Penggunaan obat di masyarakat khususnya obat dengan prevalensi tinggi seperti obat turun panas (antipiretik), anti nyeri (antiinflamasi), suplemen dan vitamin sudah menjadi kebutuhan yang vital. Hal ini perlu edukasi yang benar tentang indikasi, dosis dan efek samping yang tepat. Obat tradisional dengan efek samping yang relatif kecil perlu penanganan yang serius agar tidak berdampak bagi masyarakat. Kecenderungan masyarakat menggunakan bahan herbal sangat perlu dilakukan edukasi atau informasi yang jelas tentang penggunaan, cara meracik, standarisasi bahan dan efek samping. Prodi Farmasi melakukan edukasi dan pelatihan pembuatan herbal antipiretik terhadap Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Cabang Bojonegoro dengan tujuan masyarakat bisa secara mandiri melakukan swamedikasi herbal dimana masyarakat disabilitas sering menggunakan obat antipiretik dan analgesik, sehingga efek samping penggunaan obat herbal relatif kecil dalam penggunaan dan frekuensi jangka panjang. Metode Pengabdian masyarakat dengan edukasi secara langsung dan pelatihan pembuatan obat herbal antipiretik dari bahan kunyit (Curcuma domestica) yang dilakukan di rumah masing-masing serta evaluasi pembuatan selama satu bulan. Hasil dari pengabdian peserta yang aktif ikut edukasi dan pelatihan sebanyak 50 orang, yang melakukan praktek pembuatan di rumah sebanyak 45 orang (90%). Ringkasan hasil evaluasi penyandang disabilitas memiliki kemampuan dalam mempraktekkan pembuatan formulasi herbal antipiretik dari kunyit dalam pemenuhan mengatasi problem kesehatan untuk menurunkan demam di keluarganya.