p-Index From 2021 - 2026
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Vegetalika
Taufan Alam
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Jenis Biochar dan Pemupukan Urea terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Sistem Agroforestri Kayu Putih Muhammad Haidar Indrawan; Taufan Alam; Dody Kastono
Vegetalika Vol 12, No 1 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.74014

Abstract

Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi kedelai adalah alih fungsi lahan. Salah satu alternatif pemecahannya adalah pemanfaatan lahan di bawah tegakan kayu putih untuk budidaya kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh serta interaksi jenis biochar dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada sistem agroforestri kayu putih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021 di Resort Hutan Menggoran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Rancangan percobaan menggunakan rancangan petak terbagi. Petak utama jenis biochar terdiri dari tanpa biochar, biochar sekam padi, dan biochar kayu putih. Anak petak adalah takaran pemupukan urea yang terdiri dari 0 kg.ha-1, 50 kg.ha-1, 100 kg.ha-1, dan 150 kg.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi jenis biochar sekam padi dan dosis Urea 100 kg.ha-1 secara nyata mampu meningkatkan bobot 100 biji kedelai (36,41%) dibandingkan tanaman kontrol (tanpa perlakuan biochar dan pupuk Urea); Pemberian Jenis biochar kayu putih menunjukkan serapan N per hektar yang tertinggi (253,22 kg.ha-1) dan berbeda nyata dengan tanpa biochar (188,52 kg.ha-1); Pemberian jenis biochar dan takaran urea tidak memberikan pengaruh yang nyata dan interaksi antara jenis biochar dengan takaran urea pada jumlah daun, bobot daun khas, panjang akar, bobot biji per hektar tanaman kedelai umur 12 mst.
Fungsi Ekologis Tanaman di Taman Kearifan (Wisdom Park) UGM Julia Wahyu Anida; Siti Nurul Rofiqo Irwan; Taufan Alam
Vegetalika Vol 12, No 2 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.78487

Abstract

Taman Kearifan lokal UGM memiliki fungsi ekologis sebagai pengendali iklim mikro. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi ekologis tanaman yaitu penurun suhu, kontrol kelembaban, kontrol kecepatan angin, dan peredam kebisingan di Taman Kearifan UGM.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan sampel kuadran. Data dianalisis menggunakan Key Performance Index (KPI) dan Uji T-Test. Tanaman di dalam taman menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban sebesar 2-3oC dan 6-10% dibandingkan di luar taman. Kecepatan angin, dan tingkat kebisingan di dalam taman lebih rendah dibandingkan di luar, sebesar 0,84-1,21 m/s, dan 14,5-16 dB. Terdapat empat kategori tanaman yang dinilai, yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Kategori dinilai berdasarkan tanaman yang diamati dibandingkan dengan parameter.Tanaman yang tergolong sangat sesuai dalam menurunkan suhu, kontrol kelembaban, dan mengurangi kebisingan adalah loa (Ficus racemosa) dan trembesi (Samanea saman); buah nona (Annona squamosa) dan trembesi (Samanea saman); serta beringin (Ficus benjamina) dan kapuk randu (Ceiba pentandra). Tanaman kategori sangat sesuai dan sesuai pada fungsi ekologis kontrol kelembaban, peredam kebisingan, kontrol kecepatan angin, dan penurun suhu sejumlah 2 dan 20 tanaman, 2 dan 19 tanaman, 0 dan 16 tanaman, serta 2 dan 11 tanaman. Walaupun tanaman kategori sangat sesuai dan sesuai dalam fungsi ekologis penurun suhu dan kontrol kecepatan angin jumlahnya sedikit, tanaman tersebut tetap berpengaruh pada iklim mikro di dalam Taman Kearifan UGM, karena satu tanaman dengan kategori sangat sesuai dan sesuai lebih dapat menaungi lingkungan sekitarnya dibanding beberapa tanaman dengan kategori kurang sesuai.
Pengaruh Kombinasi Pupuk N-P-K dan Vinasse Diperkaya Mikroba terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merrill) Yuliani Wulandari; Dyah Weny Respatie; Taufan Alam
Vegetalika Vol 12, No 3 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.78636

Abstract

Konsumsi kedelai Indonesia meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk tetapi produksi di dalam negeri belum mencukupi kebutuhan kedelai nasional. Salah satu faktor penyebab produksi kedelai di Indonesia rendah adalah pemupukan yang tidak berimbang. Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan tersebut yaitu pemanfaatan vinasse sebagai pembenah tanah dan pengurangan dosis pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi pupuk N-P-K dan vinasse diperkaya mikroba terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 – Januari 2022 di Kebun Tri Dharma, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Perlakuan terdiri atas tanpa pupuk atau kontrol, vinasse diperkaya mikroba, N-P-K standar, 25% N-P-K standar + vinasse diperkaya mikroba, 50% N-P-K standar + vinasse diperkaya mikroba, dan 75% N-P-K standar + vinasse diperkaya mikroba.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa takaran kombinasi vinasse diperkaya mikroba yang dikombinasikan dengan pengurangan dosis pupuk N-P-K standar maupun pemberian vinasse diperkaya mikroba belum mencapai kriteria kelulusan uji efektivitas pupuk pada tanaman kedelai. Aplikasi vinasse diperkaya mikroba dapat mengurangi penggunaan pupuk N-P-K sebesar 25% pada tanaman kedelai.
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urine Sapi dan Kambing terhadap Pertumbuhan Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc var. rubrum) pada Fase Vegetatif Muhammad Zulfa; Dody Kastono; Taufan Alam
Vegetalika Vol 12, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.78461

Abstract

Pada tahun 2015, jumlah produksi jahe Indonesia mencapai 313 ribu ton, namun tahun 2017-2020 mengalami penurunan dengan hasil rerata produksi 195 ribu ton/tahun. Menurunnya jumlah produksi jahe merah disebabkan karena penggunaan pupuk kimia yang berkelanjutan, sehingga lahan menjadi kurang subur. Solusi alternatif yang dilakukan untuk membantu memenuhi unsur hara pertumbuhan jahe merah, yaitu melalui pengaplikasian pupuk organik cair (POC). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi dan pengaruh konsentrasi POC urine sapi dan kambing terhadap pertumbuhan fase vegetatif jahe merah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilaksanakan di lahan petani Dusun Gunung Rego, Hargorejo, Kokap, Kulonprogo mulai Bulan September 2021- Maret 2022. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Penelitian ini terdiri dari dua faktor perlakuan, faktor pertama adalah konsentrasi POC urine sapi yang terdiri atas 0 % dari rekomendasi atau kontrol; 75 % dari rekomendasi, atau setara dengan 150 ml/l; dan 150 % dari rekomendasi atau setara dengan 300 ml/l. Faktor kedua adalah konsentrasi POC urine kambing yang terdiri atas 0 % dari rekomendasi atau kontrol; 75 % dari rekomendasi atau setara dengan 150 ml/l; 150 % dari rekomendasi atau setara dengan 300 ml/l. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan dan perlakuan POC urine sapi dan kambing dengan konsentrasi 0, 150, dan 300 ml/l secara mandiri belum mampu meningkatkan pertumbuhan jahe merah pada fase vegetatif.