Yulianti Nur Wulan Sari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Tingkat Kepatuhan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri ) Dan Tingkat Higiene Tenaga Di Instalasi Gizi (Studi di dua Rumah Sakit Swasta di Kota Banjarmasin Tahun 2018) Yulianti Nur Wulan Sari; Rijanti Abdurrachim
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol 2 No 1 (2019): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.047 KB) | DOI: 10.31964/jr-panzi.v2i1.53

Abstract

Latar Belakang : Penjamah makanan sebagai salah satu kontributor terjadinya kontaminasi makanan. Higiene tenaga perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan. Dalam pencapaian dan terlaksananya higiene tenaga penyelenggaraan makanan, perlunya penggunaan alat pelindung diri (APD) yang berguna agar keamanan makanan pasien terjamin serta menghindari kecelakaan kerja saat bekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan penggunaan APD dan tingkat higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah Sakit A dan Rumah Sakit B Banjarmasin. Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas di Ruang Instalasi Gizi Rumah Sakit Bdan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Sampelnya yaitu 42 orang yang terdiri dari kriteria inklusi yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil : tingkat kepatuhan penggunaan APD di Instalasi Gizi Rumah SakitAjumlah terbanyak dikategori cukup patuh yaitu 39% dan di Rumah Sakit B Banjarmasin dikategori tidak patuh yaitu 54%. Pada tingkat higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah SakitAkategori baik sebesar 78% dan kategori sedang sebesar 22% dan di Rumah Sakit B Banjarmasin kategori baik sebesar 63% dan kategori sedang sebesar 38%. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan pada tingkat kepatuhan penggunaan APD dan higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah SakitAdan Rumah Sakit BBanjarmasin. Saran : Bagi kedua Rumah Sakit disarankan untuk lebih tegas dalam hal pengawasan dan sanksi agar tenaga penyelenggaraan makanannya lebih mematuhi dalam peraturan atau SOP yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Kepatuhan Penggunaan APD, Higiene Tenaga, Instalasi Gizi,Tenaga Penyelengaraan Makanan
Perbedaan Tingkat Kepatuhan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri ) Dan Tingkat Higiene Tenaga Di Instalasi Gizi (Studi di dua Rumah Sakit Swasta di Kota Banjarmasin Tahun 2018) Yulianti Nur Wulan Sari; Rijanti Abdurrachim
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 2 No. 1 (2019): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v2i1.53

Abstract

Latar Belakang : Penjamah makanan sebagai salah satu kontributor terjadinya kontaminasi makanan. Higiene tenaga perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan. Dalam pencapaian dan terlaksananya higiene tenaga penyelenggaraan makanan, perlunya penggunaan alat pelindung diri (APD) yang berguna agar keamanan makanan pasien terjamin serta menghindari kecelakaan kerja saat bekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan penggunaan APD dan tingkat higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah Sakit A dan Rumah Sakit B Banjarmasin. Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas di Ruang Instalasi Gizi Rumah Sakit Bdan Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Sampelnya yaitu 42 orang yang terdiri dari kriteria inklusi yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil : tingkat kepatuhan penggunaan APD di Instalasi Gizi Rumah SakitAjumlah terbanyak dikategori cukup patuh yaitu 39% dan di Rumah Sakit B Banjarmasin dikategori tidak patuh yaitu 54%. Pada tingkat higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah SakitAkategori baik sebesar 78% dan kategori sedang sebesar 22% dan di Rumah Sakit B Banjarmasin kategori baik sebesar 63% dan kategori sedang sebesar 38%. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan pada tingkat kepatuhan penggunaan APD dan higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah SakitAdan Rumah Sakit BBanjarmasin. Saran : Bagi kedua Rumah Sakit disarankan untuk lebih tegas dalam hal pengawasan dan sanksi agar tenaga penyelenggaraan makanannya lebih mematuhi dalam peraturan atau SOP yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Kepatuhan Penggunaan APD, Higiene Tenaga, Instalasi Gizi,Tenaga Penyelengaraan Makanan