Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Kadar Low Density Lipoprotein pada Perokok Konvensional dan Perokok Elektronik (E-Rokok) Diana Eka Wahyuni; Kunti Dewi Saraswati; Rumeyda Chitra Puspita
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 1 (2020): Proceeding 1st Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.334 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v1i.19

Abstract

Perilaku merokok merupakan masalah kesehatan yang serius di dunia hingga sekarang. Bedasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2011, dampak buruk merokok membunuh sekitar 6 juta orang per tahun. Rokok dapat meningkatkan kadar LDL disebabkan oleh penyerapan nikotin dalam tubuh, melepaskan katekolamin, meningkatkan lipolisis, meningkatkan pelepasan asam lemak bebas, membuat produksi LDL berlebih. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kadar LDL pada perokok konvensional dan perokok elektronik (e-rokok). Penelitian ini mengunakan mini review dengan pendekatan literatur berfokus pada evaluasi beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel bebas perokok konvensional dan perokok elektronik serta variabel terikat yaitu kadar LDL Sumber pencarian literatur berbasis elektronik yang terindeks Sinta, Google Scholar, PubMed, Mendeley dan Scopus menggunakan kata kunci “smoke and lipid”, “lipid and e-cigararette” “lipid and tobacco” ,”LDL dan rokok elektronik”, “LDL dan Perokok” serta “lipid dan rokok” dilengkapi dengan DOI. Hasil penelitian dari 18 literatur terdiri dari 10 jurnal internasional, 3 jurnal nasional terakreditasi (Sinta 1-3), 5 jurnal nasional (terakreditasi Sinta 4-6 atau tidak terakreditasi). Disimpulkan 5 jurnal menyatakan merokok tidak meningkatkan kadar LDL, 10 jurnal menunjukkan merokok dapat meningkatkan kadar LDL, 1 jurnal menyatakan penggunaan rokok elektronik dan konvensional menghasilkan kadar LDL yang merugikan, 1 jurnal menyatakan kadar LDL perokok elektronik lebih tinggi, dan 1 jurnal menunjukan kadar LDL perokok konvensional lebih tinggi.
Gambaran Kadar Hemoglobin pada Perokok Elektrik Dinda Putri Nur Aisyiah; Rumeyda Chitra Puspita
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 1 (2020): Proceeding 1st Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.066 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v1i.26

Abstract

Rokok elektrik adalah salah satu jenis Nicotine Repleacement Therapy (NRT) yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk menghantarkan nikotin secara bertahap dalam bentuk uap. Perilaku merokok dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hemoglobin akibat tubuh kekurangan oksigen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada perokok elektrik. Studi literatur ini menggunakan metode literatur review dengan sumber pencarian literatur berbasis elektronik yang telah terakreditasi seperti google scholar, mendeley, sci-hub dan sumber database lainnya yang dilengkapi dengan DOI pada setiap artikel. Jurnal yang didapatkan tidak lebih dari 10 tahun penerbitan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa didapatkan 14 jurnal yang terdiri atas 8 jurnal internasional, 4 jurnal nasional terakreditasi dan 2 jurnal nasional tidak terakreditasi menyatakan bahwa 11 jurnal berpengaruh pada kadar hemoglobin dengan merokok dan 3 jurnal menyatakan tidak berpengaruh antara hemoglobin dengan merokok. Saran bagi penulis yaitu perlu dilakukan penelitian yang lebih luas dalam variable penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang mendetail, bagi pembaca perlu memahami dampak buruk jika terus menerus menghisap uap rokok elektrik sehingga sebaiknya menghindari merokok dan bagi masyarakat perlu kesadaran dampak buruk menghisap uap rokok elektrik bagi kesehatan sehingga lebih baik mengubahnya dengan gaya hidup sehat tanpa merokok, olahraga secara rutin dan atur pola makan sehat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Lanjut Usia Lucia Sincu Gunawan; Khofifah Tasha Widya Martha; Rumeyda Chitra Puspita
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.934 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.64

Abstract

Indonesia diperkirakan akan memiliki 63,31 juta penduduk lanjut usia pada tahun 2045, seiring angka harapan hidup yang meningkat. Peningkatan populasi lansia merupakan sebuah tantangan untuk pelayanan kesehatan Indonesia untuk mempersiapkan lansia yang sehat dan mandiri. Prevalensi anamia pada lansia sekitar 8-44%, merupakan suatu permasalahan kesehatan lansia yang menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada lansia. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan data primer pada bulan April-Juni 2022. Subjek penelitian 56 lansia di Dusun Candi baru Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dipilih dengan teknik purposive sampling. Data berupa hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik, menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anemia pada lansia di Dusun Candi baru Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dipengaruhi faktor penghasilan (OR=35.2; CI95% 2.7-452.5; p=0.006), tidak konsumsi sayuran hijau dan buah (OR=31.0; CI95% 1.0-944.5; p=0.049), tidak konsumsi daging (OR=37.6; CI95% 3.1-457.7; p=0.004), dan tidak konsumsi suplemen tambah darah (OR=63.4; CI95% 3.1-1291.0; p=0.007). Pentingnya kecukupan secara finansial dan pola makan yang tepat menjadi faktor yang diperlukan dalam mencegah anemia pada lansia. Kata kunci : anemia, lansia, faktor anemia
Perbedaan Kadar Kreatinin, Ureum dan Kalium pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Sebelum dan Sesudah Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Ade Indra Ratri Dewi; RM Narindro Karsanto; Rumeyda Chitra Puspita
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.786 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.73

Abstract

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang dibuktikan dengan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, serta peningkatan tindakan hemodialisis setiap tahunnya. Peningkatan kadar kreatinin, ureum dan kalium dalam darah mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal. Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal dengan membuang zat-zat dengan kadar berlebih seperti kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Bahan penelitian berupa data sekunder dengan total subjek sebanyak 36 sampel pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2022 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji statistik Paired Sample T Test dan uji Wilcoxon dengan p<0,05. Hasil uji Wilcoxon kadar kreatinin pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil dan p = 0,000 (p <0,05) sedangkan hasil uji statistik Paired Sample T Test kadar ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil masing-masing p = 0,000 dan p = 0,000 (p <0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis, yaitu terjadi penurunan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sesudah dilakukan terapi hemodialisis. Kata Kunci: gagal ginjal kronis; hemodialisis; kreatinin; ureum; kalium
Hubungan Kadar Kreatinin dengan Klorida pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Rumeyda Chitra Puspita; Rodiyah Ida Widiathi; RM Narindro Karsanto
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.018 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.77

Abstract

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan menifestasi penumpukan sisa metabolisme (toksik uremik) di dalam darah. Gagal ginjal kronik akan menyebabkan gangguan pada organ tubuh, hal ini karena toksin yang seharusnya dikeluarkan oleh tidak dapat dikeluarkan karena keadaan ginjal yang mengalami gangguan. Pengukuran kadar kreatinin dan klorida dapat digunakan sebagai salah satu diagnosis pemeriksaan untuk kreusakan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kreatinin dengan klorida pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 50 sampel pasien yang terdiagnosa gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengumpulan data menggunakan data rekam medik pemeriksaan kreatinin dan klorida pada pasien gagal ginjal kronik, setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai sig. 0,338 (>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara kadar kreatinin dengan klorida pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta