Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Performansi Pengadaan Dan Pemasangan Node-b Dengan Menggunakan Metode Earned Value Management (evm) Fauzan Novendra Putra Yasya; Imam Haryono; Achmad Fuad Bay
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Dadali Citra Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan jasa jaringan telekomunikasi. PT Dadali Citra Mandiri sedang melaksanakan proyek pekerjaan pengadaan dan pemasangan node B batch 2 Telkom Regional III di Sumedang. Proyek tersebut merupakan proyek yang telah selesai dikerjakan oleh perusahaan. Perusahaan ingin mengetahui performansi proyek tersebut untuk dijadikan referensi pengerjaan proyek yang serupa. Berdasarkan hasil penelitian, performansi proyek sudah sangat baik karena baik nilai CPI maupun SPI pada hari terakhir berada pada nilai lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa proyek berjalan lebih cepat dari perencanaan (segi SPI) dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada biaya perencanaan (segi CPI). Mengacu kepada performance index monitoring, performansi proyek berada pada kuadran “good” yang juga menunjukkan keberhasilan proyek. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan forecasting pada proyek, terdapat empat asumsi perhitungan untuk EAC dan keempat asumsi EAC pada hari ke-35 proyek berada di bawah nilai Budget at Completion (BAC) yang berarti biaya perkiraan yang harus dikeluarkan hingga proyek selesai berada di bawah budget. Kata kunci : Earned Value Management, Forecasting, Project, Network Diagram, Work Breakdown Structure PT Dadali Citra Mandiri is one of the companies engaged in telecommunications network service providers. PT Dadali Citra Mandiri is implementing a project for the procurement and installation of node B batch 2 Telkom Regional III in Sumedang. The project is a project that has been completed by the company. The company wants to know the performance of the project to be used as a reference for the construction of similar projects. Based on the results of the study, the project's performance was very good because both the CPI and SPI values on the last day were more than 1. This shows that the project runs faster than planning (SPI aspect) and the costs incurred are lower than planning costs (CPI). Referring to performance index monitoring, project performance is in the "good" quadrant which also shows the success of the project. Furthermore, based on forecasting calculations on the project, there are four assumptions calculated for EAC and all four assumptions of EAC on the 35th day of the project are below the value of the Budget at Completion (BAC) which means the estimated costs that must be incurred until the project is finished under the budget. Keywords: Earned Value Management, Forecasting, Project, Network Diagram, Work Breakdown Structure
Perancangan Scope Baseline, Schedule Baseline, dan Pengukuran Performansi Proyek Learning Management System Tim 6 Universitas X Riefaldy Nadivkha Subroto; Ika Arum Puspita; Achmad Fuad Bay
eProceedings of Engineering Vol 10, No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-Universitas X adalah perguruan tinggi yang menerakan sistem informasi. Aplikasi sistem informasi memiliki 37 aplikasi yang berbeda. PT XYZ adalah perusahaan yang terlibat kedalam proses pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Universitas X. Proyek ini memiliki 10 tim dengan masing-masing mengembangkan aplikasi yang berbeda-beda. Proyek ini memiliki durasi pengerjaan selama 3 tahun dimulai dari September 2021 sampai pada bulan September 2023. Dalam pelaksanaannya, proyek learning management system mengalami amandemen sehingga belum memiliki baseline yang jelas dari masing-masing sub proyek akibat adanya amandemen sehingga permasalahan tersebut mengakibatkan keterlambatan pada proyek. Proyek mengalami keterlambatan dari bulan September 2021 dan baru terlaksana di bulan November 2021. Keterlambatan ini sangat merugikan untuk kedua belah pihak dimana kerugian tersebut membuat waktu dan biaya yang terbuang atau tidak sesuai dengan rencana awal dari proyek tersebut. Maka dilakukan perancangan scope baseline dan schedule baseline sebagai dokumen acuan pada tim proyek. Pengukuran performansi terhadap proyek menggunakan earned value management agar mengetahui performa proyek aktual apakah sudah sesuai dengan rencana atau belum. Proyek memiliki nilai SPI 0.94 dimana nilai tersebut dibawah 1 yang artinya proyek mengalami keterlambatan. Pada perhitungan time to estimate, proyek diprediksi selesai pada September 2023 dalam waktu 24.5 bulan dimana lebih lambat 1.5 bulan dari rencana awal sebelumnya.Kata Kunci-scope baseline, schedule baseline, pengukuran performansi, earned value management
Perancangan Scope Baseline dan Schedule Baseline Pada Proyek Riset Pasar Pembangunan Laboratorium Kesehatan PT ABC oleh PT XYZ Fathiya Safira Ariani; Wawan Tripiawan; Achmad Fuad Bay
eProceedings of Engineering Vol 10, No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak- PT ABC perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan yang ingin membangun sebuah laboratorium kesehatan pusat dengan melakukan riset pasar layanan kesehatan, survei data kebutuhan pelayanan, dan karakteristik layanan kesehatan DKI Jakarta Proyek tersebut ditargetkan dimulai pada bulan Juni 2022, Proyek dijalankan pada bulan September 2022 dikarenakan perencanaan jadwal proyek yang belum dilakukan. Tugas akhir ini dilakukan perancangan scope baseline dengan mengunakan metode decomposition dan perancangan schedule baseline menggunakan metode Critical Path Method. Perancangan Scope Baseline menghasilkan tiga output, yaitu Project Scope Management, WBS, dan WBS Dictionary. Hasil rancangan project scope management berisikan informasi mengenai project name, project scope description, deliverables, acceptance criteria, risk, project exclusions, dan assumptions and constraints. Hasil rancangan WBS terdiri dari level 0, 1, 2, dan 3. Seluruh komponen pada WBS akan dijelaskan secara rinci pada WBS Dictionary yang memiliki informasi mengenai WBS Level, WBS Code, WBS Name, dan WBS Description. Perancangan Schedule Baseline menghasilkan project schedule network diagram berupa visualisasi urutan pengerjaan proyek, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan CPM. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode CPM diperoleh jalur kritis dengan durasi terpanjang, yaitu 40 hari kerja dan Gantt chart divisualisasikan dengan spesifikasi jadwal untuk setiap aktivitas proyek dan juga dapat terlihat beberapa aktivitas yang dilakukan secara bersamaan.Kata kunci- proyek, scope, schedule, baseline, critical path method
Perancangan Dashboard Monitoring Dan Controlling Proyek Pengadaan Aplikasi Manajemen Aparatur Sipil Negara Dengan Menggunakan Metode Plan Driven (Waterfall) Di Pt. Xyz M Firmansyah; Devi Pratami; Achmad Fuad Bay
eProceedings of Engineering Vol 10, No 2 (2023): April 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak- Penelitian ini merancang Dahboard monitoring dan controlling pada proyek pengadaan aplikasi manajemen aparatur sipil negara di PT. XYZ dengan menggunakan metode Waterfall. Dalam pengerjaan proyek ini, terjadi perpanjangan waktu pengerjaan proyek yang disebabkan oleh banyaknya risiko yang terjadi selama masa proyek berlangsung dan kurangnya monitoring dan controlling terhadap proyek. Proyek ini juga terpaksa dilakukan Berita acara serah terima dikarenakan proyek merupakan proyek pemerintahan yang harus selesai tepat waktu dan sukar untuk adendum. Pada Penelitian ini, untuk menganalisis performansi kinerja proyek menggunakan metode earned value management (EVM). Hasil analisa indeks performansi menunjukkan bahwa performansi kinerja proyek pada proyek PT XYZ masih kurang baik, dimana pada minggu ke - 16 nilai SPI proyek adalah 0.86 dan CPI proyek sebesar 0.76. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa waktu pelaksanaan lebih lama dari perencanaan dan biaya proyek melebihi biaya yang direncanakan. Disisi lain, didapatkan bahwa nilai dari TCPI proyek sebesar 1.08 yang berarti sisa pekerjaan pada proyek diramalkan akan terselesaikan dengan efisiensi senilai 1.08. Hasil perhitungan estimasi biaya untuk penyelesaian proyek ialah sebesar Rp 148.216.939 dengan estimasi waktu penyelesaian selama 19 minggu yang menunjukkan bahwa adanya penambahan waktu penyelesaian dari perencanaan awal yaitu sebanyak 3 minggu. Kata kunci - dashboard, monitoring, controlling, proyek, waterfall, earned value
Perancangan Quality Metrics Untuk Pengendalian Kualitas Proyek Dengan Metode Internal Control Pada Proyek Refurbished NTE Di Pt XYZ Muhammad Ilham Firdaus; Wawan Tripiawan; Achmad Fuad Bay
eProceedings of Engineering Vol 10, No 2 (2023): April 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak — PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pemimpin dala industri telekomunikasi sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai alat penunjang telekomunikasi dengan perakitan telepon dan peralatan transmisi sebagai kegiatan utamanya. Pada tahun 2019, PT XYZ mengalami kesulitan dalam perkembangan industri dan memutuskan untuk bekerja sama denga PT ABC untuk menjalankan proyek refurbished. Proyek ini memiliki garis besar yaitu perbaikan NTE (Network Terminal Equipment). Manajer proyek yang bertanggung jawab merupakan karyawan yang bekerja di PT XYZ dan terjun langsung dalam proyek ini. Kualitas yang diinginkan dari hasil perbaikan yang diinginkan yaitu NTE dengan kualitas sangat baik. Namun saat hasil proyek di deliver kepada PT ABC, ternyata terdapat komplain dari konsumen mengenai NTE yang memiliki casing perangkat mudah pecah, aksesoris mudah rusak, dan jangkauan sinyal yang pendek. Setelah dilakukan observasi dan studi literatur, didapatkan bahwa perusahaan belum memiliki quality metric sebagai dokumen pendukung untuk kegiatan control quality sehingga akan dilakukan perancangan quality metrics menggunakan metode internal control dalam mengidentifikasi kemungkinan kendala yang terjadi dan bagaimana cara mencegahnya. Serta terdapat critical success criteria sebagai parameter kesuksesan dari setiap kegiatan dengan mengadaptasi metode SMART. Hasil dari penilitian ini berupa quality metrics sebagai dokumen pendukung kegiatan control quality agar dapat menunjang proses validate scope.Kata kunci — quality metrics, internal control, smart, skala guttman, skala likert, project quality Management.