p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Structure
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BEKISTING KONVENSIONAL DAN BEKISTING ALUMUNIUM TERHADAP BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus: Proyek Akasa Apartment Tower Kamaya, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan) Ria Rossaty; Rully Angraeni Safitri; Savyra Alya Nabilah
Structure Vol 4, No 2 (2022): STRUCTURE (JURNAL SIPIL)
Publisher : University of Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/civil.v4i2.8062

Abstract

Bekisting merupakan suatu sarana pembantu untuk mencetak beton dengan ukuran, bentuk, ataupun posisi yang dikehendaki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan bekisting kolom konvensional dengan metode bekisting aluminium. Objek dari penelitian ini adalah pekerjaan kolom bekisting lantai 1-7 zona 1-3 (tower) pada gedung Akasa Apartment Tower Kamaya. Metode analisis perbandingan terhadap biaya dengan menghitung kuantitas pekerjaan dan analisa harga satuan material beserta upah pekerja yang mengacu pada Permen PUPR No.1 Tahun 2022 wilayah Kota Tangerang Selatan. Dan Analisa perbandingan terhadap waktu menggunakan data cycle time simulation dan software Ms. Project untuk mendapatkan perbandingan waktu kerja yang lebih cepatDidapatkan selisih biaya pelaksanaan pekerjaan kolom antara metode konvensional dan metode alumunium adalah Rp262.747.430,40.- atau metode aluminium 33,8% lebih murah daripada metode bekisting konvensional. Waktu pengerjaan bekisting konvensional untuk menyelesaikan pekerjaan kolom saja pada lantai 1-3 zona 1-3 (tower) adalah 66 hari, sedangkan bekisting aluminium pada lantai 4-7 zona 1-3 (tower) hanya membutuhkan waktu pengerjaan 53 hari atau lebih cepat 13 hari dibandingkan dengan metode bekisting konvensional.Kata kunci: Bekisting alumunium, bekisting konvensional, biaya, waktu, Ms. Project, bekisting kolom.
PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP KAPASITAS DEBIT RENCANA DAN KINERJA SALURAN PADA SALURAN INDUK CISADANE BARAT LAUT KABUPATEN TANGERANG Ria Rossaty; Muhammad Ali Mu’min; Mohamad Sobara
Structure Vol 4, No 1 (2022): STRUCTURE (JURNAL SIPIL)
Publisher : University of Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/civil.v4i1.8040

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui volume sedimen saluran induk cisadane barat laut kabupaten tangerang. Manfaat penelitian untuk mengetahui volume sedimen saluran, sehingga dapat digunakan untuk mengupayakan optimalisasi  fungsi saluran induk,  lokasi dan waktu penelitian ini dilakukan pada saluran induk cisadane barat laut ruas bkw 3 sampai bcbl 3 kabupaten tangerang, waktu yang diperlukan dalam  penelitian ini selama tiga bulan yang  meliputi kegiatan   studi pustaka, pengumpulan data, sekunder, pengolahan data hasil dari pengukuran crossection dan longsection, analisis perbandingan debit rencana dan debit actual saluran dan penyusunan penelitian. Obyek penelitian melakukan survai lapangan pada kondisi awal. Dalam analisis volume sedimen digunakan program cross long (PCL) untuk menentukan volume sedimen. Hasil analisis kapisitas saluran dan konerja saluran. Volume Sedimen pada saluran induk cisadane barat laut kabupaten tangerang diperoleh 21.028,198 m3, Debit rencana menggunakan metode persamaan manning didapat nilai Q rencana = 9, 352 m3/detik sedangkan untuk debit actual lapangan menggunakan metode perhitungan hasil pengukuran longsection didapat nilai Q actual = 5, 028 m3/detik Dari hasil analisa perhitungan didapat presentase dengn nilai 46,235 % luas penampang yang berisi bersedimen, sedangkan luas penampang basah actual lapangan didapat nilai 53,764 %. sehingga sedimen yang menyebabkan pendangkalan/sedimentasi dapat mengurangi kapasitas tampung air di saluran induk. Rekomendasi dari hasil penelitian ini sehubungan dengan adanya potensi kawasan rawan banjir pada saluran tersebut, yang diindikasikan oleh nilai debit banjir maksimum yang melebihi kapasitas saluran, sehingga perlu mengimplementasikan tindakan sipil teknis seperti normalisasi saluran, mengoptimalkan kawasan tampungan air dan daerah resapan air.