Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KINERJA SIMPANG JALAN UNTUNG SUROPATI–JALAN IR.SUTAMI KOTA SAMARINDA Rahmad Zubair; Tiopan H. M Gultom; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 6, No 2 (2022): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v6i2.9415

Abstract

Salah satu simpang yang mengalami permasalahan lalu-lintas di Kota Samarinda adalah simpang JalanUntung Suropati-Jalan Ir. Sutami. Pada saat jam sibuk sering terjadi kepadatan lalu lintas. Hal ini terjadikarena Jalan Untung Suropati dan Jalan Ir. Sutami merupakan salah satu jalur utama yang sering dilaluioleh masyarakat Kota Samarinda. Selain itu, cukup banyak volume kendaraan yang melakukan putar arahdisimpangtersebutsehingga menambah titik konflik pada simpang.Analisis kinerja simpang dilakukan menggunakan MKJI 1997 dan PTVVissim. Dari hasil analisisdiperoleh nilai derajat kejenuhan sebesar 1,27, dan tundaan simpang sebesar 71,43 detik dengan tingkatpelayanan F. Sedangkan untuk hasil simulasi menggunakanVissimdiperoleh tundaan tertinggi 56,27 detikdengan tingkat pelayanan F.Alternatif perbaikan yang direkomendasikan adalah alternatif 3 yaitu menerapkan pengaturan simpangbersinyal 4 fase dengan penyesuaian geometrik pada simpang Jalan Untung Suropati–Jalan Ir. Sutami.Hasilnya diperoleh derajat kejenuhan tertinggi 0,69, dan tundaan rata-rata untuk seluruh simpang adalah19,94 detik dengan tingkat pelayanan simpang adalah C. Hasil simulasi simpang menggunakanVissim,diperoleh tundaan rata-rata simpang sebesar 18,03 detik dengan tingkatpelayanan B.Kata Kunci:Simpang,Analisis Kinerja,PTVVissim
ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA SAMARINDA – BALIKPAPAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Zulfa Lisgia Salsabila; Tiopan H. M Gultom; Mardewi Jamal
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2023): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v7i1.11236

Abstract

Keberadaan angkutan umum mulai tingkat penurunan karena peningkatan jumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 pribadi menjadikan tingkat load factor bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) cenderung mengalami penurunan, menjadikan estimasi tarif angkutan umum juga mengalami perubahan. Apalagi penurunan loadfactor selama ini juga dibarengi dengan kenaikan bahan bakar minyak sehingga biaya operasional bus semakin tinggi. Penelitian ini menganalisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pada setiap armada yang telah dipilih. Data di dapat dengan survey loadfactor pada setiap armada dan juga wawancara dengan pengelola bus AKDP PO.Jahe Raya, PO.Araffat Transport, PO.Pulau Jaya Indah, dan PO.Bone Indah Jaya. Dari hasil analisis biaya operasional kendaraan (BOK) yang ada dilakukan evaluasi perbandingan dengan analisis menggunakan metode yang sesuai dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Republik Indonesia (SK.687/AJ.206/DRJD/2002). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan ialah Tarif bus AKDP pada analisis tarif berdasarkan BOK menggunakan loadfactor ideal (70%) sebesar Rp.34.000, Sedangkan tarif berdasarkan BOK menggunakan loadfactor di lapangan (37%) sebesar Rp.64.000, Sedangkan tarif yang berlaku dilapangan adalah Rp.43.000, dan tarif yang ditetapkan pemerintah ialah Rp.28.500. Terdapat perbandingan tarif loadfactor ideal 70% dan loadfactor lapangan 37% dalam 1 rit perjalanan. Seharusnya dalam kondisi normal pendapatan 1 rit adalah sebesar Rp.1.088.000. Selama pandemik load factor 1 rit perjalanan adalah 37% sama dengan 17 orang penumpang, tarif yang dikenakan adalah Rp.43.000 sehingga pendapatan per rit adalah Rp.731.000. Untuk mengejar pendapatan ideal dengan load factor 70%, seharusnya tarif dinaikan menjadi Rp.64.000. Artinya sekali perjalanan operator bus mengalami kerugian sebesar Rp.357.000. Tarif Rp.64.000 sudah setara dengan nilai Biaya Operasional Kendaraan, yang artinya operator tidak mengalami kerugian.