Supartoyo Supartoyo, Supartoyo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Gempabumi Tektonik Terhadap Aktivitas G. Gede Hidayati, Sri; Sulaeman, Cecep; Supartoyo, Supartoyo; Kriswati, Estu
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 19, No 4 (2018): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.618 KB)

Abstract

In addition to home for seven active volcanoes, West Java, is also having high tectonic activity, owing to its close distance from subduction zone and crustal fault. The Cimandiri Fault extends about 100 km from southwest to the northeast ward through Sukabumi area. Gede Volcano with high seismic activity is sitting 20 km north of Cimandiri Fault. Shallow earthquakes often occur around Gede volcano and their sources are fairly close to the Cimandiri valley. Feltearthquakes occurred in 2007, 2010, 2012 and 2014,where the source supposed to be around Cimandiri valley,were followed by volcano-tectonic (VT) earthquake swarms in Gede Volcano. These swarms probably indicate that there is a linkage between tectonic and Gede volcano activities. However, the swarms were followed by less significant changes in volcanic activity. GPS data during measurement period of 2006-2015 show the existence of a fault with main stress in the northwest-southeast direction. The mechanism of the Cimandiri Fault is reverse fault with sinistral slip component and sinistral strike slip fault, while the swarm of VT earthquakes in Gede Volcano is dominated by reverse and normal faults. Tectonic earthquakes may trigger nearby volcanic eruption; it depends on the state of magma of the volcano and the magnitude of the earthquake.Keyword: Tectonic, Cimandiri fault, VT earthquake, Gede Volcano.
Interaksi; Morfotektonik; Sag-Pond; Sesar Aktif Sutiono, Agus; Prastistho, Bambang; C. Prasetyadi, C. Prasetyadi; Supartoyo, Supartoyo
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2426.17 KB)

Abstract

Tegangan deformasi regional di daerah penelitian berasal dari gaya subduksi yang dikeluarkan di Selatan Pulau Jawa yakni di lokasi Palung Jawa. Berdasarkan data pengukuran di lapangan, tegangan regional maksimum (?1) disimpulkan merambat di sepanjang azimuth berarah Utara – Selatan (U-S) berkisar dari N355ºE hingga N10ºE. Tekanan regional ini membentuk fraktur regangan yang menonjol pada generasi pertama, yang ditunjukkan oleh karakteristik rekahan U-S; Sesar Girijati (GF), Sesar Sumbermulyo Parangtritis (SPF) dan Kalitirto - Gn.Bangkel - Jombor (KBJ). Rekahan rekehan tersebut berorientasi riedel tension cenderung memiliki karakter sesar aktif. Penting melakukan identifikasi jaringan sesar aktif tersebut untuk diijadikan acuan sebagai petunjuk praktis oleh pemerintah daerah, dalam melaksanakan amanat undang undang nomor 24 dan 27 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan tentang Penataan Ruang. Oleh karena itu, makalah ini mengurai sebagian dari jaringan sesar aktif di Yogyakarta dengan melihat indikator antara dimensi Meander Kalitirto di Berbah dan interaksi jaringan pada setiap interkoneksi sesar penentu bentuk geometri meander tersebut. Liniamen Berbah memperlihatkan dua tren sepanjang arah azimuth N 30ºE dan N 180ºE yang menunjukkan orientasi menyimpang dari U-S ke TL-BD. Pembentukan sag-pond dari sebuah fitur morfotektonik yang ditunjukkan oleh laterally confine meander Sungai Opak di Kalitirto selebar 900 m, membentuk dua meander dengan dimensi 571 m lebar dan 723 m panjang (Meander Kalitirto di Utara) dan 216 m lebar dan 399 m panjangnya (Meander Kalitirto di Selatan). Meskipun, keberadaan meander di sepanjang Sungai Opak itu umum dijumpai, tetapi untuk meander yang ditemukan di Desa Kalitirto dan Jogotirto secara morfotektonik memiliki fisik dan dimensi yang unik. Meander ini mengekspresikan ukuran dan bentuk yang aneh, yang secara dramatis memiliki demensi lebar lebih besar dan berbeda dibandingkan perkembangan meander lainnya di sepanjang Sungai Opak. Hal ini disebabkan oleh fraktur regangan membentuk sag-pond ketika cekungan berkembang di dalam zona sesar. Susunan interaksi sesar di SagPond Berbah melibatkan perluasan Sesar Kalitirto - Gn Bangkel Jombor (KBJ) yang berorientasi Utara-Selatan bersama dengan sesar generasi kedua yakni sesar mendatar TL-BD. Karakteristik interaksi dua sesar ini dalam orientasi yang berbeda dari perpindahan pasangan set sesar sintetis dan set sesar antitetis ekstensional bertanggung jawab untuk membentuk tegangan sag-pond tersebut.