Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Overview Metode Perencanaan Pengelolaan Lahan Bekas Penambangan Risal Gunawan; Nurkhamim; Rahmat Fauzan Izza
Retii 2021: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-16
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reklamasi lahan bekas penambangan, merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan pertambangan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan perencanaan yang baik, demi tercapainya pelaksanaan praktek tambang yang baik dan benar (good ming practice). Kegiatan pertambangan akan berdampak pada perubahan bentuk muka bumi dan tata guna lahan. Perencanaan reklamasi yang efektif dan efisien dimaksuudkan untuk dapat menjaga lingkungan dari kerusakan seperti hilangnya kesuburan tanah, lahan tandus, dan hilangnya produksi oksigen oleh hutan yang berdampak pada kehidupan manusia yang berkaitan dengan prinsip pembangunan berkelajutan. Agar dapat menjadi daerah yang bermanfaat dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya. Metode perencanaan reklamasi bisa menggunakan metode analisis SWOT, Sistem Informasi Geografi (SIG), metode evaluasi Fuzzy, metode Bibliometrik dan metode PROMETHEE
Metode Fitoremediasi dalam Pengelolaan Tanah Tercemar Timbal (Pb) pada Lahan Bekas Tambang, Berdasarkan Literatur Review Yudha Chrisman Mendrofa; Nurkhamim
Retii 2021: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-16
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum pengolahan air atau lahan tercemar di area penambangan dapat dilakukan menggunakan 2 macam metode. Metode pertama adalah metode aktif, yakni metode yang menggunakan penambahan bahan kimia secara langsung ke kolam tambang atau lahan reklamasi dengan tujuan untuk mereduksi senyawa pencemar. Banyak pelaku industri penambangan yang memilih cara ini. Cara ini sering diadopsi di dunia pertambangan karena selain mudah didapat, bahan kimia juga tergolong sangat praktis dalam penggunaannya, yaitu dengan cara menaburkan bahan kimia tersebut ke media yang tercemar dengan dosis tertentu. Namun dalam penggunaannya, bahan kimia tersebut memerlukan jumlah yang sangat banyak sehingga berpotensi memberikan biaya yang cukup mahal bila dilakukan secara terus-menerus. Metode kedua adalah metode pasif, yaitu suatu metode penanggulangan masalah air atau lahan tercemar dengan bantuan dari proses bio-geokimia tumbuhan yang direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat menangani permasalahan air atau lahan tercemar secara kontinyu. Salah satu teknik yang terkenal dari metode ini adalah teknik Fitoremediasi. Tujuan dari penelitian berdasarkan kajian literatur (literature review) ini adalah untuk mengetahui apakah adanya penurunan konsentrasi timbal (Pb) pada tanah dengan metode fitoremediasi, mengetahui seberapa besar efisiensi tanaman dalam menyerap logam berat timbal (Pb) pada tanah, dan mengetahui persebaran konsentrasi timbal (Pb) dalam bagian- bagian tanaman.
Eksplorasi Air Tanah di Daerah Bakarangan, Kec. Kusan Hulu, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan Ashady Adhe; Waterman SB; Nurkhamim
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Groundwater is water that flows in the sub-surface where the formation is called aquifer. The groundwater can be found tens or even hundreds of meters below the surface. On the other hand, layers that allow water to pass easily are called permeable layer, but impermeable has no ability to pass the water. Gravel, sand, pumice, and cracked rock are examples of the permeable. Clay or loam layers are examples for impermeable layer. Furthermore, according to its location, groundwater can be divided into shallow groundwater (phreatic groundwater) and deep groundwater (aresthetic groundwater). The shallow groundwater located above an impermeable layer with depth of 15 to 40 meters. The deep groundwater is commonly found between two impermeable layers with depth of more than 40 meters. This paper focused on the ground water exploration through resistivity geoelectric method. Moreover, the configuration in the method used was Schlumberger and Wenner-Schlumberger configuration. The combination of these two configurations provided a relatively high resolution picture finding the aquifer for both horizontally and vertically.
Perbandingan Hasil Deteksi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger, Wenner, Wenner-Schlumberger, Dipole-Dipole Dan Pole-Pole Ashady Adhe; Waterman SB; Nurkhamim
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is an essential resource for human being and the needs significantly increases from time to time. The highly demand of water may cause water scarcity. Based on that condition, groundwater exploration is urgently needed, where at least the location and depth of the groundwater can be identified through an accurate method. Geoelectric, on the other hand, is a geophysics method that is commonly used for identifying geology structures, including for groundwater exploration or identification. The objectivity of this research was to compare the geoelectric configuration accuracy, which Schlumberger, Wenner, Wenner-Schlumberger, Dipole-dipole, and Pole-pole were discussed. As a result, configuration of Wenner amd Wenner-Schlumberger showed the best results based on the vertical resolutiuon, the CST, and the sounding parameters.