p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Inovasi Kurikulum
Wenny Fitria
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The effectiveness socialization of the Kurikulum Merdeka independently change in high schools Siak District Wenny Fitria; Dadang Sukirman
Inovasi Kurikulum Vol 20, No 1 (2023): Inovasi Kurikulum, February 2023
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v20i1.53644

Abstract

In the 2022/2023 school year, the Ministry of Education, Culture, and Research provides an opportunity for schools not Sekolah Penggerak to implement the Kurikulum Merdeka independently. Government support for schools that implement the IKM independently change is provided primarily by the Platform Merdeka Mengajar (PMM). In PMM, all information about the Kurikulum Merdeka is available and can accessed by teachers and schools. Socialization of the Kurikulum Merdeka is no longer provided through training and education, but teachers and schools learn independently by accessing the platform. Although PMM is a breakthrough in the world of Indonesian education, the implementation at the education unit level still reaps the pros and cons. There are still many teachers in Indonesia who are unaware of this government program regarding PMM. Using a qualitative method, the author wants to know how the effectiveness of the socialization of the Kurikulum Merdeka through PMM in schools in Siak District that implement the Kurikulum Merdeka through independent change. The results showed that using PMM in these schools was not optimal, teachers preferred that the socialization be carried out face-to-face with a capabilities trainer. AbstrakPada tahun ajaran 2022/2023 Kemendikbudristek memberi kesempatan kepada sekolah yang bukan Sekolah Penggerak untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri. Dukungan utama yang diberikan pemerintah kepada sekolah yang menerapkan IKM jalur mandiri adalah dengan menyediakan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Di PMM tersedia semua informasi tentang Kurikulum Merdeka yang bisa diakses oleh guru dan sekolah. Sosialisasi mengenai Kurikulum Merdeka tidak lagi diberikan melalui diklat-diklat dan pelatihan berjenjang, melainkan guru dan sekolah belajar mandiri dengan mengakses platform tersebut. Walaupun PMM merupakan terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia, tetapi penerapan dan penggunaannya di lapangan, masih menuai pro dan kontra. Masih banyak guru-guru di Indonesia yang belum mengetahui program pemerintah mengenai PMM ini. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis ingin mengetahui bagaimana efektivitas sosialisasi Kurikulum Merdeka melalui PMM di sekolah-sekolah di Kabupaten Siak yang menerapkan Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri berubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PMM di sekolah-sekolah tersebut belum maksimal, masih banyak guru yang tidak mengetahui keberadaan PMM tersebut, guru-guru lebih memilih sosialisasi dilakukan secara tatap muka dengan narasumber yang mempunyai kapabilitas di bidangnya.Kata Kunci: Kurikulum Merdeka; Platform Merdeka Mengajar; sosialisasi Kurikulum Merdeka
Analysis of problem-solving ability: Pólya's strategy and positive attitude Wenny Fitria; Rudi Susilana; Nanang Priatna
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74803

Abstract

Problem-solving is essential for individuals to face various challenges in the 21st century. Therefore, problem-solving has become a primary goal in mathematics curricula worldwide. However, despite its importance, problem-solving remains one of the most challenging aspects to grasp in mathematics education. Several studies have shown that appropriate strategies and a positive attitude toward problem-solving can help improve students' problem-solving abilities. In this study, the author will examine the implementation of Pólya's mathematical problem-solving strategy. Additionally, the study will explore students' attitudes toward problem-solving and how these attitudes influence their performance. Finally, the research will assess the combined impact of Pólya's strategy and students' attitudes on their problem-solving abilities. This study employs a qualitative approach using content analysis methods. The results show that the top ten students from one of the best schools in Siak Regency still struggle to solve simple problems. This failure is attributed to inappropriate strategies and a lack of a positive attitude toward problem-solving. The study concludes that mastering problem-solving strategies and fostering a positive attitude are crucial for students to become effective problem solvers. AbstrakPemecahan masalah adalah keterampilan penting yang dibutuhkan individu untuk menghadapi berbagai tantangan di abad ke-21, sehingga menjadi tujuan utama dalam kurikulum matematika di banyak negara. Meskipun penting, aspek ini tetap menjadi bagian yang paling sulit dipahami dalam pendidikan matematika. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa secara terpisah, strategi yang tepat serta sikap positif terhadap pemecahan masalah, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan strategi Pólya dalam pemecahan masalah matematika. Selain itu, penelitian ini juga akan mengeksplorasi sikap siswa terhadap pemecahan masalah dan bagaimana sikap tersebut mempengaruhi kinerja mereka. Akhirnya, penelitian ini akan menilai dampak gabungan dari strategi Pólya dan sikap siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten. Hasilnya menunjukkan bahwa sepuluh siswa terbaik di salah satu sekolah terkemuka di Kabupaten Siak masih kesulitan menyelesaikan masalah sederhana. Kesulitan ini disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang tepat dan sikap positif yang rendah terhadap pemecahan masalah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penguasaan strategi pemecahan masalah dan pengembangan sikap positif secara bersamaan sangat penting agar siswa dapat menjadi pemecah masalah yang lebih efektif.Kata Kunci: heuristic pólya; pemecahan masalah matematika; sikap positif.