Berbagai problematika yang terjadi berkaitan dengan lingkungan hidup pada dasarnya disebabkan oleh perilaku masyarakat yang semakin meninggalkan identitas budayanya (cultural identity). Sehingga mereka tidak memiliki falsafah hidup (papagon hirup) yang mampu menjadi sistem kontrol terhadap nilai dan norma yang ada di masyarakat. Jika kita lihat di Kampung Naga memiliki falsafah hidup “pamali” mampu menjadi sistem kontrol perilaku berupa budaya dan kepercayaan yang diwariskan secara turun temurun. Selain itu, Papagon hirup pamali memiliki fungsi menumbuhkan karakter cinta lingkungan pada masyarakat Kampung Naga bahkan sejak usia sekolah dasar. Penelitian ini mengkaji tentang peranan kearifan lokal dalam menumbuhkan karakter cinta lingkungan khususnya pada anak usia sekolah dasar di Kampung Naga. Metode yang digunakan adalah Mini - Ethnography Case Study. Subjek penelitian adalah tokoh adat, masyarakat, dan lingkungan alam Kampung Naga. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan : 1). Papagon hirup pamali merupakan budaya dan tradisi yang dijadikan pedoman bagi masayarakat Kampung Naga dalam kehidupan yang harmoni bersama alam. 2). Pantangan dan larangan pada papagon hirup pamali dapat menciptakan masyarakat yang memiliki karakter cinta lingkungan. 3). Papagon hirup pamali dapat diinternalisasikan ke dalam konsep dasar pendidikan karakter cinta lingkungan di Sekolah Dasar.