Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSEP ARSITEKTUR BALI APLIKASINYA PADA BANGUNAN PURI Budihardjo, Rachmat
Nalars Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Arsitektur Bali yang kita kenal sampai dengan saat kini adalah merupakan arsitektur vernakuler yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya dalam perkembangan kepariwisataan di Bali. Salah satu dampak kepariwisataan adalah terjadinya perubahan status sosial yang lebih baik pada sebagian masyarakat (termasuk keluarga Puri) dan berakibat pada perubahan setting tata ruang dan tata bangunan (arsitektural) sesuai dengan tingkat perkembangan kebutuhan untuk masa kini dan masa yang akan datang. Puri yang pada masa lampau merupakan pusat pemerintahan dan aktivitas masyarakat di sekitarnya juga sekaligus menjadi tempat tinggal raja beserta keluarganya eksistensinya sampai dengan saat kini masih ada termasuk komposisi masyarakat Bali yang dibedakan menurut kasta masih juga bertahan ditengah-tengah perubahan jaman. Studi mengenai Puri yang ditelusuri sejak awal (masa lampau), saat sekarang dan upaya menjaga eksistensinya untuk masa yang akan datang tentunya akan menjadi topik yang urgen dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya terkait dengan bidang sosial, budaya dan arsitektur Kata Kunci: Arsitektur Bali, Bangunan Puri ABSTRACT. Balinese architecture that we know nowadays is a vernacular architecture that grows and develops in the middle of the society in the development of tourism in Bali. One of the impacts of tourism is the change of social status to be better one on some part of community (including family of Puri). This change will affect to the changes of setting layout and building layout (architectural) referring to the development needs for the present and the future. Puri which in the past was the center of government and community activities in the surrounding area and also become a place for the royal family, their existence still remain the same, including the composition of the people of Bali which are differentiated by caste still survive in the middle of changing times. A study of Puri has been traced from the beginning (of the past), the present and the efforts to maintain its existence for the foreseeable future will certainly be an urgent topic and interesting for the development of science, particularly in relation to social,cultural and architectural. Keywords: Balinese Architecture, Building of Puri
SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN PENGARUHNYA TERHADAP ARSITEKTUR BALI Budihardjo, Rachmat
Nalars Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Membicarakan sistem pemerintahan kerajaan di Bali, tidak bisa dilepaskan oleh adanya pengaruh agama Hindu. Konsep Negara Klasik di Indonesia dipengaruhi oleh dua pusat peradaban yaitu India dan Cina, khususnya mengenai masalah kosmis-magis, angka-angka, benda keramat, para pemimpin, geografi, posisi dan lain-lain. Sistem pemerintahan kerajaan di Bali berawal dari sejak zaman Bali Kuno sampai dengan zaman Awal Kemerdekaan. Puncak kejayaannya terjadi pada zaman Majapahit atau setelah adanya ekspedisi patih Gajah Mada berhasil menaklukkan Bali. Pengaruh agama Hindu, terutama setelah kedatangan Pendeta dari Jawa Timur : Empu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha / Dang Hyang Dwijendra sangat mendominasi pada perkembangan dan perbaikan segi-segi kehidupan dan sistem pemerintahan kerajaan di Bali, termasuk perkembangan arsitekturnya baik pada jenis bangunan Parahyangan, Pawongan ataupun Palemahan. Pada mulanya keraton di Bali disebut dengan “Pura” seperti : Linggarsa Pura (Samprangan, Gianyar), Sweca Pura (Gelgel) dan Semara Pura (Klungkung), setelah beberapa generasi kekuasaan di Klungkung dilakukanlah perubahan sebutan : Pura untuk fungsi bangunan Kahyangan / Suci dan Puri untuk fungsi bangunan Pawongan / Keraton.  Kata Kunci: sistem pemerintahan, kerajaan, arsitektur Bali ABSTRACT.  Talking about the royal government system in Bali, it cannot be separated  by the influence of Hindu religion. The concept of classic country in Indonesia had been affected by the two centers of civilization, namely Indian and China, particularly on the issue of cosmic-magical, numbers and figures, sacred objects, leaders, geography, and other positions. System of royal government in Bali had began from the days of the Ancient Bali to Early Independence era. The peak of the victory had occured at the era of Majapahit  after the expedition of Gajah Mada in conquering Bali. Influence of Hindu religion, especially after the arrival of Reverend from East Java: Empu Kuturan and Dang Hyang Nirartha / Dang Hyang Dwijendra was very dominating on the development and improvement of aspect of life and system of royal government in Bali. The influence also affected the development of architecture in both building types Parahyangan, Pawongan or Palemahan. At early time, mostly palaces in Bali have called "Pura" such as: Linggarsa Pura (Samprangan, Gianyar), Sweca Pura (Gelgel) and Semara Pura (Klungkung), after several generations of power in Klungkung have undertaken designation change: Pura for building which has a function as a sacred place/ Kahyangan and  Puri for building which has function for Pawongan building/ palace. Keywords: system of government, royal, architecture of Bali
EVALUASI DESAIN KANTIN BERDASARKAN PREFERENSI MAHASISWA: SEBUAH ANALISIS ISI Pramudito, Sidhi; Budihardjo, Rachmat
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: In a design process cycle, evaluation activities are important things to do. Design evaluation or also known as post-occupancy evaluation is a testing activity of a building, to see whether the design of the building is effective enough and in accordance with the needs of the user. In this study, researchers wanted to evaluate the condition of the canteen at Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). The canteen with all its dynamics, is an important building in the campus life. The variety of activities and users causes the canteen to have a flexible and adaptive design. In this case, the design evaluation was carried out based on the student's preferences, the results of which are expected to be used as a recommendation if a redesign will be carried out in the future. This research is a qualitative research with a grounded theory approach. Data was collected by non-random sampling method with accidental sampling technique using online questionnaires. The data obtained were then analyzed using content analysis methods, namely open coding, axial coding, and selective coding to find the tendency of student preferences as the design evaluation stage. From the results of the analysis, it was found that the open canteen design is an advantage that is of interest to students because it can create good air circulation. But on the other hand, the open design turned out to also have an unfavorable impact because the heat and pollution were also felt by students when they were in the canteen. Based on this, it can be concluded that there is a need for design consolidation so that the dominant factors related to the advantages and disadvantages of canteen design at UAJY can synergize with each other to achieve an ideal canteen design in the future.Abstrak: Dalam sebuah siklus proses perancangan, kegiatan evaluasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Evaluasi desain atau juga dikenal dengan istilah evaluasi purna huni merupakan kegiatan pengujian suatu bangunan, untuk melihat apakah desain bangunan tersebut sudah cukup efektif dan sesuai dengan kebutuhan pemakai. Dalam penelitian ini, peneliti hendak melakukan evaluasi terhadap kondisi kantin kantin di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Kantin dengan segala dinamikanya, merupakan bangunan yang cukup penting di lingkungan kampus. Beragamnya aktivitas dan pelaku, menyebabkan kantin harus memiliki desain yang fleksibel dan adaptif. Pada kasus ini, evaluasi desain dilakukan berdasarkan preferensi mahasiswa yang kemudian hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai rekomendasi apabila akan dilakukan perancangan ulang di masa yang akan datang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data dilakukan dengan metode non-random sampling dengan teknik accidental sampling menggunakan kuisioner online. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi yaitu open coding, axial coding, dan selective coding untuk menemukan kecenderungan preferensi mahasiswa sebagai tahap evaluasi desain. Dari hasil analisis ditemukan bahwa desain kantin yang terbuka merupakan keunggulan yang diminati oleh mahasiswa karena dapat menciptakan sirkulasi udara yang baik. Namun di sisi lain, desain terbuka ternyata juga memberi dampak yang kurang baik karena hawa panas dan polusi juga dirasakan oleh mahasiswa ketika berada di dalam kantin. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya konsolidasi desain agar faktor dominan terkait keunggulan dan kekurangan desain kantin di UAJY dapat saling bersinergi untuk mencapai desain kantin yang ideal di masa yang akan datang.
Konsep & Desain Fasilitas Olah Raga Terpadu Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul budihardjo, rachmat
Seminar Nasional Penelitian dan Abdimas Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/senapas.v2i1.9329

Abstract

Abstract Caturharjo Village, Pandak Distriict, Bantul Regency has a lot of potential, including natural resources, human resources and community self-help which can be developed as a Tourism Village. The Caturharjo Village area includes hills, irrigated and rain-fed rice fields. For this reason, it is very suitable as a maountainous and agricultural agra area. Apart from that, the potential for art, community activity in sports, cultural and craft activities is also very supportive, Community Service Activities (ABDIMAS) which is part of the collaboration between the Regional Planning Agency (Bappeda) of the Bantul Regency Government and the Architecture Study Program, Faculty of Engineering, Atma Jaya University Yogyakarta. The activity program that will be carried out is making a plan and design of sport facilities which is named the activity “Concept and Design of Integrated Sports Facilities, Caturharjo Villages, Pandak District, Bantul Regency”. The aim is to provide assistance to the community through the Community Partnership-Based Design Service Program. The method used to achive this goals is problem solving through a bottom-up planning and design process (based on the ideas of the user community) through Focus Group Discussions (FGD). Keywords : Concept and Design, Sports Facilities, Integrated
Pemetaan Pola Perilaku Pengguna Koridor Kampung Sebagai Ruang Publiik Pada Kampung Sosrowijayan Wetan, Yogyakarta Suban Taran, Agustinus Fuan; Budihardjo, Rachmat
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 1 (2023): Volume 1 Issue 1 Februari 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Suatu Kawasan, ruang yang paling memungkinkan untuk terjadinya interaksi sosial adalah pada ruang terbuka publik. Ruang publik ini dapat diuraikan sebagai bentuk dasar dari ruang terbuka terletak di luar massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang, dengan ini memberikan kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan. Ruang publik yang sangat dekat dengan masyarakat adalah koridor jalan atau gang, karena koridor ini yang menjadi akses terhadap manusia dengan manusia lainnya maupun manusia dengan lingkungan sekitar. Koridor atau gang-gang pada kampung Sosrowijayan Wetan ini tidak hanya berfungsi sebagai akses penghubung antara jalan sosrowijayan dengan jalan pasar kembang namun juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat menjadi ruang untuk berinteraksi dengan tetangga maupun dengan wisatawan yang melewati ataupun menginap di hotel dan homestay yang ada di dalam kampung. Pada penelitian ini akan memetakan pola perilaku pengguna koridor kampung sosrowijayan wetan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data yang dipakai adalah data observasi dan pengamatan lapangan dan studi literatur. Kedua data dianalisis menggunakan Place Centered Mapping. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk pola perilaku dari pengguna koridor kampung Sosrowijayan Wetan sebagai ruang publik pada hari biasa dan pada akhir pekan. Hasil dari penelitian ini adalah peta dari bentuk-bentuk pola perilaku yang terjadi pada masing-masing koridor gang kampung Sosrowijayan Wetan.