Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAYA HIDUP BANGSAWAN LANGKAT (1900-1942) Khairun Nisa; Novia Syahfitri; Muhammad Ade Fauzan; Abd Haris Nasution; Arfan Diansyah
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2023): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v8i1.44334

Abstract

This study aims to determine the lifestyle of the Langkat nobles from 1900 to 1942. To obtain the required data, the author collects data using the library study method. The results obtained from this study are the overview of the Malay royalty Langkat. The change of the lifestyle of nobles. At the leadership of Sultan Musa, the noble life ini the Langkat Sultanate is still simple. Next is the peak of the glory of this Langkat Sultanate is when Sultan Abdul Aziz is powerful. He replaced his father is Sultan Musa. Langkat nobles life there was little change in 1900-1942, because in the time was the transitional period of colonial parties. The Dutch colonial nation can be said to be the best time for Malay’s noble class. The results of revenue from the plantation concession of oil and mine oil, Sultan Langkat and the noble classes have privilaged and luxurious life.   
ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINISME PADA CERPEN “RABIAH” KARYA HASAN AL BANNA Khairun nisa
Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya Vol 10, No 1 (2023): Jurnal EDUKASI KULTURA
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/edukasi kultura.v10i1.45678

Abstract

       ABSTRAK        Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hasil analisis kritik sastra feminisme pada cerpen yang berjudul Rabiah karya Hasan Al Banna. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan  banyaknya unsur ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama, yaitu Rabiah. Tiga unsur ketidakadilan gender tersebut terdiri dari feminisme liberal, feminisme sosial dan feminisme marxis. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: (1) Adanya pelecehan terhadap perempuan dimana perempuan dengan seenaknya dijadikan pemuas nafsu birahi oleh laki-laki. (2) adanya tindak kekerasan yang dialami perempuan karena perempuan dipandang sebagai manusia yang lemah dan tak berdaya, (3) adanya diskriminasi terhadap perempuan yang dianggap rendahan dan hina karena pekerjaannya sebagai pelacur.  
Analisis Kontrastif Kalimat Aktif dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Felix Yosafat Sitanggang; Khairun Nisa; Erika Magdalena Hutabarat; Lasenna Siallagan
HEMAT: Journal of Humanities Education Management Accounting and Transportation Vol 1, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/hemat.v1i2.2824

Abstract

Penelitian ini menggunakan analisis kontrastif untuk memeriksa struktur kalimat aktif dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Ini menyelidiki perbedaan dalam konstruksi kalimat dan penggunaan kata kerja antara kedua bahasa, dengan fokus pada pola subjek-predikat- objek dalam bahasa Indonesia dan subjek-verba-objek dalam bahasa Inggris. Studi ini juga mengeksplorasi variasi dalam bentuk kata kerja dan kejelasan agen. Secara metodologis, melibatkan analisis kualitatif kalimat aktif. Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh pembelajar dan pendidik bahasa dalam memahami dan menggunakan kalimat aktif. Hasil penelitian menyoroti disparitas signifikan dalam struktur kalimat dan penggunaan kata kerja antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk pengajaran bahasa yang efektif. Penelitian ini berkontribusi pada peningkatan strategi pembelajaran bahasa dan praktik pengajaran, memfasilitasi komunikasi lintas budaya yang lebih efektif.