Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Perilaku Berpacaran pada Siswa Sekolah Dasar (SD) di Surakarta Sujoko Sujoko; Rosita Yuniati; RM Narindro Karsanto
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v18i1.6011

Abstract

Dating behavior lately is not only done by adolescents and adults, but has also spread to children, especially elementary school students. Elementary school students who should spend more time playing and socializing with their peers are now starting to be replaced. Elementary school students are no longer just playing and socializing, but they have begun to dare to channel their intimacy needs with the opposite sex through dating, which should be at this age when new students enter a latent period or a period where they have to hide their sexual urges with the opposite sex and more. lots to socialize with peers. This study aims to determine how the description of dating behavior in elementary school students, how they define dating, why and what kind of dating behavior they do. Is their dating style still normally acceptable or has it gone beyond the boundaries of social norms and the demands of their developmental task? The data collection method used in this study was interviews. The informants of this study were elementary school students in Surakarta. The informants of this research will be taken using incidental random sampling technique. The results of research on the description of dating behavior in elementary school students, especially in Surakarta, fall into the normal and normal categories. This is because the dating behavior carried out by the three informants is normatively acceptable because it does not lead to acts that violate the norms of society. In addition, in theory, dating at the age of 11 years or the transition from children to early adolescence (puberty) can be justified because indeed at these ages there is already an attraction to the opposite sex.
Edukasi Kanker Serviks dan Pemeriksaan PAP Smear Pada Ibu-Ibu Di RW 04 Mojosongo Surakarta lucia Sincu Gunawan; Kartinah Wiryosoendjoyo; Dwi Nur Indah Sari; NARINDRO KARSANTO
Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2019): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v3i1.2282

Abstract

The quality of public health needs to be improved through pap smear education and examination. This service activity was motivated by a lack of knowledge of cervical cancer and the willingness of residents to do pap smear examinations. The purpose of this service is to increase knowledge of cervical cancer, how to early detection and conduct pap smear examinations. This service is carried out in the form of education about cervical cancer and pap smear examination, reading of result and recommendation for prevent of cervical cancer.  This service was carried out for 2 meetings, which were attended by 20 womenin RW 04, Mojosongo, Surakarta. The results of this service can increase the knowledge about cervical cancer and its detection. The results of pap smear tests from 20 women were declared negative for cervical cancer.
Perbedaan Gambaran Fertilitas Analisis Sperma Pada Pasien Perokok dan Non Perokok di RSIA Restu Ibu Sragen Maria Rosari Paembong; Kunti Dewi Saraswati; RM Narindro Karsanto
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 1 (2020): Proceeding 1st Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.503 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v1i.6

Abstract

Fertilitas pada pria dapat di lihat dengan parameter jumlah, motilitas, dan morfologi sperma. Rokok dapat menyebabkan penurunan fertilitas pada pria karena mengandung zat toksik yang mengakibatkan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS), sehingga terjadi gangguan pada hormon reproduksi dan menyebabkan gangguan pada spermatogenesis sehingga terjadi abnormalitas kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran fertilitas analisis sperma pada pasien perokok dan non perokok di RSIA Restu Ibu Sragen. Metode penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling berupa data sekunder dari rekam medis di RSIA Restu Ibu Sragen dengan jumlah sampel 30 pasien perokok dan 30 pasien non perokok. Uji statistik menggunakan uji beda independent t test. Hasil dari uji beda independent t test pada masing-masing parameter yaitu jumlah sperma (p=0,000 < 0,05),  motilitas sperma (p=0,010 < 0,05) dan morfologi sperma (0,005 < 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan gambaran fertilitas analisis sperma pada pasien perokok dan non perokok di RSIA Restu Ibu Sragen (p<0,05).
Perbedaan Kadar Kreatinin, Ureum dan Kalium pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Sebelum dan Sesudah Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Ade Indra Ratri Dewi; RM Narindro Karsanto; Rumeyda Chitra Puspita
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.786 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.73

Abstract

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang dibuktikan dengan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, serta peningkatan tindakan hemodialisis setiap tahunnya. Peningkatan kadar kreatinin, ureum dan kalium dalam darah mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal. Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal dengan membuang zat-zat dengan kadar berlebih seperti kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Bahan penelitian berupa data sekunder dengan total subjek sebanyak 36 sampel pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2022 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji statistik Paired Sample T Test dan uji Wilcoxon dengan p<0,05. Hasil uji Wilcoxon kadar kreatinin pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil dan p = 0,000 (p <0,05) sedangkan hasil uji statistik Paired Sample T Test kadar ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil masing-masing p = 0,000 dan p = 0,000 (p <0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis, yaitu terjadi penurunan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sesudah dilakukan terapi hemodialisis. Kata Kunci: gagal ginjal kronis; hemodialisis; kreatinin; ureum; kalium
Hubungan Kadar Kreatinin dengan Klorida pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Rumeyda Chitra Puspita; Rodiyah Ida Widiathi; RM Narindro Karsanto
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.018 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.77

Abstract

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan menifestasi penumpukan sisa metabolisme (toksik uremik) di dalam darah. Gagal ginjal kronik akan menyebabkan gangguan pada organ tubuh, hal ini karena toksin yang seharusnya dikeluarkan oleh tidak dapat dikeluarkan karena keadaan ginjal yang mengalami gangguan. Pengukuran kadar kreatinin dan klorida dapat digunakan sebagai salah satu diagnosis pemeriksaan untuk kreusakan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kreatinin dengan klorida pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 50 sampel pasien yang terdiagnosa gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengumpulan data menggunakan data rekam medik pemeriksaan kreatinin dan klorida pada pasien gagal ginjal kronik, setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji korelasi Rank Spearman didapatkan nilai sig. 0,338 (>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara kadar kreatinin dengan klorida pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta