Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DALAM PENGISIAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS PERSALINAN DI KABUPATEN SEMARANG nugraheni kusumawati; Syifa Sofia Wibowo
Jurnal Endurance Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jen.v8i1.1876

Abstract

Rekam medis merupakan bukti tertulis yang mana bidan telah memberikan pelayanan kebidanan dan dapat sebagai bukti di muka pengadilan jika diminta. Bidan dalam memberikan pelayanan wajib mengisi rekam medis secara lengkap,jika kurang lengkap bisa berimbas pada ibu bersalin dan bayinya bahkan dapat mengakibatkan ibu dan bayi meninggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan bidan praktik swasta yang dilengkapi dengan pengisian kelengkapan perawatan medis pertolongan persalinan di Kabupaten Semarang. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan waktu cross sectional dan teknik sampling simple random sampling. Peneliti menggunakan populasi seluruh bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang dan sebanyak 36 orang bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang menjadi sampel penelitian. Data diperoleh melalui observasi rekam medis persalinan dengan daftar tilik. Hasil penelitian memperoleh gambaran bahwa bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak memiliki kelengkapan dalam pengisian rekam medis persalinan. Bidan praktik swasta yang berjumlah 36 orang tidak ada yang mengisi secara lengkap rekam medis persalinan. Bagian rekam medis persalinan yang tidak terisi lengkap meliputi identitas ibu (100%), keadaan bayi atau janin (22,2%), keadaan ibu (88,9%), kemajuan persalinan (5,6%), identitas dan informasi umum ( 33,3%), pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. Hasil penelitian memperoleh gambaran bahwa bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak memiliki kelengkapan dalam pengisian rekam medis persalinan. Bidan praktik swasta yang berjumlah 36 orang tidak ada yang mengisi secara lengkap rekam medis persalinan. Bagian rekam medis persalinan yang tidak terisi lengkap meliputi identitas ibu (100%), keadaan bayi atau janin (22,2%), keadaan ibu (88,9%), kemajuan persalinan (5,6%), identitas dan informasi umum ( 33,3%), pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. Hasil penelitian memperoleh gambaran bahwa bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak memiliki kelengkapan dalam pengisian rekam medis persalinan. Bidan praktik swasta yang berjumlah 36 orang tidak ada yang mengisi secara lengkap rekam medis persalinan. Bagian rekam medis persalinan yang tidak terisi lengkap meliputi identitas ibu (100%), keadaan bayi atau janin (22,2%), keadaan ibu (88,9%), kemajuan persalinan (5,6%), identitas dan informasi umum ( 33,3%), pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. Bidan praktik swasta yang berjumlah 36 orang tidak ada yang mengisi secara lengkap rekam medis persalinan. Bagian rekam medis persalinan yang tidak terisi lengkap meliputi identitas ibu (100%), keadaan bayi atau janin (22,2%), keadaan ibu (88,9%), kemajuan persalinan (5,6%), identitas dan informasi umum ( 33,3%), pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. Bidan praktik swasta yang berjumlah 36 orang tidak ada yang mengisi secara lengkap rekam medis persalinan. Bagian rekam medis persalinan yang tidak terisi lengkap meliputi identitas ibu (100%), keadaan bayi atau janin (22,2%), keadaan ibu (88,9%), kemajuan persalinan (5,6%), identitas dan informasi umum ( 33,3%), pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. pemantauan kala I (19,4%), pemantauan kala II (50%), pemantauan kala III (50%), dan bayi yang baru lahir saja (80,6%). Kesimpulannya bidan praktik swasta di Kabupaten Semarang tidak patuh dan tidak lengkap dalam mengisi rekam medis persalinan. Kata Kunci : Bidan Praktik Swasta; Kepatuhan; Kelengkapan; Rekam Medis Persalinan
IbM SOSIALISASI GIZI KESEHATAN REMAJA LAKI-LAKI DI SMP PGRI BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG Nugraheni Kusumawati
Indonesian Journal of Health Information Management Services Vol. 3 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Health Information Management Services (IJHIMS)
Publisher : APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Masa remaja rentan terhadap masalah gizi. Kebutuhan dan kecukupan gizi yang tidak seimbang akan berpengaruh pada permasalahan gizi, yaitu gizi lebih maupun gizi kurang. Remaja perempuan dan laki-laki di Indonesia kini tengah mengalami permasalahan gizi. Sekitar 1 dari 4 remaja laki-laki mengalami masalah stunting, 1 dari 7 mengalami obesitas, dan hampir seperempatnya mengalami kekurangan darah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah gizi pada remaja laki-laki masih menjadi perkara yang belum teratasi, sehingga diperlukan sosialisasi untuk mengatasi masalah tersebut. Sosialisasi dilakukan dengan cara menyampaikan serta menjelaskan materi terkait dengan gizi pada remaja laki-laki. Hasil dari sosialisasi yang disampaikan adalah siswa remaja laki-laki sangat antusias untuk bertanya terkait dengan materi yang disampaikan karena merasa asupan nutrisi yang mereka makan belum memenuhi angka kecukupan gizi yang seharusnya. Kesimpulan akhir dari kegiatan sosialisasi adalah kegiatan berjalan lancar dan siswa remaja laki-laki memahami gizi apa saja yang harus mereka konsumsi agar tidak mengalami masalah gizi ke depannya. Kata kunci: Sosialisasi; Gizi Kesehatan; Remaja Laki-Laki ABSTRACT. Adolescence is vulnerable to nutritional problems. Unbalanced nutritional needs and adequacy will affect nutritional problems, namely excess nutrition and undernutrition. Teenage girls and boys in Indonesia are currently experiencing nutritional problems. About 1 in 4 teenage boys has a stunting problem, 1 in 7 is obese, and almost a quarter have a lack of blood. This shows that the problem of nutrition in adolescent boys is still a problem that has not been resolved, so socialization is needed to overcome this problem. Socialization is carried out by conveying and explaining material related to nutrition to male adolescents. The result of the socialization that was delivered was that young male students were very enthusiastic to ask questions related to the material presented because they felt that the nutritional intake they were eating did not meet the proper nutritional adequacy rate. The final conclusion from the socialization activity was that the activity ran smoothly and the teenage boys understood what nutrients they should consume so they would not experience nutritional problems in the future. Keywords: Socialization; Health Nutrition; Teenage Boys