Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien, penerapan budaya keselamatan di rumah sakit adalah sesuatu yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan sistem keselamatan agar mampu menurunkan KTD secara signifikan. RSUD Wangaya Kota Denpasar mengalami penurunan pelaporan total kasus insiden keselamatan pasien (IKP), dan terlaporkannya insiden pasien jatuh berdampak moderat yang menggambarkan kurang maksimalnya sistem keselamatan pasien yang berdampak pada lemahnya budaya pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Wangaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya keselamatan pasien terhadap kinerja pegawai di RSUD Wangaya dilihat dari dimensi persepsi staf terkait keselamatan pasien, frekuensi pelaporan kejadain dan respon non punitive terhadap kesalahan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dilakukan di 5 unit kerja RSUD Wangaya pada bulan Maret 2019. Populasinya adalah seluruh tenaga profesional pemberi asuhan (PPA) di RSUD Wangaya yang telah bekerja lebih dari 1 tahun yang berjumlah 353 orang. Sampel penelitian berjumlah 85 orang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, analisa data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariate dengan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan kinerja pegawai di RSUD Wangaya, semakin kuat budaya keselamatan pasien maka semakin tinggi kinerja pegawai begitu sebaliknya semakin lemah budaya keselamatan pasien maka semakin rendah kinerja pegawai RSUD Wangaya. RSUD Wangaya diharapkan dapat meningkatkan motivasi pelaporan kejadian dan memberikan umpan balik dari setiap kejadian yang dilaporkan. Kata kunci; keselamatan pasien, budaya keselamatan pasien, kinerja, insiden keselamatan pasien