Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS PERAN PEMERINTAH DAERAH TERKAIT OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN KARANGASEM I Made Hendra Arjana Putra; Ni Luh Gede Ari Natalia Yudha; Nyoman Suarjana
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.304 KB)

Abstract

ABSTRAKCakupan Kepesertaan JKN-KIS per 12 Januari 2018 untuk Kabupaten Karangasem sebesar 55,68% dan 44,43% penduduk yang belum memiliki jaminan kesehatan, ini merupakan jumlah kepesertaan terendah se-Kabupaten di Bali. Kemudian per 1 Desember 2018 sebesar 78,95% yang sudah memiliki jaminan kesehatan dan 21,05% penduduk belum memiliki Jaminan Kesehatan, walau ada peningkatan jumlah kepesertaan namun masih menjadi peringkat tiga terbawah dengan jumlah kepesertaan JKN se-Kabupaten di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pemerintah Daerah terkait Optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bagi Masyarakat Miskin di Kabupaten Karangasem.Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu empat Informan dipilih karena paling banyak mengetahui atau terlibat langsung dalam tujuan penelitian. Istrumen penelitian yaitu dengan pedoman wawancara. Analisis Data menggunakan analisis tematik.Hasil Penelitian: Anggran yang disediakan Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk menunjang program Jaminan Kesehatan Nasional pada Tahun 2019 mengalokasikan anggaran sebesar Rp.9.763.776.000 dan KBS mengalokasikan anggaran sebesar 26.452.321.138,80. Terkait Mendorong Kepesertaan, pada tanggal 12 Pebruari 2019 Pemerintah Kabupaten Karangasem mendeklarasikan Universal Health Coverage (UHC) dengan jumlah peserta 97,61% dan 2,39% masyarakat belum memiliki Jaminan Kesehatan. Terkait ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan SDM Kesehatan sudah optimal namun dari sisi jumlah tenaga Kesehata masih minim seperti Apoteker, Asisten Apoteker dan Dokter.Peran Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk menunjang program Jaminan Kesehatan Nasional dari sisi anggaran, mendorong kepesertaan dan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan SDM kesehatan sudah sangat optimal, namun untuk jumlah kuota yang disediakan diharapkan terpenuhi dengan melakukan perbaikan data dan update data terbaru.Kata Kunci: Pemerintah Daerah, Masyarakat Miskin, JKN.ABSTRACTThe coverage of JKN-KIS Participation as of January 12, 2018 for Karangasem Regency is 55.68% and 44.43% of the population does not have health insurance, this is the lowest number of membership in all Regencies in Bali. Then as of December 1, 2018 there were 78.95% who already had health insurance and 21.05% of the population did not have Health Insurance, even though there was an increase in the number of participants but still the third lowest rank with the total JKN membership in the Regency. This study aims to determine the role of local governments in optimizing the implementation of the National Health Insurance Program for the Poor in Karangasem Regency.Research uses qualitative research methods. The selection of informants was done by purposive sampling, namely four informants were chosen because they knew the most or were directly involved in the research objectives. Research instruments are by interview guidelines. Data analysis uses thematic analysis.Research Results: Anggran provided by the Karangasem Regency Government to support the National Health Insurance program in 2019 allocated a budget of Rp9,763,776,000 and KBSallocated a budget of 26,452,321,138.80. Regarding Encouraging Participation, on 12 February 2019 the Karangasem Regency Government declared Universal Health Coverage (UHC) with 97.61% of participants and 2.39% of the people not yet having a Health Insurance. Regarding the availability of facilities and infrastructure for health services and health human resources, they are optimal, but in terms of the number of health workers, they are still minimal, such as pharmacists, assistant pharmacists and doctors.The role of the Karangasem Regency Government to support the National Health Insurance program from the side of the budget, encourages participation and the availability of facilities and infrastructure for health services and health human resources is very optimal, but for the quota amount provided is expected to be fulfilled by improving the latest data and data updates.Keywords: Local Government, Poor People, JKN.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENAGA KERJA SUKARELA TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI RS TK. II UDAYANA DENPASAR Putri Kusuma Dewi; Ni Luh Gede Ari Natalia Yudha; Made Agus Sugianto
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.373 KB)

Abstract

ABSTRAKSistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan memberi perlindungan sosial bagi rakyat Indonesia, dan dapat memberikan perlindungan apabila terjadi kecelakaan kerja, memasuki usia lanjut, atau pensiun, dan meninggal dunia.Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dengan sikap tenaga kerja sukarela terhadap pelaksanaan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di RS Tk. II Udayana Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap pegawai terhadap program jaminan sosial ketenagakerjaan dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel 70 orang dengan Teknik pengambilan sampel Accidental Sampling dan menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitian. Uji analisa data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian setelah dilakukan analisis Chi Square didapatkan hasil nilai Sig. = 0,005 < 0,05 karena nilai sig dibawah 0,05 artinya adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan di RS Tk. II Udayana Denpasar.Kata Kunci: Tenaga Kerja, Jaminan Sosial, RS.ABSTRACTThe National Social Security System was a state program that aims to provide social protection for the people of Indonesia and can provide protection in the event of a work accident, entering old age, or retiring, and dies. The general objective of this study was to find out the existence of a relationship of knowledge with the attitude of voluntary workers towards the implementation of the Employment Social Security program at TK. II Hospital Udayana Denpasar. This research was an analytical study by analyzing the relationship between knowledge and attitudes of employees towards employment social security programs using the Cross Sectional approach. The number of samples was 70 people with Accidental Sampling Technique and using questionnaires as a research instrument. The data analysis test used was Chi Square. The results of the study after Chi Square analysis obtained the value of Sig. = 0.005 <0.05 because the value of sig was below 0.05 means that there was a relationship between knowledge and attitudes of participation in employment social security at the TK. II Hospital Udayana Denpasar.Keywords: Voluntary Worker, Social Security, Hospital.
PARTISIPASI PASIEN DM DAN HIPERTENSI SEBAGAI PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS MENGWI 1 Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha; I Putu Dedy Kastama Hardy
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.893 KB)

Abstract

ABSTRACTNon-communicable diseases (NCD) are the leading cause of death in Indonesia. NCD is increasingly becoming a double burden that must be faced in the development of the health sector in Indonesia. Mengwi village is one of the area in Badung-Bali that has Universal Health Coverage (UHC) which covers all of its people with health services. Prolanis is one of the efforts that can be carried out to overcome this problem. This study aimed to determine the level of participation as prolanis participants in Mengwi. This study used a cross-sectional study design with 74 respondent who visited the Mengwi 1 Community Health Center and had an hypertension and diabetes mellitus symptom. We collected them by accidental sampling method using a questionnaire. The data were analyzed by chi square test. The results showed that the participation rate of respondent who did not participate in prolanis was 59.5% or 44 people while those who participated 40.5% or 30 respondent. The participation is influenced by knowledge, work, attitudes, age, education, distance, family support and health workers. There are the influence of knowledge, work attitudes, age, education, distance, family support and health workers on participation as prolanis participants. Need home visit to improved the participation of participants.Keywords: Prolanis; Community health center; NCD.ABSTRAKPenyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. PTM semakin meningkat menjadi beban ganda yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Prolanis salah satu upaya yang bisa dilaksanakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi sebagai peserta prolanis di Puskesmas Mengwi 1. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan sampel yaitu pasien hipertensi dan diabetes militus sebanyak 74 orang yang berkunjung ke Puskesmas Mengwi 1 diambil dengan accidental sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan chi squere. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat partisipasi pasien yang tidak ikut prolanis sebesar 59,5% atau 44 orang sedangkan yang ikut 40,5% atau 30 orang pasien. Partisipasi pasien dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan terhadap partisipasi sebagai peserta prolanis. Puskesmas Mengwi 1 perlu melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk meningkatkan pastisipasi pasien.Kata kunci: Prolanis; Partisipasi; Puskesmas.
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM MANUABA DENPASAR I Kadek Putu Arimbawa; I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Luh Gede Ari Natalia Yudha
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTurunnya pendapatan yang diperoleh oleh RSU Manuaba menyebabkan terjadinya penurunan kompensasi ke pada karyawan yang berdampak pada menurunnya kinerja karyawan di RSU Manuaba. Kompensasi merupakan salah satu fungsi penting dalam sebuah perusahan karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitive didalam hubungan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 dengan responden 123 orang di RSU Manuaba. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian dari uji analisis univariat didapatkan sebagian besar persepsi kompensasi yang diterima dalam katagori rendah (77,2%) dan sebagian besar perspsi kinerja dalam katagori rendah (75,6%). Uji analisis bivariat menunjukan ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba dengan hasil chi-square hitung sebesar 37,142 dengan p value = 0,000<α= 0,05. Kesimpulannya adalah sebagian besar persepsi karyawan tentang kompensasi yang diberikan dalam katagori rendah, perspsi kinerja dalam katagori rendah dan ada pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba. Sarannya adalah RSU Manuaba diharapkan lebih meperhatikan kompensasi berupa gajih atau imbalan, insentif, bonus dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, memberi pelatihan dan pensiunan dan perlu mengadakan adanya penilaian kinerja ke pada karyawan agar dalam sistem pemberian kompensasi dapat berjalan dengan adil.Kata Kunci : Kompensasi, Kinerja KaryawanABSTRACTThe decrease in income obtained by the Manuaba General Hospital led to a decrease in compensation to employees which resulted in a decrease in employee performance at Manuaba Hospital. Compensation is one of the important functions in a company because compensation is one of the most sensitive aspects in a work relationship. The purpose of this study was to find out about the effect of compensation on employee performance at Manuaba General Hospital. The study used a descriptive quantitative approach using an instrument in the form of a questionnaire, which was conducted in March-May 2019 with respondents 123 people at Manuaba Hospital. Analysis of the data used was univariate and bivariate analysis using chi-square statistical tests. The results of the study from the univariate analysis test found that most of the perceptions of compensation received in the low category (77.2%) and most perceptions of performance in the low category (75.6%). The bivariate analysis test showed that there was an effect of compensation on employee performance in Manuaba General Hospital with a calculated chi-square result of 37.142 with p value = 0,000 <α = 0.05. The conclusion is that most employees' perceptions of compensation given in categories are low, perspectives on performance in categories are low and there is a significant effect of compensation on employee performance at Manuaba Hospital. His suggestion is that Manuaba General Hospital is expected to pay more attention to compensation in the form of salary or compensation, incentives, bonuses and other benefits such as health benefits, giving training and retirees and need to conduct performance appraisal to employees so that the compensation system can run fairly.Keywords: Compensation, Employee Performance
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) SAAT PANDEMI COVID 19 DI KOTA DENPASAR Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha; Ni Made Kurniati
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 4 (2021): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSaat ini dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Kota Denpasar merupakan kota di Provinsi Bali yang tertinggi kasus COVID-19. Hasilstudi yang dikeluarkan oleh WHO dan PBB menunjukkan bahwa orang yang menderitapenyakit tidak menular (PTM) lebih rentan terkena penyakit parah dan meninggal akibatCOVID-19. Sebagian besar peserta prolanis adalah lanjut usia yang tentunya memilikipenyakit kronis, dengan kondisi saat ini virus COVID-19 tinggi penyebarannya di KotaDenpasar tentu mempengaruhi tingkat kecemasan mereka. Tujuan penelitian ini untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan peserta prolanissaat pandemi COVID-19 di Kota Denpasar. Metode penelitian yaitu rancangan penelitiananalitik dengan jenis penelitian cross sectional menggunakan pendekatan survei. Tempatpenelitian di Puskesmas Kota Denpasar dari bulan Juni sampai Desember 2021. Sampelpenelitian peserta prolanis sebagai responden. Instrumen yang digunakan ialah kuesionertingkat kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Survey kecemasan yangdilakukan kepada 384 orang peserta prolanis di Kota Denpasar diperoleh 244 orang (63,5%)kecemasan ringan, 136 orang (35,4%) kecemasan sedang, 4 orang (1%) kecemasan berat.Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan sebagian besar peserta prolanis mengalamimasalah psikologis yaitu kecemasan.Kata kunci: Denpasar, kecemasan, lanjut usia.
DIMENSI MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR I Gusti Ayu Dian Tresna Putri; I Putu Dedi Kastama Hardy; Ni Luh Gde Ari Natalia yudha
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 6, No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.194 KB)

Abstract

ABSTRAK Penyakit kronis telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dan merupakan masalah serius yang masih mendapat perhatian khusus di bidang kesehatan. Hal ini dapat diketahui pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sebagai salah satu upaya pelayanan kesehatan di dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi kematian akibat penyakit kronis terutama yang tidak menular di Indonesia, sejak tahun 2014 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menerapkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Hasil survei nasional melaporkan bahwa kepuasan peserta terhadap BPJS Kesehatan mengalami penurunan dari 81% pada tahun 2014 menjadi 79% dan 78,5% pada tahun 2015 dan 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan peserta Prolanis di seluruh Puskesmas Kota Denpasar dilihat dari dimensi mutu pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif dengan 420 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner sejak bulan Juli 2021 sampai September 2021. Analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian yaitu adanya hubungan kehandalan (p value = 0,000), daya tanggap (p value = 0,000), jaminan (p value = 0,000), kepedulian (p value = 0,000), dan bukti fisik ( p value = 0,000) dengan kepuasan peserta Prolanis. Kesimpulan penelitian yaitu adanya hubungan dimensi mutu pelayanan terhadap kepuasan peserta Prolanis di Puskesmas Denpasar dan disarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas kota Denpasar agar tetap memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Prolanis. Kata kunci: Mutu pelayanan, Prolanis, penyakit tidak menular (PTM) ABSTRACT Chronic disease has become one of the biggest causes of death in the world and is a serious problem that still receives special attention in the health sector. It can be seen in 2016, around 71 percent of the causes of death in the world are non-communicable diseases (NCDs) which kill 36 million people per year. As one of the health service efforts in an effort to improve public health and reduce deaths from chronic diseases, especially non-communicable diseases in Indonesia, since 2014 the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) has implemented the Chronic Disease Management Program (Prolanis).The results of a national survei report that participant satisfaction with BPJS has decreased from 81% in 2014 to 79% and 78.5% in 2015 and 2016. The study aims to determine the relationship between service perceptions and Prolanis participant satisfaction at the Denpasar City Health Center. This research is a quantitative research that will use an analytical approach with 420 respondents. Data collection using a questionnaire from July 2021 to September 2021. Data analysis using the Chi-Square test. The results of the study are that there is a relationship between reliability (p value = 0.000), responsiveness (p value = 0.000), assurance (p value = 0.000), concern (p value = 0.000), and physical evidence (p value = 0.000) with participant satisfaction. Prolanis. The conclusion of the study is that there is a perception of service quality on the satisfaction of Prolanis participants at the Denpasar Health Center and it is recommended that health workers at the Denpasar City Health Center pay attention to the quality of services provided to Prolanis participants. Keywords: Service quality, Prolanis, non-communicable diseases (NCDs)
PARTISIPASI PASIEN DM DAN HIPERTENSI SEBAGAI PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS MENGWI 1 Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha; I Putu Dedy Kastama Hardy
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 4, No 1 (2020): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.662 KB)

Abstract

Penyakit Degeneratif merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyakit Degeneratif semakin meningkat menjadi beban ganda yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Prolanis salah satu upaya yang bisa dilaksanakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi sebagai peserta prolanis di Puskesmas Mengwi 1. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan sampel yaitu pasien hipertensi dan diabetes militus sebanyak 74 orang yang berkunjung ke Puskesmas Mengwi 1 diambil dengan accidental sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pasien yang tidak ikut prolanis sebesar 59,5% atau 44 orang sedangkan yang ikut 40,5% atau 30 orang pasien. Partisipasi pasien dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan terhadap partisipasi sebagai peserta prolanis. Puskesmas Mengwi 1 perlu melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk meningkatkan pastisipasi pasien.
MUTU LAYANAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI BALI Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 2, No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.547 KB)

Abstract

ABSTRAKPenyakit gangguan jiwa menimbulkan beban bagi pemerintah, keluarga serta masyarakat oleh karena produktivitas pasien menurun dan akhirnya menimbulkan beban biaya yang besar bagi pasien dan keluarga. Dari sudut pandang pemerintah, gangguan ini menghabiskan biaya pelayanan kesehatan yang besar. Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Bali merupakan satu-satunya rumah sakit yang melayani pasien dengan gangguan jiwa di Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengambilan data menggunakan wawancara mendalam. Subjek penelitian ialah petugas rumah sakit yaitu wakil direktur pelayanan medis, kabag keuangan, pemegang program JKN, petugas rekam medis, dokter dan perawat.Pasien JKN yang berobat ke rumah sakit mengalami penurunan sebesar 5,7% atau 533 pasien rawat inap tahun 2016. Penurunan ini disebabkan peralihan Jaminan Kesehatana Bali Mandara (JKBM) ke JKN KIS. Selama pelaksanaan program JKN permasalahan yang sering terjadi yaitu pengetahuan pasien mengenai alur rujukan ke rumah sakit, jaringan internet yang kurang memadai dan ketidaklengkapan berkas sehingga memperlambat proses klaim. Perlunya sosialisasi program JKN ke masyarakat luas baik berupa media cetak maupun elektronik sehingga masyarakat bisa menggunakan pelayanan kesehatan lebih baik.Kata kunci: rumah sakit jiwa, JKNABSTRACTPsychiatric disorders pose a burden to the government, family and society because the patient's productivity decreases and ultimately creates a large burden on patients and families. From the government's point of view, this disruption costs a large amount of health services. Bali Provincial Mental Hospital is the only hospital that serves patients with mental disorders in Bali Province. The purpose of this study was to find out the implementation of the National Health Insurance (JKN) program at the Bali Provincial Mental Hospital. This research is a qualitative research with data collection methods using in-depth interviews. The subjects of the study were hospital officers, namely the deputy director of medical services, finance heads, JKN program holders, medical record officers, doctors and nurses. JKN patients who went to hospital decreased by 5.7% or 533 inpatients in 2016. Decreased this is due to the transfer of the Bali Mandara Health Insurance (JKBM) to JKN KIS. During the JKN program the most common problems were patient knowledge about the flow of referrals to the hospital, inadequate internet network and incomplete files which slowed down the claim process. The need to socialize the JKN program to the wider community in the form of print and electronic media so that people can use health services better.Keywords: mental hospital, JKN
INTERVENSI SIKAP KERJA DAPAT MENURUNKAN KELELAHAN KERJA DAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA KARYAWAN PT. SUCOFINDO CABANG DENPASAR Made Ary Pradnyawati; I Ketut Tunas; Ni Luh Gede Ari Natalia Yudha
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 1, No 1 (2017): JURNAL KESEHATAN TERPADU EDISI MARET
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.245 KB)

Abstract

ABSTRAKSalah satu akibat yang dapat disebabkan oleh gangguan musculoskeletal adalah menurunnya kinerja karyawan karena mengeluh sakit pada pundak, pantat, pinggang dan cepat lelah. Apabila keluhan tersebut tidak diatasi, maka akan berakibat pada timbulnya gangguan musculoskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja, tingkat keluhan musculoskeletal dan mengetahui penurunan kelelahan setelah dilakukan intervensi sikap kerja pada karyawan PT. Sucofindo Cabang Denpasar.Hasil penelitian terhadap 30 responden sebelum intervensi didapatkan 23 responden (77%) yang masuk kategori lelah ringan dan 7 responden (23%) masuk kategori lelah sedang. Setelah diberikan intervensi sikap kerja didapatkan 28 responden (90%) masuk kategori lelah ringan dan 2 responden (10 %) masuk kategori lelah sedang. Secara statistik terjadi perbedaan signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan nilai mean dari 54,63 (sebelum intervensi) menjadi 50,13 (setelah intervensi). Untuk keluhan muskoskeletal berdasarkan penelitian dapat dilihat sebelum intervensi sikap kerja, sebanyak 26 responden (87%) mengalami sakit ringan dan 4 responden (13%) mengalami sakit sedang. Setelah intervensi sikap kerja didapatkan 29 responden (90%) mengalami sakit ringan dan 1 responden (10%) mengalami sakit sedang. Secara statistik terjadi perbedaan signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan nilai mean dari 45,97 (sebelum intervensi) menjadi 41,13 (setelah intervensi). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah intervensi sikap kerja dapat menurunkan kelelahan dan keluhan musculosceletal pada karyawan di PT. Sucofindo Cabang Denpasar.Kata kunci : kelelahan, keluhan, musculoskeletal, intervensi, sikap kerjaABSTRACTOne of the consequences that may be caused by musculoskeletal disorders is decreasing the performance of the employee for complaining of pain in the shoulders, buttocks, waist and tired quickly. If a complaint is not resolved, it will result in the emergence of musculoskeletal disorders. This study aims to determine the level of fatigue, musculoskeletal complaints and determine the level of reduction in fatigue after intervention on the work attitude of employees of PT. Sucofindo Branch Office. The study, of 30 respondents before the intervention found 23 respondents (77%) were categorized as mild tired and 7 respondents (23%) in the category of being tired. After being given the intervention work attitude obtained 28 respondents (90%) categorized as mild fatigue and 2 respondents (10%) categorized as being tired. The difference was statistically significant as indicated by a decrease in the mean value of 54.63 (prior intervention) to 50, 13 (after the intervention). For complaints muskoskeletal based research can be seen before the intervention work attitude, as much as 26 respondents (87%) exper ienced mild pain and 4 respondents (13%) had moderate pain. After the intervention of the working attitude obtained 29 respondents (90%) experienced mild pain and one of the respondents (10%) had moderate pain. The difference was statistically significant as indicated by a decrease in the mean value of 45.97 (prior intervention) to 41.13 ( after the intervention). It can be concluded that the intervention work attitude can reduce fatigue and complaints musculosceletal on employees at PT. Sucofindo Branch Office.Keywords: fatigue, complaints, musculoskeletal, intervention, work attitude
IMPLEMENTASI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR Dedy Kastama Hardy; Natalia Yudha; Nengah Sarikumpul
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 4, No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.557 KB)

Abstract

Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien, penerapan budaya keselamatan di rumah sakit adalah sesuatu yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan sistem keselamatan agar mampu menurunkan KTD secara signifikan. RSUD Wangaya Kota Denpasar mengalami penurunan pelaporan total kasus insiden keselamatan pasien (IKP), dan terlaporkannya insiden pasien jatuh berdampak moderat yang menggambarkan kurang maksimalnya sistem keselamatan pasien yang berdampak pada lemahnya budaya pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Wangaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya keselamatan pasien terhadap kinerja pegawai di RSUD Wangaya dilihat dari dimensi persepsi staf terkait keselamatan pasien, frekuensi pelaporan kejadain dan respon non punitive terhadap kesalahan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dilakukan di 5 unit kerja RSUD Wangaya pada bulan Maret 2019. Populasinya adalah seluruh tenaga profesional pemberi asuhan (PPA) di RSUD Wangaya yang telah bekerja lebih dari 1 tahun yang berjumlah 353 orang. Sampel penelitian berjumlah 85 orang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, analisa data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariate dengan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan kinerja pegawai di RSUD Wangaya, semakin kuat budaya keselamatan pasien maka semakin tinggi kinerja pegawai begitu sebaliknya semakin lemah budaya keselamatan pasien maka semakin rendah kinerja pegawai RSUD Wangaya. RSUD Wangaya diharapkan dapat meningkatkan motivasi pelaporan kejadian dan memberikan umpan balik dari setiap kejadian yang dilaporkan. Kata kunci; keselamatan pasien, budaya keselamatan pasien, kinerja, insiden keselamatan pasien