Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Psychological Well Being and The Tendency of Quarter Life Crisis Rahimah Rahimah; Aziza Fitriah; Finda Desila Safitri
Healthy-Mu Journal Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : MBUnivPress

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/hmj.v6i2.488

Abstract

Quarter life crisis is a phenomenon of emotional crisis due to individual unpreparedness in emerging adulthood. This crisis is one of the challenges in the lives of college students who are experiencing a transitional stage from adolescence to adulthood with emotional characteristics such as frustration, panic, worry, and difficulty making decisions regarding the future. This study aims to determine the effect of psychological well being on the tendency of quarter life crisis in college students. This research method uses quantitative methods with simple linear regression analysis. Sampling in this study used a probability sampling technique with a simple random sampling method. The subjects in this study were active students at universities in the city of Banjarmasin. Based on the analysis carried out, it was obtained a significance value of p = 0.000 (p <0.05) which indicates that there is a significant effect of psychological well being (X) on the quarter life crisis (Y). Psychological well being in this study provides an effective contribution of 64.9% to the quarter life crisis.
Psikoedukasi Dinamika Remaja & Pernikahan Dini Dalam Tinjauan Psikologi di MTS Ath-Thohiriyah Desa Batakan Aziza Fitriah
Borneo Community Development Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : UMBanjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/bcdj.v1i1.45

Abstract

Fenomena pernikahan usia anak di Indonesia dalam kurun satu dekade terakhir menjadi perhatian khusus dari pemerintah, terutama 3 tahun terkahir pemerintah menangani kondisi ini secara intensif. Indonesia merupakan salah satu negara dengan catatan terburuk dalam hal pernikahan anak di bawah umur. Indonesia memiliki persentase pernikahan dini sebesar 22,8% pada anak yang menikah sebelum berusia 18 tahun dan 1,1% pada pada anak yang menikah sebelum berusia 15 tahun. Jumlah tersebut lebih didominasi oleh anak perempuan. Berdasarkan angka kejadian pernikahan usia dini dan melihat dampak yang terjadi baik jangka pendek maupun efek jangka panjang, maka perlu usaha pencegahan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak psikologis yang akan dihadapi individu yang menikah di usia anak. Mengadopsi salah satu dari empat langkah rangkaian pencegahan yang dinilai efektif untuk mengubah persepsi dan perilaku yaitu: Langkah pertama pencegahan tersebut adalah dengan pemberian edukasi kepada keluarga-keluarga yang memiliki niatan melakukan pernikahan dini. Pemberian edukasi ini dapat dilakukan pada kelompok-kelompok kumpulan warga agar pemberian edukasi berjalan lebih efektif. Edukasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan kepada masyarakat terutama remaja agar dapat mencegah pernikahan di usia dini. Psikoedukasi yang disampaikan berupa dinamika pada pernikahan di usia anak dan resiko-resiko yang akan terjadi sehingga hal ini harus dicegah.
Psikoedukasi Dinamika Remaja & Pernikahan Dini Dalam Tinjauan Psikologi di MTS Ath-Thohiriyah Desa Batakan Aziza Fitriah
Borneo Community Development Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : UMBanjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/bcdj.v1i1.225

Abstract

Fenomena pernikahan usia anak di Indonesia dalam kurun satu dekade terakhir menjadi perhatian khusus dari pemerintah, terutama 3 tahun terkahir pemerintah menangani kondisi ini secara intensif. Indonesia merupakan salah satu negara dengan catatan terburuk dalam hal pernikahan anak di bawah umur. Indonesia memiliki persentase pernikahan dini sebesar 22,8% pada anak yang menikah sebelum berusia 18 tahun dan 1,1% pada pada anak yang menikah sebelum berusia 15 tahun. Jumlah tersebut lebih didominasi oleh anak perempuan. Berdasarkan angka kejadian pernikahan usia dini dan melihat dampak yang terjadi baik jangka pendek maupun efek jangka panjang, maka perlu usaha pencegahan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak psikologis yang akan dihadapi individu yang menikah di usia anak. Mengadopsi salah satu dari empat langkah rangkaian pencegahan yang dinilai efektif untuk mengubah persepsi dan perilaku yaitu: Langkah pertama pencegahan tersebut adalah dengan pemberian edukasi kepada keluarga-keluarga yang memiliki niatan melakukan pernikahan dini. Pemberian edukasi ini dapat dilakukan pada kelompok-kelompok kumpulan warga agar pemberian edukasi berjalan lebih efektif. Edukasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan kepada masyarakat terutama remaja agar dapat mencegah pernikahan di usia dini. Psikoedukasi yang disampaikan berupa dinamika pada pernikahan di usia anak dan resiko-resiko yang akan terjadi sehingga hal ini harus dicegah.