Tyas Ning Yuni Astuti Anggraini
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN SISTEM INFORMASI POSYANDU DI DESA SUKOHARJO; STUDI KUALITATIF Tyas Ning Yuni Astuti Anggraini; Ekawati; Kharisma; Dian Puspitasari
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 11 No 1 (2022): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v11i1.740

Abstract

Background: In the 2020 RPJMN, main focus the government is promotive and preventive. Promotive and preventive efforts can be built from the Posyandu level. The Posyandu monitors the health conditions of mothers and children on a monthly basis. Monitoring is carried out by health cadres.Objective: To find out the perception of health cadres related to Posyandu and Posyandu information systems in Sukoharjo Village.Methods: The type of research that will be used in this research is qualitative research. The research subject is the selection of some of the Posyandu cadres in Sukoharjo Village as respondents to evaluate the quality of information between before and after system development. Sampling was done by purposive sampling. Content analysis is used to analyze qualitative data derived from the results of in-depth interviews and observations related to the development of information systems.Results: Shows that most of them are in the young category (31-47 years) by 8 people (62%), the majority of education is high school education/equivalent as many as 8 people (62%), and with work most of them are housewives as many as 9 people (69%) . Perception consists of 5 dimensions, 4 dimensions related to Posyandu as a whole, namely related to the duties of Health cadres, Posyandu implementation techniques, barriers to Posyandu implementation, and coordination of Health workers with cadres. Meanwhile, in another dimension related to the posyandu information system, the focus is on the views of cadres related to the expected posyandu information system.Conclusion: In the perception of cadres related to posyandu and posyandu information systems, there are 5 main dimensions.
Persepsi Kader Posyandu tentang Penggunaan Sistem Informasi Posyandu di Desa Sukoharjo Ngaglik Sleman Tyas Ning Yuni Astuti Anggraini; Ekawati Ekawati; Kharisma Kharisma
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/formil.v8i1.485

Abstract

Proses pemantauan kesehatan ibu dan anak di Indonesia secara rutin setiap bulan dilakukan di Posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan melalui Bidan desa, terdapat permasalahan terkait pengumpulan data posyandu yaitu data yang diisi dalam bentuk format lalu dikirimkan ke Bidan Desa setiap 1 bulan sekali, namun kader tidak tepat waktu mengumpulkan. Jika data dalam bentuk manual ini terdapat kesalahan dan kekurangan, maka berakibat pada data Posyandu yang tidak tepat sehingga keputusan pengambilan di Desa bisa kurang tepat yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan dalam menanggulangi kesehatan ibu dan anak. Di era yang modern seperti saat ini, dimungkinkan untuk menghemat waktu dan tenaga yaitu dengan sistem komputerisasi. Namun, sistem inipun diharapkan bisa memudahkan para kader, maka studi ini melihat bagaimana pandangan kader posyandu terkait penggunaan sistem informasi posyandu. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan.Sesuai hasil diskusi dengan kader, sistem informasi di Posyandu harus dapat memfasilitasi tiga hal yaitu handphone, akses internet, dan pelatihan. Diharapkan pula memilih kader yang sesuai agar lebih mudah menggunakan sistem informasi Posyandu.