Riset ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana fashion digunakan sebagai pembentuk identitas di komunitas Skateboard di Kota Bengkulu. Komunitas Skateboardsendiri adalah komunitas subkultur yang memiliki style fashion serta budayanya tersendiri, yang mana dari hal tersebut membuat mereka mempunyai gaya dalam berpenampilan dan identitasnya tersendiri. Riset ini adalah riset dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Riset ini di dalamnya dihubungkan dengan teori interaksi simbolik oleh George Herbert Mead terdiri atas tiga unsur dasar, yaitu Mind, Self, dan Society.Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam teori interaksi simbolik terdapat tiga unsur dasar dalam teori ini, yakni: adanya Mind, Self, dan Society. Mind (pikiran) adalah proses pemikiran, pembentukan dan penggunaan makna maupun simbol pada anggota komunitas Skateboard di Kota Bengkulu, simbol ini ditunjukkan melalui simbol nonverbal yang berupa fashion, Self (diri) proses mengaplikasikan simbol yang berupa fashion tersebut pada Self(diri) komunitas Skateboard di Kota Bengkulu serta merefleksikan diri tiap individu terhadap penilaian berdasarkan perspektif orang lain, Society (masyarakat) hasil proses Mind dan Selfyang berupa pembentukan sebuah simbol yang berupa fashion dikonstruksikan oleh anggota komunitas Skateboard di Kota Bengkulu di tengah masyarakat dan kemudian mengambil peran sebagai sebuah komunitas subkultur anak muda yang mempunyai identitas, ciri khas serta penampilannya tersendiri. Fashion pada komunitas Skateboard di Kota Bengkulu adalah fashion yang santai dan fungsional mencerminkan identitas budaya anak muda yang santai, rebel, tanpa beban dan menyukai kebebasan. Kata Kunci: Fashion, Identitas, Komunitas Skateboard, Komunikasi Antar Budaya