Ahmad Arsyul
Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf dan Peradaban Islam Vol. 1 No. 2 (2021): Hikamia
Publisher : Ma'had Aly Idrisiyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.412 KB) | DOI: 10.58572/hkm.v1i2.13

Abstract

Pola keberagamaan kaum salafisme sejatinya menampakkan iden-titas keagamaan yang heterogen. Karenanya, pembacaan atas sala-fisme yang dilakukan oleh tulisan ini mutlak perlu dibedah melalui pendekatan ideologis dus sosiologis, mengingat kompleksitas anasir yang dikandung oleh salafisme sendiri. Kesimpulan awalnya seder-hana: (1) bahwa salafisme sebagai sebuah organisme yang hidup berkorespondensi dengan perilaku adaptif terhadap semua kategori sosial yang terus mempengaruhinya, baik secara negatif maupun positif, dan (2) salafisme sebagai sebuah doktrin sangat dominan menegasikan selain dirinya dari rumah besar al Firqah an Najiyah dan/atau Ahl Sunnah wal Jama’ah. Alih-alih menganggapnya sebagai mitra kerja potensial, malah memandangnya sebagai musuh ideo-logis yang – bilamana perlu–, harus dialienasi dari realitas kehi-dupan sosial. Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis pergeseran makna salafisme yang dalam perkembangannya selalu menuai perdebatan klaimitas yang tak pernah selesai [contentious label]. Kecuali itu, pergumulan antar identitas salafisme dengan dimensi kehidupan sosio-politik yang mengiringinya menjadi penting untuk dikaji oleh artikel ini. Sisi lain yang tak kalah penting untuk dianalisis adalah relasi intra/inter personal yang dibangun oleh setiap varian iden-titas salafisme, berkaitan dengan pandangannya terhadap kelompok in group atau out group. Maka pertanyaan riset dari risalah ini adalah: Pertama, apa dan ba-gaimana makna salafisme sesungguhnya? Kedua, bagaimana ideo-logi salafisme menerjemahkan identitasnya ke dalam segmentasi kehidupan sosio-politik secara umum? Dan bagaimana pula posisi lain [the others] di dalam pandangan dunia kaum salafisme? Semen-tara itu, metode dan pendekatan riset yang digunakan dalam risalah ini sepenuhnya bersifat library research dengan beberapa pendekat-an historis, analisis deskriptif dan fenomenologis.
Gerakan Sosial Tarekat Idrisiyyah; (Melacak Akar Moderasi dalam Konsep Tasawuf Sanusiyyah Asep Ahmad Arsyul
Hikamia: Jurnal Pemikiran Tasawuf dan Peradaban Islam Vol. 3 No. 2 (2023): HIkamia
Publisher : Ma'had Aly Idrisiyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58572/hkm.v3i2.36

Abstract

Simplifikasi dan generalisasi atas sufisme sebagai momok keterbelakangan peradaban Islam merupakan upaya rasionalisasi yang nir-objektif. Karena itu, pembahasan ini menjadi penting untuk diteliti karena posisinya hendak mengklarifikasi problematika yang menyelimuti karakter dan hakekat tasawuf itu sendiri, melalui penelaahan mendalam terhadap tarekat Idrisiyyah. Atas dasar pernyataan itu, maka persoalan yang dikaji akan dibatasi oleh dua pertanyaan saja, yaitu; pertama, bagaimana sejarah perkembangan gerakan Sanusiyyah hingga ke tarekat Idrisiyyah?; dan kedua, bagaimana konsep moderasi perspektif tarekat Sanusiyyah? Dengan demikian, kajian ini akan mengandalkan jenis penelitian library research dengan alur pendekatan historis-sosiologis. Dalam konteks itu, asumsi yang melatari analisis wacana terhadap lokus terikat memunculkan satu pandangan umum sementara bahwa kemampuan tarekat Idrisiyyah sebagai sebuah gerakan sosial dalam proses mengadapsi tuntutan perubahan sosial yang begitu cepat didasarkan atas sistem keberagamaan terbuka yang meniscayakan seperangkat perilaku modern yang inklusif.