Latar Belakang : Bayi prematur rentan terhadap hipotermia segera setelah lahir karena luas permukaan tubuh yang besar dan ketidakmatangan fisiologis mekanisme termoregulasi seperti penyimpanan lemak coklat yang terbatas dan kadar thermogenin yang rendah. Intervensi yang dapat diberikan pada bayi dengan hipotermia yaitu dengan menggunakan bundle khusus pada bayi yang mengalami hipotermia berupa penggunaan penghangat, bungkus plastik, matras termal, penggunaan inkubator, peningkatan suhu ruangan, serta penggunaan topi dan selimut yang telah dihangatkan. Tujuan : Untuk mengevaluasi manajemen hipotermia pada bayi prematur dengan penggunaan pembungkus polyethylene. Metode : Menggunakan desain studi kasus deskriptif untuk menggambarkan penggunaan pembungkus polyethylene pada bayi yang mengalami hipotermia. Subjek dalam studi kasus ini adalah bayi E yang lahir premature dengan usia gestasi 30 minggu di level IIB ruang perawatan Neonatus Intensif Care Unit (NICU) RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan anamnesa pada bayi, observasi, dan dokumentasi. Penyajian data menggunakan tabel dan gambar grafik disertai narasi untuk menjelaskan hasil yang didapatkan dari studi kasus. Hasil : Bayi E mengalami hipotermia dengan suhu 35.9°C kemudian setelah diberikan intervensi terjadi peningkatan suhu secara bertahap pada 1 jam pertama dan pada 1 jam berikutnya sampai suhu bayi mencapai normal yaitu 36.6°C. Kesimpulan : Penggunaan pembungkus polyethylene pada bayi premature yang mengalami hipotermia dapat membantu meningkatkan suhu bayi hingga mencapai nilai normal.