Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Pola Makan Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri di SMK PGRI 16 Jakarta Dewi Nawang Sari; Izattul Azijah; Lina Herlina
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 13, No 1 (2023): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v13i1.2822

Abstract

Dismenorea adalah keluhan ginekologis yang paling sering terjadi pada perempuan dan remaja yang menginjak usia dewasa muda. Keluhan ini berpengaruh terhadap kualitas hidup perempuan pada masa reproduksinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pola makan dengan kejadian dismenorea pada siswi SMK PGRI 16 Jakarta. Desain Penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 38 responden. Responden mengisi kuesioner tentang nyeri saat menstruasi yang dialami dan juga dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk menghitung IMT. Data responden yang mengalami dismenorea selanjutnya dikategorikan sesuai dengan derajat nyeri dismenorea. Hasil penelitian di analisis menggunakan uji statistik Chi-square. Responden yang mengalami derajat nyeri ringan memiliki jumlah paling banyak pada IMT dengan kategori underweight dan overweight sedangkan mayoritas responden yang mengalami dismenorea memiliki IMT dalam batas normal. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara IMT dengan kejadian Dismenore nilai p= 0.014 (p < 0,05) dan tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian dismenorea p= 0.558 (p > 0,05).
PREDICTIVE MAPPING OF CRITICAL LAND IN BENGAWAN SOLO WATERSHED: AN INTEGRATED APPROACH USING LANDSAT IMAGERY AND TERRAIN ANALYSIS Nirmawana Simarmata; Dewi Nawang Sari; Annisha Bunga Fathya; M Sri Harta
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol. 21 No. 1 (2024)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.ijreses.2024.v21.a3907

Abstract

Inappropriate land use can have negative impacts, increasing the risk of land becoming critical. Managing critical land and growing human needs is essential to balance land and water resources. This research aims to map necessary land in the Bengawan Solo watershed. The research method integrates remote sensing and geographic information system (GIS) methods. Critical land analysis was conducted based on the Regulation of the Director General of Watershed and Protected Forest Control Number P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018, which is used as a reference in determining whether land is categorized as critical land. The regulation uses 4 (four) variables in its processing: land cover variables, slope, erosion hazard level, and forest area. The study results show land criticality in the Bengawan Solo watershed in 2023. Most areas have low slopes (0-8%), considered non-critical, covering 30.50% of the total area. In contrast, the Potentially Critical category (8-15%) dominates with 45.94% of the area, indicating potential risks in moderately steep areas. Areas with steeper slopes fall into the Critical (10.29%) and Very Critical (2.68%) categories.