Pengembangan lembar kerja siswa dilatarbelakangi dengan banyaknya pemahaman guru yang kurang tepat mengenai fungsi dari lembar kerja siswa sebagai perangkat pembelajaran. Lembar kerja siswa dianggap sebagai sekumpulan soal evaluasi untuk mengetes pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Salah satu tuntutan kurikulum 2013 yaitu pembelajaran harus diintegrasikan dengan pelatihan kemampuan higher order thinking skill siswa. Kemampuan higher order thinking skill ini membantu siswa bukan hanya mengetahui dan memahami suatu pengetahuan melainkan mampu mencari keterhubungan informasi pengetahuan, melibatkan proses penemuan konsep pengetahuan serta menerapkan pengetahuan untuk menghadapi sejumlah permasalahan. Pengembangan kemampuan higher order thinking skill ini didasarkan pada taksonomi Bloom revisi yang dijadikan rujukan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode design based research yang digunakan untuk menghasilkan produk lembar kerja siswa berbasis higher order thinking skill taksonomi Bloom revisi. Produk lembar kerja siswa ini dirancang untuk dua kali pertemuan mencakup mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, PJOK dan IPS. Rancangan lembar kerja siswa berbasis higher order thinking skill divalidasi oleh tiga ahli. Setelah divalidasi oleh tim ahli dan direvisi kekurangan lembar kerja siswa, dilakukan uji coba sebanyak dua kali, yaitu pada uji coba pertama dan uji kedua. Pada uji coba pertama dan uji coba kedua, respons siswa terhadap penggunaan lembar kerja siswa pertama tidak jauh berbeda. 81,3% siswa memahami materi dan meningkat menjadi rata-rata 95% siswa memahami isi LKS. Hasil dari uji coba kedua kemudian direvisi menjadi produk akhir lembar kerja siswa berbasis higher order thinking skill taksonomi Bloom revisi. Produk akhir ini diimplementasikan di sekolah dasar yang menggunakan kurikulum 2013.