Nawasari Indah Putri Sejati
Poltekkes Tanjungkarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kapasitas Guru dan Orang Tua Murid tentang Pangan sebagai Imun Booster bagi Anak Endang Sri Wahyuni; Nawasari Indah Putri Sejati; Roza Mulyani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.7181

Abstract

ABSTRAK Pembelajaran tatap muka (PTM) pada satuan pendidikan di Bandar Lampung dimulai 14 Maret 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19 untuk mencegah penularan covid. Pelaksanaan puasa ramadhan yang jatuh di awal bulan April 2022, berisiko menurunkan asupan gizi anak. Hal ini dapat menurunkan imunitas tubuh, sementara virus covid-19 masih berkembang di masyarakat. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru dan orang tua murid tentang pangan sebagai imun booster. Metode yang digunakan adalah edukasi lewat virtual maupun tatap muka serta praktek mengolah sosis modifikasi. Edukasi dilakukan secara virtual melalui media grup WhatsApp dan secara tatap muka. Beberapa pertanyaan diajukan peserta edukasi pada saat edukasi tatap muka maupun lewat media grup WhatsApp. Nilai rata-rata pengetahuan tentang pangan sebagai imun booster meningkat sebesar 23,34 point (46,10%) dari 50,62 pada pre-test menjadi 73,96 pada post-test. Berdasarkan uji paired t test, edukasi dan praktek mengolah sosis modifikasi berpengaruh pada tingkat pengetahuan guru dan orang tua murid  (p=0,000). Edukasi tentang gizi dan kesehatan pada institusi pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pangan sebagai imun booster pada orang tua murid dan guru Kata Kunci: Kapasitas, Guru, Orang Tua Murid, Pangan, Imun Booster  ABSTRACT Face-to-face learning (PTM) at education units in Bandar Lampung begins March 14, 2022 while continuing to implement the Covid-19 health protocol to prevent Covid transmission. Implementation of Ramadan fasting which falls in early April 2022, risks reducing children's nutritional intake. This can reduce the body's immunity, while the Covid-19 virus is still developing in society. Community service activities aim to increase the knowledge of teachers and parents of students about food as an immune booster. The method used is counseling via virtual, face-to-face and demonstrate of processing modified sausages. Education is carried out virtually by WhatsApp group and face to face. Several questions were asked by counseling participants during face-to-face counseling or through the WhatsApp group media. The average value of knowledge about food as an immune booster increased by 23.34 points (46.10%) from 50.62 in the pre test to 73.96 in the post test. Based on the paired t test, counseling and the practice of processing modified sausages had an effect on the level of knowledge of teachers and parents (p=0.000). Education about nutrition and health in educational institutions can increase the knowledge about food as an immune booster for parents and teachers Keywords: Capacity, Teachers, Parents, Food, Immune Booster
SOSIS AYAM YANG DIPERKAYA DENGAN WORTEL DAN SELEDRI SEBAGAI IMUNBOOSTER BAGI ANAK Nawasari Indah Putri Sejati; Endang Sri Wahyuni
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i1.12984

Abstract

Sosis merupakan produk olahan daging yang digunakan sebagai makanan selingan ataupun lauk hewani. Penelitian terkait sosis ayam yang ditambahkan bahan lain menunjukkan penerimaan pada kategori biasa saja dan agak suka. Sosis dapat diperkaya dengan bahan lain yang memiliki kelebihan untuk meningkatkan sistem imun pada anak, contohnya adalah wortel dan seledri. Wortel memiliki kelebihn sebagai antioksidan, antikarsinogen dan imunbooster seperti karotenoid, polifenol dan vitamin A. Sedangkan seledri memiliki kelebihan sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik kimia, organoleptik dan mikrobiologi sosis ayam dengan penambahan wortel dan seledri menggunakan rancangan Acak Lengkap dengan anova dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosis memiliki karakteristik kimia yang sesuai SNI dengan kandungan serat yang lebih tinggi, lemak yang lebih rendah serta aktivitas antioksidan dan kandungan total fenolik yang lebih baik. Dari sisi aroma, rasa dan tekstur sosis ayam wortel seledri tidak berbeda nyata namun memiliki tingkat kesukaan terhadap warna berbeda nyata. Kombinasi wortel dan seledri pada sosis ayam kurang disukai panelis karena sosis yang paling disukai adalah sosis tanpa penambahan seledri. Kandungan bakteri sosis ayam wortel seledri berada diatas angka yang disarankan, namun bebas dari E. coli. Disarankan untuk menggunakan selongsong yang tahan panas sehingga kandungan mikroba bisa dikurangi.
Mackerel Shrimp Sausages High in Protein, Iron, Zinc and Calcium for Stunted Toddlers Endang Sri Wahyuni; Nawasari Indah Putri Sejati
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 5 No. 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 Agustus 2023
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v5i2.433

Abstract

Stunting in children is associated with motor problems and death, stunted brain development, motor, mental growth, and reduced physical capacity, productivity and economy. The incidence of stunting in Indonesia is still higher than the maximum stunting incident set by WHO. Nutrition-based interventions can reduce the incidence of stunting. Local food-based foods that children like can be an alternative to increase the intake of protein and micronutrients needed in children's growth. This study aimed to determine the most preferred formula of rebon flour substitution in mackerel sausage. The research design was experimental with a completely randomized design method. The product consists of F0, F1, F2, F3, F4, and F5. Formulation F0 was a control sausage formulation made from mackerel: rebon flour with a ratio of 100%:0%. F1 was the formula for mackerel rebon sausage with the composition of mackerel: rebon flour (95%:5%), F2 (90%:10%), F3 (85%:15%), F4 (80%:20%) and F5 (75%:25%). The ANOVA test showed that the panelists' preference for each formulation differed significantly (p=0,000). The greater the percentage of rebon flour subsites used in mackerel sausage, the less favorable the aroma, color, taste, and texture. Friedman's test showed that mackerel sausage substituted with 5% dry rebon flour was the most preferred sausage formulation. 100 g of boiled sausage contained 147 kcal of energy, 11,72 g of protein, 20,67 g of carbohydrates, 18 mg of Fe, 3,69 mg of Zn and 217,73 mg of calcium. The energy content of sausages can be increased by serving sausages after frying.