Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD (SPIRAL) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUAPI Baiq Nispiyani; Nita Ariyani Izzati; Baiq Astuti Kamariah; Suraedah Suraedah; Fitriawati Fitriawati; Rohayati Rohayati; Cahaya Indah Lestari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13667

Abstract

ABSTRAKKeluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah untuk mengatur laju pertambahan penduduk di Indonesia dengan menggunakan metode kontrasepsi. Kontrasepsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MJKP). Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 20 orang. Metode kegiatan dalam pengabdian ini akan melibatkan mahasiswa kebidanan Universitas Muhammadiyah Mataram sebanyak 6 mahasiswa. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: pembagian kuesioner pre test serta pemaparan materi, Tahap kedua yakni memberikan edukasi cara pemasangan alat kontrasepsi IUD (SPIRAL) dengan instrument leafleat. Tahap ketiga yakni tanya jawab dengan peserta pengabdian yakni pasangan usia subur (PUS) dalam hal ini ibu hamil dan ibu menyusui yang belum menggunakan alat kontrasepsi di Desa Labuapi. kesimpulan pengabdian yang dilakukan sebagai berikut hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan pasangan usia subur (PUS) dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 45 % (9 orang) meningkat menjadi sebagian besar kategori pengetahuan baik sebesar 75 % (15 orang) pada saat posttest. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta dapat menerima edukasi yang diberikan dengan baik. Kata kunci: pendidikan kesehatan; KB; PUS ABSTRACTFamily Planning (KB) is a government program to regulate the rate of population growth in Indonesia by using the contraceptive method. Contraception is divided into two types, namely Long Term Contraceptive Methods (MJKP) and Non Long Term Contraceptive Methods (Non MJKP). This dedication activity was attended by 20 people. The method of activity in this service will involve midwifery students at Muhammadiyah Mataram University as many as 6 students. The service is carried out in three stages, namely: distributing pre-test questionnaires and material presentation. The second stage is providing education on how to install the IUD contraceptive device (SPIRAL) with leafleat instruments. The third stage is question and answer with service participants namely couples of childbearing age (PUS) in this case pregnant women and nursing mothers who have not used contraception in Labuapi Village. the conclusion of the service carried out as follows is the results of the pretest and posttest of the activities carried out, it can be seen that there is an increase in the knowledge of couples of childbearing age (PUS) from the pretest value in the less category of 45% (9 people) increasing to the majority of good knowledge categories of 75% (15 people) at the posttest. This shows that the participants can receive the education provided properly. Keywords: health education; family planning; PUS
BINCANG SANTAI SEPUTAR HIV/AIDS BESAMA CALON PENGANTIN DI DESA LABUAPI LOMBOK BARAT Siti Mardiyah WD.; Cahaya Indah Lestari; Catur Esty Pamungkas; Baiq Nispiyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.15855

Abstract

ABSTRAKKabupaten Lombok Barat telah mengeluarkan peraturan daerah mengenai pemeriksaan HIV kepada calon pengantin. Pemeriksaan HIV tersebut merupakan syarat wajib yang harus dilakukan calon pengantin untuk mendapatkan izin menikah dan NA perkawinan. Rekapitulasi layanan nikah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat melaporkan bahwa jumlah pernikahan di Desa Labuapi mengalami peningkatan dalam 2 tahun terakhir yakni pada tahun 2020 sejumlah 474 pasangan dan meningkat menjadi 557 pasangan pada tahun 2021. Data tersebut kemudian diberikan kepada petugas kesehatan di Puskesmas setempat untuk dilakukan penyesuaian data. Bincang bersama calon pengantin bertujuan agar para calon pengantin mengetahui dengan benar pentingnya melakukan pemeriksaan HIV/AIDS sebelum menikah. Pelaksanaan bincang bersama calon pengantin menunjukkan peningkatan yang signifikan untuk pengetahuan dan keinginan calon pengantik dalamk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS di Puskesmas. Pengetahuan calon pengantin meningkat 27% yakni pre test sejumlah 63% berpengetahuan baik dan setelah dilaksanakan bincang, nilai post test menjadi 90% Baik. Berdasarkan beberapa pertanyaan mengenai penularan HIV dapat melalui makan/minum dari satu wadah, rata-rata masih dalam kategori kurang sebesar 60%, dikarenakan calon pengantin menganggap bahwa cara menghindari penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak makan/minum dari 1 wadah, selain itu juga orang dengan HIV/AIDS dapat menularkan penyakit HIV/AIDS melalui air liur dalam kategori kurang 70%. Kata kunci: bincang; HIV/AIDS; calon pengantin. ABSTRACTWest Lombok District has issued a regional regulation regarding HIV testing of prospective brides. The HIV examination is a mandatory requirement that must be carried out by the bride and groom to obtain permission to marry and NA marriage. Recapitulation of marriage services The Office of the Ministry of Religion of West Lombok Regency reported that the number of marriages in Labuapi Village had increased in the last 2 years, namely in 2020 there were 474 couples and increased to 557 couples in 2021. The data was then given to health workers at the local Community Health Center to be carried out data adjustment. The purpose of the talk with the bride and groom is so that the bride and groom know correctly the importance of having an HIV/AIDS test before marriage. The implementation of the talk with the bride and groom showed a significant increase in the knowledge and desire of the prospective bride and groom to carry out HIV/AIDS tests at the Puskesmas. The knowledge of the prospective bride and groom increased by 27%, namely the pre-test of 63% had good knowledge and after the discussion was carried out, the post-test score became 90% good. Based on several questions regarding HIV transmission through eating/drinking from one container, the average is still in the less category at 60%, because the bride and groom think that how to avoid HIV/AIDS transmission can be done by not eating/drinking from one container, besides that also people with HIV/AIDS can transmit HIV/AIDS through saliva in less than 70% category. Keywords: talk; HIV/AIDS; future bride.