Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM DEBAT CAPRES CAWAPRES BEM REMA UPI KAMPUS TASIKMALAYA 2014 Medita Ayu Wulandari; Hodidjah Hodidjah; Desiani Natalina Muliasar
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 2, No 1 (2015): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.562 KB) | DOI: 10.17509/pedadidaktika.v2i1.5242

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD di Tasikmalaya. Berdasarkan studi pendahuluan hanya 30% mahasiswa yang memahami berpikir kritis namun belum diketahui apakah mahasiswa sudah berpikir kritis dan komponen yang muncul. Kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa dapat dilihat dalam kegiatan berpolitik melalui kegiatan debat Capres Cawapres BEM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis mahasiswa dan komponen berpikir kritis yang muncul dalam debat Capres Cawapres BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di UPI Kampus Tasikmalaya. Subjek penelitian adalah empat mahasiswa PGSD yang mencalonkan diri sebagai Capres Cawapres BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya 2014. Pengumpulan data menggunakan observasi melalui perekaman untuk memperoleh gambaran mengenai berpikir kritis pada debat Capres Cawapres BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya 2014 dan wawancara untuk mengklarifikasi data hasil observasi. Hasil penelitian menunjukan beberapa komponen berpikir kritis yang dikemukakan oleh Gubbins (Sternberg, 1986, hal. 33) muncul yaitu pemecahan masalah (mengidentifikasi masalah utama; menjelaskan masalah; merumuskan hipotesa dan memilih solusi terbaik), membuat keputusan (merumuskan tujuan yang diinginkan; merumuskan hambatan untuk mencapai tujuan danĀ  menentukan beberapa kemungkinan), acuan muncul (kemampuan berpikir induktif: menentukan sebab akibat dan membuat acuan), kemampuan berpikir yang berbeda (membangun banyak ide), dan evaluasi kemampuan berpikir (mengenali hal yang mendasari anggapan). Dari 51 aspek, 11 aspek muncul dan 40 aspek tidak muncul.