Subur Wibowo
Akademi Analis Kesehatan Pekalongan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Hipokromasi Eritrosit dan Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) pada Penderita Ginjal Kronis di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Subur Wibowo; Fitrianingsih Fitrianingsih; Muhamad Salasa Dis Nahari
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol10.iss1.231

Abstract

The prevalence of Chronic Kidney Disease (CKD) in Indonesia in 2013-2018 has increased from 0.2% to 0.38%. Patients with CKD have low erythropoietin, so that the production of erythrocytes is disrupted and causes anemia. Anemia in CKD includes the type of normocytic-normochromic. Hypochromic occurs because iron reserves cannot be used in the process of erythropoiesis, resulting in decreased synthesis of hemoglobin. Erythrocytes will appear pale on the peripheral blood smear. Hypochromic is clinically associated with iron deficiency anemia. Changes in the color of the erythrocytes also indicate a state of immaturity of the cells, which causes erythrocyte hypochromacy. This study aims to determine MCH levels and erythrocyte hypochromatous abnormalities in patients with chronic kidney disease on hemodialysis therapy at Kraton Hospital, Pekalongan Regency. The research method used is descriptive, namely the type of research that describes the phenomenon of the object under study in the form of a narrative. The results of the analysis of the MCH values in the normal category were 25 samples (71.4%), the MCH values in the low category were 10 (28.6%). There were 9 samples (25.7%) of mild hypochromacy in the mild hypochromic category, 15 (42.9%) of moderate hypochromic category, 11 (31.4%) of severe hypochromic category. So it can be concluded that the MCH values in the normal category are more than in the low category and hypocracy in the moderate category is more than mild and severe hypochromacy.
Gambaran Kadar Jumlah Eritrosit Pada Pekerja Bengkel Motor Yang Terpapar Asap Kendaraan Bermotor di Sekitar Wiradesa Subur Wibowo; Suparyati
Jurnal Medika Husada Vol. 2 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Medika Husada
Publisher : Akademi Analis Kesehatan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59744/jumeha.v2i1.6

Abstract

Kendaraan bermotor di Indonesia mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Peningkatan tersebut menambah juga bengkel motor untuk pelayanan perbaikan dan perawatan. Dampak negatif dari proses perawatan dan perbaikan motor tersebut adalah tingginya tingkat polusi udara serta emisi, gas buangan kendaraan motor di tempat bengkel tersebut. Paparan dari asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan keracunan bagi tubuh manusia. Paparan timbal dengan kadar rendah yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama akan menghambat pembentukan sel darah merah. Efek keracunan timbal akan berpengaruh pada hasil indeks eritrosit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar jumlah eritrosit pada pekerja bengkel motor yang terpapar asap kendaraan bermotor di daerah Wiradesa kabupaten Pekalongan. Metode yang di lakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian di lakukan di laboratorium Hematologi Akademi Analis Kesehatan Pekalongan dengan sampel 25 orang, metode pemeriksaan perhitungan secara mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 25 responden memiliki nilai eritrosit normal dengan jumlah persentase 46% dan 14 responden memiliki nilai eritrosit rendah dengan jumlah persentase 64%
Gambaran Jumlah Leikosit Pada Perajin Batik Yang Terpapar Obat Batik di Desa Karangjompo Tahun 2021 Subur Wibowo; Nur Halimah
Jurnal Medika Husada Vol. 1 No. 2 (2021): Oktober : Jurnal Medika Husada
Publisher : Akademi Analis Kesehatan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59744/jumeha.v1i2.19

Abstract

Pewarna sintesis atau obat batik merupakan senyawa turunan dari hidrokarbon aromatic seperti benzene, toluene, naftalena, dan antrasena. Senyawa tersebut dapat melakukan kontak dengan tubuh melalui paru-paru, sistem pencernaan. Uap Benzena akan langsung diabsobsi oleh tubuh kemudian dengan cepat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Melalui pembuluh darah senyawa benzene di simpan di dalam sumsum tulang. Untuk mengetahui jumlah leukosit pada pengrajin batik yang terpapar obat batik di Desa Karangjompo tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit pada pengrajin batik yang terpapar obat batik di Desa Karangjompo tahun 2021. Jumlah populasi 58 dan didapat 17 sampel berdasarkan rumus slovin dan kriteria inklusi, eksklusi. Pemeriksaan dilakukan menggnakan kamar hitung improved neubauer dengan metode manual. Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada pengrajin batik yang terpapar obat batik di Desa Karangjompo tahun 2021 diperoleh nilai tinggi 8 dengan presentase (47%), normal 6 dengan presentase (35,3%) dan rendah 3 dengan presentase (17,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 sampel pada pemeriksaan jumlah leukosit pada pengrajin batik yang terpapar obat batik di Desa Karangjompo tahun 2021. Jumlah leukosit Tinggi dengan presentase (47%) responden.
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH YANG DIKERJAKAN SECARA LANGSUNG,DITUNDA 1,3 DAN 6 JAM PADA SERUM SIMPAN DENGAN SUHU 2-8 ºC Indah Fitriyani; Subur Wibowo
Jurnal Medika Husada Vol. 2 No. 2 (2022): Oktober: Jurnal Medika Husada
Publisher : Akademi Analis Kesehatan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59744/jumeha.v2i2.27

Abstract

Pemeriksaan glukosa darah merupakan pemeriksaan rutin bagi penderita diabetes. Pemeriksaan yang cepat, tepat dan murah sudah menjadi tuntutan bagi semua laboratorium klinik. Pemberian hasil yang sesuai klinis akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dan memberikan pengobatan. Jumlah pasien yang banyak terkadang membuat petugas laboratorium kewalahan dan harus menunda pemeriksaan, akan tetapi parameter tertentu akan menurun kadarnya jika ditunda pemeriksaanya tanpa penambahan zat pengawet. Glukosa darah yang diperiksa beberapa saat setelah pengambilan sampel dapat menurun kadarnya. Penurunan kadar glukosa disebabkan adanya proses glikolisis sel-sel darah. Jika glikolisis terjadi diluar tubuh sesudah sampel darah dikeluarkan tanpa zat pengawet maka akan menyebabkan penurunan kadar gula darah dengan kecepatan 7 mg/dl per satu jam. Untuk mengetahui persentase penurunan kadar glukosa darah yang dikerjakan secara langsung,ditunda 1,3 dan 6 jam pada serum simpan dengan suhu 2-8 °C. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan perhitungan menurut Arikunto didapat sampel sejumlah 22 mahasiswa, dikerjakan dengan metode GOD-PAP dengan spektrofotometer. Berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah pada 22 mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Pekalongan didapatkan rata-rata hasil glukosa darah dengan penundaan 1 jam adalah 102,82 mg/dl(7%), 3 jam 96,61 mg/dl (12,7%) dan 6 jam 87,97 mg/dl (18,8%). Terdapat penurunan pemeriksaan kadar gula darah setelah penundaan 1,3 dan 6 jamdengan variasi 7%, 12,7% dan 18,8%.