meryn christine karina
Prodi Antropologi Sosial, FISIP, Universitas Tanjungpura

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TRADISI TOLAK BALA MASYARAKAT SUKU DAYAK KENINJAL DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS : DESA BATU NANTA, KECAMATAN BELIMBING, KABUPATEN MELAWI) meryn christine karina; Donatianus BSE Praptantya; Ignasia Debbye Batuallo
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.416 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i2.54981

Abstract

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada masyarakat mengenai Tradisi Tolak Bala yang dilaksanakan selama pandemi covid-19 di Desa Batu Nanta Kabupaten Melawi. Latar belakang penelitian ini didasari oleh adanya sebagian masyarakat Suku Dayak Keninjal tepatnya generasi muda yang sudah muai acuh akan tradisi ini dan kurang memahami makna dan fungsi dari Tradisi Tolak Bala, diera modern masyarakat lebih banyak mementingkan kepentingan pribadi. Penulis juga membahas proses pelaksanaan dari Tradisi Tolak Bala yang ada di Desa Batu Nanta, serta membahas makna dan simbol-simbol yang terkandung dalam Tolak Bala.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang meliputi pengumpulan data dan menganalisis data. Pengumpulan data yang pertama adalah dengan mencarii dari beberbagai sumber dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Selanjutnya adalah menganalisis hasil data yang didapat dari informan yang telah diwawancarai mengenai Tradisi Tolak Bala. Hasil pebelitian ini mendeskripsikan sejarah dari Tolak Bala, fungsi dan makna dari proses Tolak Bala, serta faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat (generasi muda) mulai meninggalkan Tradisi Tolak Bala. Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan kesimpulan dari beberapa informan terkit alasan masyarakat mulai meninggalkan Tradisi ini adalah : (1) kurangnya rasa antusias masyarakat terutama generasi muda akan hal-hal kebudayaan yang menurut mereka masih bersifat tradisional. (2) Banyak masyarakat yang kurang paham maksud serta makna dari Tradisi Tolak Bala sehingga mereka tidak ingin mempelajari lebih dalam karena memang kurang pengetahuan diawal. (3) Masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, mereka mengaku bahwa kesibukan membuat mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk mengikuti Tradisi Tolak Bala.