Latar belakang: Tekanan darah ialah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar ke semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah terdiri dari dua bagian yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Apabila tekanan darah sistolik dan diastollik melebihi 140/90 mm Hg maka tergolong tinggi. Saat ini tekanan darah tinggi sudah terjadi pada kelompok umur remaja. Perubahan status gizi, pola makan, aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya tekanan darah tinggi pada remaja. Tujuan: untuk mengetahui hubungan asupan natrium dan lemak, status gizi (IMT/U) dan aktivitas fisik, dengan tekanan darah remaja di SMK Lingga Kencana Depok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada 73 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling.. Data yang dikumpulkan meliputi tekanan darah, asupan natrium dan lemak, status gizi (IMT/U), aktivitas fisik dan karakteristik remaja (jenis kelamin dan usia). Tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer aneroid, asupan natrium dan lemak dengan SFFQ, status gizi dengan antropometri, dan aktivitas fisik dengan kuesioner PAL. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, 20,5% responden tergolong hipertensi dengan persentase yang memiliki asupan lemak berlebih sebanyak 71,2%. Pada analisis faktor risiko dibuktikan bahwa terdapat hubungan antara asupan natrium (p= 0,000), status gizi (IMT/U) (p= 0,003), dan aktivitas fisik (p= 0,002) dengan tekanan darah. Namun tidak terdapata hubungan antara asupan lemak (p= 0,204) dengan tekanan darah pada remaja di SMK Lingga Kencana Depok. Kesimpulan: Ada hubungan antara asupan natrium (p= 0,000), status gizi (IMT/U) (p= 0,003), dan aktivitas fisik (p= 0,002) dengan tekanan darah dan tidak terdapat hubungan antara asupan lemak (p= 0,204) dengan tekanan darah pada remaja di SMK Lingga Kencana Depok.