Alfiah, Siti
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG VK RSU HAJI SURABAYA Eka Aquarista Wulansari; Siti Alfiah; Titi Maharrani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 9, No 3 (2018): Juli 2018
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.65 KB) | DOI: 10.33846/sf.v9i3.259

Abstract

Di Ruang VK RSU Haji Surabaya pada tahun 2015 terjadi 292 kasus KPD (24,94%) dari 1171 persalinan dan 42 diantaranya (29,93%) mengalami persalinan prematur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketuban pecah dini, kejadian persalinan prematur dan hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur. Jenis penelitian analitik dengan metode cross sectional. Jumlah populasi seluruh ibu bersalin di ruang VK RSU Haji Surabaya bulan Januari-Desember 2016 sejumlah 1101 ibu bersalin. Sampel diambil secara simpel random sampling sejumlah 295 ibu bersalin. Variabel independen ketuban pecah dini dan variabel dependen kejadian persalinan prematur. Sumber data rekam medik pada bulan Januari- Desember 2016. Hasil penelitian dari 295 ibu bersalin lebih dari setengahnya 159 orang (53,9%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan dari 136 ibu yang mengalami KPD hampir setengahnya 49 orang (36%) mengalami persalinan prematur. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan menggunakan SPSS 16.0. hasil uji chi square didapatkan p value (0,031) < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur. Simpulan penelitian ini adalah dari sebagian besar ibu bersalin dengan KPD hampir setengahnya mengalami kejadian persalinan prematur ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur, sehingga disarankan bagi tenaga dapat melakukan penyuluhan kesehatan tentang KPD dan melakukan deteksi dini pada kehamilan. Kata kunci: Ketuban pecah dini, Persalinan prematur
Pelatihan Peningkatan Pendidikan Kesehatan tentang Persiapan Menjelang Menopause di Puskesmas Mojo Rijanto Rijanto; Siti Alfiah; Sherly Jeniawaty
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11101

Abstract

In general, menopause occurs at the age of 48-50 years, including in the climacteric period, which is a syndrome of endocrine, somatic, and psychological changes at the end of the fertile / reproductive period. The aim of this study was to evaluate the success of cadre training in optimizing preparation for menopause. The intervention was given in the working area of Puskesmas Mojo, Surabaya. The intervention targets of health cadres and elderly women were selected using a quota sampling technique. The results of the evaluation show that there had been a 70% increase in the knowledge of elderly cadres about preparation for menopause. Keywords: menopause; health education; elderly women; health cadres ABSTRAK Pada umumnya menopause terjadi pada usia 48-50 tahun, termasuk dalam masa klimakterium yang merupakan sindrom perubahan endokrin, somatik, dan psikik pada akhir masa subur/reproduktif. Tujuan studi ini adalah mengevaluasi keberhasilan pelatihan kader dalam optimalisasi persiapan menjelang menopause. Intervensi diberikan di wilayah kerja Puskesmas Mojo, Surabaya. Sasaran intervensi kader kesehatan dan wanita usia lanjut, yang dipilih dengan teknik quota sampling. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 70% tentang pengetahuan ibu kader lansia mengenai persiapan menjelang menopause. Kata kunci: menopause; pendidikan kesehatan; wanita usia lanjut; kader kesehatan
Analysis Of Age, Nutrition Status With Premenstrual Syndrome, And Health Education On The Knowledge Of Adolescents At Tri Guna Bhakti Junior High School, Surabaya Siti Alfiah; Ani Media Harumi
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.589 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.6371

Abstract

ABSTRACT Women in their lives do not escape the existence of menstrual cycles that occur periodically and will feel disturbed if they experience a change. Disorders commonly experienced by women before menstruation is called premenstrual syndromeAnalyze the relationship between age at menarche, nutritional status with premenstrual syndrome and explain the effect of health education on adolescent knowledge This study uses quasi-experimental research with one group pretest and posttest-only design. The number of samples in the study was 50 respondents with a simple random sampling technique. This research was conducted at Tri Guna Bhakti Junior High School, Surabaya.Most respondents (62%) experienced menarche at the age of 12-14 years, most respondents also had normal nutritional status (50%). The incidence of Premenstrual Syndrome was experienced by most of the respondents (70%). The results of statistical tests showed that there was a relationship between nutritional status and the incidence of PMS, but there was no relationship between age and the incidence of PMS. Health education also influences students' knowledge about PMS There is no relationship between the age of menarche and the incidence of premenstrual syndrome, but on the contrary, there is a relationship between nutritional status and the incidence of premenstrual syndrome. The role of midwives in providing education and counseling about PMS to young women throughout the school is to increase knowledge about PMS and to improve diet, lifestyle, and physical activity (exercise) so that they can anticipate the occurrence of PMS and can compensate when experiencing PMS symptoms.. Keywords: Premenstrual Syndrome, Student, Nutritional Status, Age ABSTRAK Perempuan dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid yang terjadi secara periodik, dan akan merasa terganggu bila mengalami suatu perubahan. Gangguan yang biasa dialami wanita sebelum menstruasi disebut sindrom pramenstruasi. Menganalisis hubungan usia menarche, status gizi dengan premenstrual syndrome serta mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja.Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experiment dengan rancangan one grup prestest and postetst only. Jumlah sampel dalam penelitian sejumlah 50 responden dengan Teknik simple random sampling.Penelitian ini dilakukan di SMP Tri Guna Bhakti Kota Surabaya.Sebagian besar responden ( 62 %) mengalami menarche di usia 12-14 tahun, sebagian besar responden juga memiliki status gizi yang normal (50%). Kejadian Premenstrual Syndrome dialami oleh sebagian besar responden (70%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian PMS, namun tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian PMS. Pendidikan kesehatan juga memiliki pengaruh terhadap pengetahuan siswi tentang PMS.Tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan kejadian premenstrual syndrome, Namun sebaliknya, terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian premenstrual syndrome. Peran bidan dalam memberikan edukasi dan konseling tentang PMS kepada remaja putri di seluruh sekolah untuk meningkatkan pengetahuan tentang PMS dan dapat memperbaiki pola makan, gaya hidup dan aktivitas fisik (olahraga) agar dapat mengantisipasi terjadinya PMS dan dapat mengkompensasi saat mengalami gejala-gejala PMS. Kata Kunci: Premenstrual Syndrome, Siswi, Status Gizi, Usia
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin dengan Siklus Menstruasi Nabilatul Mukaromah; Novita Eka Kusuma Wardani; Siti Alfiah; Sukesi
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 4 (2023): December
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i4.77

Abstract

Pendahuluan : Kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh WUS di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi suntik progestin meningkat beberapa waktu belakangan dan menunjukkan gangguan menstruasi pada akseptor KB suntik. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan siklus menstruasi. Metode : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan studi Cross Sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Tanah Kali Kedinding. Sampel yang digunakan berjumlah 102 responden pengguna kontrasepsi suntik dengan Teknik simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan kontrasepsi suntik progestin, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah siklus menstruasi. Pengambilan Data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji korelasi Chi Square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 59.8% memilih kontrasepsi suntik progestin. Sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 71.6% memiliki siklus menstruasi yang tidak normal. Analisis : Hubungan penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan siklus menstruasi diperoleh nilai signifikan ρ = 0.000 (< 0.05) dengan Contingen Coefficiency sebesar 0.509. Pembahasan : Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan penggunaan kontrasepsi suntik progestin dengan siklus menstruasi dengan keeratan hubungan sedang. Saran : Diharapkan calon akseptor lebih cerdas memilih kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan serta mempertimbangkan efek samping yang akan di dapat.