Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tatanan Spasial Pura Paibon Warga Pemeregan di Denpasar Mahaputra, Bayu
Arsir Vol 6, No 1 (2022): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v6i1.4561

Abstract

Tatanan spasial pura dibagi atas beberapa bagian, pembagian tergantung dari besar kecilnya pura serta kedudukan pura di masyarakat. Secara garis besar pembagian pura terdiri dari eka bhuwana, dwi bhuwana, tri bhuwana dan sapta bhuwana. Secara spasial, konsep pura biasanya terbagi menjadi tri mandala atau sanga mandala. Berdasarkan pernyataan tersebut, tersirat bahwa, tatanan spasial pura diikat oleh pembagian ruang yaitu eka bhuwana, trimandala dan sanga mandala. Namun dengan beragam jenis-jenis pura yang ada di Bali, perlu dilakukan penelitian secara spesifik untuk mengetahui tatanan spasial yang diterapkan di pura paibon. Penelitian ini mengambil lokus yaitu Pura Paibon Warga Pemeregan di Jalan Kepundung Denpasar. Berangkat dari teori tentang tatanan spasial Pura. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, pendekatan penelitian studi kasus, teknik analisis data kualitatif secara interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tatanan spasial Pura Paibon Warga Pemeragan terbagi menjadi tiga pembagian ruang, yaitu jeroan sebagai utama, jaba tengah sebagai madya dan jaba sisi sebagai nista. Pembagian spasial ini melambangkan Tri Loka (Bhur, Bhuwah, Swah) dan melambangkan tri mandala dengan menggunakan sumbu suci yaitu matahari terbit dan sumbu terendah/nista yaitu matahari terbenam.
Identifikasi Tipologi Arsitektur Pelinggih Padmasana di Pura Mertasari Denpasar Mahaputra, Bayu
Akses: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ngurah Rai Vol 15 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70358/jurnalakses.v15i1.1063

Abstract

Padmasana merupakan salah satu bentuk bangunan suci umat Hindu. Padmasana dinyatakan sebagai pengejawantahan alam semesta. Ditinjau berdasarkan tipologi arsitektur, secara umum terdapat tiga tipologi padma, yaitu padma capah, padmasari dan padmasana. Ditemukan permasalahan salahnya penyebutan tipologi pelinggih Padma di Pura Mertasari Denpasar oleh warga pengempon. Berlandaskan permasalahan tersebut, perlu dilakukan kajian ilmiah secara spesifik membahas tipologi Padma di Pura Mertasari, dengan demikian penelitian ini menjadi landasan ilmiah dan sumber pengetahuan tentang tipologi Padma di Pura Mertasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelinggih padma di Pura Mertasari memiliki tipologi secara rinci yaitu bagian tepas yang terdiri dari palih segara tanpa bedawang nala. Bagian batur terdiri dari 3 palih, yaitu palih bumi pada bagian bawah, palih sancak pada bagian tengah dan palih taman pada bagian atas. Bagian sari terdiri dari rong yang dilengkapi palih taman dibagian bawahnya. Dengan demikian tipologi padma di Pura Mertasari adalah Padmasari.
Application of the Bale Meten Architectural Concept on the Spatial Order Jeroan of Pura Mertasari Denpasar Mahaputra, Bayu; Mariada Rijasa, Made; WItarka Yudiata, Ketut
ASTONJADRO Vol. 12 No. 1 (2023): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v12i1.8551

Abstract

Pura Mertasari is a temple located on Jalan Kepundung, Denpasar-Bali. The spatial concept of this temple is tri mandala, with the main zone functioning as the offal, the middle zone functioning as the middle jaba and the nista zone functioning as the jaba sisi. However, in addition to the macro spatial division, the uniqueness of the micro spatial division of the jeroan pura was found. The spatial division in the jeroan of this temple is called the architectural concept of bale meten. The bale meten architectural concept is a unique concept. However, a problem was found, namely there has been no similar research that examines this concept. Thus, departing from the aim of enriching scientific studies of Balinese architecture which is applied to the spatial of temples and the desire to study the architectural concept of bale meten on the spatial of temple innards scientifically, this research needs to be carried out. So that in the future this research can be used as reading material and knowledge about the application of the architectural concept of bale meten in the spatial of temple innards. This research method is descriptive qualitative with a case study approach. The result of the research is that the innards of the temple are manifested like the concept of the bale meten space. This finding is confirmed by the division of three elements of the spatial hierarchy, namely the main function as gedong in the bale meten and as a spatial pelinggih on the innards of the temple, madya as the terrace of the owner of the house in the bale meten and as the canopy of pelinggih / place to put ceremonial facilities on the innards of the temple, and nista as the visitor's terrace in the bale meten and as a place for pengempon in the jeroan of pura.