Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NON KARKAS KAMBING BLIGON YANG DIBERI PAKAN DAUN PEPAYA DENGAN LEVEL YANG BERBEDA N L P, Sriyani; I N T, Ariana; I N S, Miwada
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 2 (2016): Vol 19, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.462 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i02.p02

Abstract

Tujuan dari penlitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian pakan daun pepaya pada level yangberbeda terhadap non karkas kambing bligon. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengantiga perlakuan dan tujuh ulangan. Duapuluh satu ekor kambing umur sekitar 6 bulan dengan berat awal rata-rata13,95±0,78 digunakan dalam penelitian ini. Ternak dibagi secara acak dalam tiga perlakuan, yaitu perlakuan R0(kontrol) pakan tanpa daun pepaya (10% daun waru+15% daun nangka+75% rumput ), R1 ( 25% daun pepaya+75%rumput) R2 (50% daun pepaya+50% rumput). Setelah dipelihara selama 12 minggu dilakukan penyembelihanterhadap materi penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase non karkas eksternal yaitupersentase berat kepala, kaki, kulit, darah dan persentase non karkas internal yaitu persentase berat jantung, hatiparu-paru, limpa, ginjal dan saluran cerna. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan daunpepaya dengan level yang berbeda tidak berpengaruh terhadap persentase non karkas eksternal tetapi berpengaruhsecara nyata pada persentase non karkas internal utamanya pada persentase berat ginjal dan saluran cerna.
PROFIL DARAH DAN TINGKAT KERUSAKAN HATI PADA SAPI BALI YANG DIGEMBALAKAN DI TEMPAT PEMEROSESAN AKHIR SUWUNG DENPASAR T I A S, Ardani; W S, Yupardhi; I N T, Ariana
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.918 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i01.p03

Abstract

Daging dapat terkontaminasi oleh parasit melalui pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Salah satukontaminasi yang sering dijumpai pada sapi bali adalah penyakit cacing hati atau Fascioliasis. TPA Suwung yangberfungsi sebagai tempat pemerosesan akhir sampah dari seluruh daerah di kota Denpasar kini dialihfungsikanoleh masyarakat sebagai tempat memelihara ternak. Makanan pokoknya hanya dari sampah-sampah di areal TPAyang secara fisik hampir tidak dapat dibedakan lagi jenisnya, semua bercampur dan membusuk. Sering kali sesuaipermintaan, ternak dari TPA dijual Pasar Hewan atau langsung ke tukang potong yang akhirnya dikonsumsi olehmasyarakat. Hasil penelitian menunjukkan, semakin kecil rasio albumin:globulin maka semakin besar jumlah telurcacing yang terdapat dalam feses sapi bali yang dipelihara di TPA dan dan sapi kontrol dalam satuan telur per gram(tpg). Sebaliknya semakin sedikit jumlah telur semakin tinggi rasio albumin:globulin. Dapat disimpulkan bahwatidak terdapat hubungan antara rasio albumin:globulin dalam serum darah, namun terdapat hubungan yang nyataantara jumlah telur cacing dalam feses dengan persentase kerusakan hati sebagai pendugaan kerusakan hati akibatFascioliasis. Densitas telur cacing parasit usus pada hewan ternak sapi yang dipelihara di TPA bernilai <500 tpg,menunjukkan bahwa hewan ternak sapi tersebut tergolong mengalami infeksi ringan cacing parasit sehingga dagingmasih aman untuk dikonsumsi.
KORELASI UKURAN LINEAR TUBUH DENGAN BOBOT KARKAS DAN RECAHAN KOMERSIAL KARKAS BABI PERSILANGAN LANDRACE JANTAN I G, Suranjaya; I N T, Ariana; S A, Lindawati; I W, Sukanata
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.723 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i01.p01

Abstract

Sebanyak 24 ekor babi Landrace jantan kastrasi umur 5 bulan dengan bobot potong 89,02±4,83 kg digunakandalam penelitian ini. Peubah yang diamati seperti panjang badan (PB), tinggi pundak (TPu), tinggi pinggul (TPi),lebar pundak (LPu), lebar pinggang (LPi), lingkar dada (LD), bobot karkas dan recahan komersial bouston shoulder(BS), picnic shoulder (PS), bacon bally (BB), loin (LN) dan ham (HM). Data dianalisis deskripsi, serta korelasiregresidengan step-wise. Dari penelitian PB, TPu, TPi, LPu, LPi dan LD adalah 84,50±3,87; 62,27±1,77; 70,73±2,71;26,44±1,97; 29,84±1,96 dan 98,00±3,73 cm, sedangkan berat karkas adalah 61,54±6,23 kg (69,13%). Recahankomersial karkas BS, PS, BB, LN dan HM adalah 16,49±0,65; 14,52±0,78; 16,46±0,99; 20,69±1,27 dan 32,77±1,45%.PB, LD, LPu, dan LPi berkorelasi yang erat dengan bobot karkas (BK), namun terbaiknya ditunjukkan oleh LDdengan nilai r = 0,81 (P<0,01), sedangkan TPu dan TPi tidak berkorelasi nyata dengan BK. LD juga berkorelasiyang baik dengan BS dan PS dengan nilai r 0,88 dan 0,84 (P<0,01). Sementara LPu dengan BS dan PB dengan BBjuga berkorelasi yang erat dengan nilai r 0,69 dan 0,71 (P<0,05). Dari analisis regresi dengan step-wise diperolehpersamaan untuk BK = 1,76 LD-0,88 PB+1,32 LPi-77,71 dengan nilai koefisien determinasi (r2) = 0,72.