Kelapa sawit merupakan sumber daya alam di sektor perkebunan yang bentuk kanopi hampir seragam, dimana semakin dewasa, tutupan kanopi kelapa sawit akan semakin rapat dan mempengaruhi langsung terhadap karakteristik fisika lingkungan (iklim mikro) disekitarnya. Pendugaan fluks bahang terasa pada pertanaman kelapa sawit penting dilakukan untuk menduga kontribusi kelapa sawit dalam meredam atau melepas panas ke lingkungan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode aerodinamik dan penman-monteith. Hasil menunjukkan bahwa bahwa nilai penerimaan radiasi global, suhu udara, dan kecepatan angin maksimum di kedua perkebunan terjadi pada siang hari , sedangkan nilai maksimum kelembaban relatif pada kedua wilayah terjadi pada pagi hari untuk nilai penerimaan radiasi global dan suhu udara pada lingkungan pertanaman kelapa sawit muda (umur 2 tahun) lebih tinggi darpada umur dewasa ( umur 12 tahun), sedangkan untuk nilai kecepatan angin dan kelembaban relatif terjadi sebaliknya, puncak fluks bahang terasa terjadi pada siang hari pada kedua umur tanaman kelapa sawit. Fluks bahang terasa pada pertanaman kelapa sawit muda (umur 2 tahun) lebih tinggi dibandingkan umur dewasa (umur 12 tahun), dengan nilai rata-rata pada masing-masing pertanaman sebesar 20.02 W/m² dan 9.16 W/m².