Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Typology analysis and correlation between poverty, health, and education in central kalimantan Rini Hastuti; Alexandra Hukom
International Journal on Social Science, Economics and Art Vol. 13 No. 1 (2023): May: Social Science, Economics and Art
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/ijosea.v13i1.193

Abstract

The poverty rate in Central Kalimantan in the last period has shown an increase in contrast to education and health data which show a positive trend. This is far from the Regional Action Plan that has been designed, so it is necessary to carry out an analysis to determine the relationship between several research variants. This study aims to analyze the correlation and mapping of the poverty quadrant region with district/city levels of education and health in the Province of Central Kalimantan in 2018 and 2021. This research is a type of quantitative research using secondary data which is analyzed through Cartesian diagrams and Pearson correlations. The population and research samples cover 14 districts/cities in the Province of Central Kalimantan. The results showed that there were four areas of poverty, education and health quadrants. A comparison of the mapping of the quadrant areas between poverty and education in 2018 and 2021 shows no difference, while the quadrant areas of poverty and health in 2018 and 2021 show a shift. The Pearson correlation test conducted on the variables of poverty, education, and health shows a negative relationship but low correlation or in other words there is no strong influence between variables. The implication of the findings of this study is that there is a need for policies from the government as policy makers to create educational programs that tend to increase skills. Not only that, special attention is needed to improve health quality in Central Kalimantan Province so that it can become a poverty alleviation tool.
Implementasi Faktor-Faktor Pendorong Program Sustainable Development Poin Ke-8 Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif Dan Berkelanjutan Di Kalimantan Tengah Depy Rizkika Indria Sutrisno; Alexandra Hukom
Cakrawala Repositori IMWI Vol. 6 No. 3 (2023): Cakrawala Repositori IMWI
Publisher : Institut Manajemen Wiyata Indonesia & Asosiasi Peneliti Manajemen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52851/cakrawala.v6i3.382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kalimantan Tengah, Indonesia, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bawah Goal 8: "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan." Metodologi penelitian menggunakan pendekatan studi literatur untuk secara kritis mengkaji literatur, teori, dan temuan yang terkait dengan topik tersebut. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan tinjauan terhadap jurnal, artikel, buku, dan sumber penelitian lainnya yang relevan. Hasil penelitian dideskripsikan secara sistematis untuk memberikan pemahaman yang komprehensif bagi pembaca. Temuan dan pembahasan menekankan pentingnya implementasi berbagai faktor pendorong untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Faktor-faktor tersebut meliputi: 1) Dukungan kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan fokus pada penguatan sektor-sektor yang memberikan lapangan kerja layak dan mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial; 2) Investasi dalam sumber daya manusia, dengan penekanan pada pendidikan, pelatihan, dan kesehatan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan; 3) Akses terhadap modal, dengan mempromosikan perkembangan sektor keuangan dan memberikan akses keuangan yang lebih mudah bagi kelompok miskin dan rentan; 4) Pembangunan infrastruktur, dengan penekanan pada pentingnya infrastruktur terintegrasi seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan untuk meningkatkan produktivitas dan konektivitas regional; dan 5) Pengembangan sektor swasta yang bertanggung jawab, dengan mendorong praktik bisnis yang berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Daur Ulang Limbah Organik Menjadi Barang yang Bernilai Ekonomis di Kameloh Baru, Palangka Raya Muhammad Azwar Reza; Reynaldi Reynaldi; Yuliani Yuliani; Buyung Libna Basunjaya; Alexandra Hukom; Wiwin Zakiah; Benius Benius; Irawan Irawan; Sunaryo Neneng; Harin Tiawon; Pratiwi Subianto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 6 (2023): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i6.201

Abstract

Kameloh Baru merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya yang terletak di dataran rendah, kawasan rawa gambut, dan dekat dengan aliran Sungai Kahayan. Di Kelurahan ini, sampah menjadi salah satu masalah bagi masyarakat. Sampah organik maupun non-organik  sering terbawa banjir sehingga mengotori sungai dan lingkungan sekitar. Selain sampah tersebut, eceng gondok juga tumbuh subur sehingga menyulitkan masyarakat yang sebagian besar mata pencariannya nelayan untuk mencari ikan. Padahal kondisi sungai yang bersih dari sampah sangat dibutuhkan para nelayan agar penghasilan mereka tidak berkurang. Pencemaran lingkungan  akan mengancam kehidupan biota sungai, khususnya ikan.  Upaya mengatasi hal tersebut melalui pengabdian yang bertujuan untuk mendaur ulang limbah organik menjadi barang yang bernilai ekonomis yakni pupuk kompos. Metode kegiatan yakni memanfaatkan limbah/sampah organik seperti enceng gondok, limbah sayur, kulit buah-buahan, atau dedaunan kering yang kemudian diolah kembali menjadi pupuk organik. Hasil Kegiatan dihadiri sekitar 33 peserta pelatihan dari masyarakat dan mahasiswa dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan peserta dalam memanfaatkan sampah organik menjadi barang yang bernilai ekonomis (kompos) sehingga memiliki nilai jual di pasar.
Implementasi Faktor-Faktor Pendorong Program Sustainable Development Poin Ke-8 Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif Dan Berkelanjutan Di Kalimantan Tengah Depy Rizkika Indria Sutrisno; Alexandra Hukom
Cakrawala Repositori IMWI Vol. 6 No. 3 (2023): Cakrawala Repositori IMWI
Publisher : Institut Manajemen Wiyata Indonesia & Asosiasi Peneliti Manajemen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52851/cakrawala.v6i3.382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kalimantan Tengah, Indonesia, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bawah Goal 8: "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan." Metodologi penelitian menggunakan pendekatan studi literatur untuk secara kritis mengkaji literatur, teori, dan temuan yang terkait dengan topik tersebut. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan tinjauan terhadap jurnal, artikel, buku, dan sumber penelitian lainnya yang relevan. Hasil penelitian dideskripsikan secara sistematis untuk memberikan pemahaman yang komprehensif bagi pembaca. Temuan dan pembahasan menekankan pentingnya implementasi berbagai faktor pendorong untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Faktor-faktor tersebut meliputi: 1) Dukungan kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan fokus pada penguatan sektor-sektor yang memberikan lapangan kerja layak dan mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial; 2) Investasi dalam sumber daya manusia, dengan penekanan pada pendidikan, pelatihan, dan kesehatan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan; 3) Akses terhadap modal, dengan mempromosikan perkembangan sektor keuangan dan memberikan akses keuangan yang lebih mudah bagi kelompok miskin dan rentan; 4) Pembangunan infrastruktur, dengan penekanan pada pentingnya infrastruktur terintegrasi seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan untuk meningkatkan produktivitas dan konektivitas regional; dan 5) Pengembangan sektor swasta yang bertanggung jawab, dengan mendorong praktik bisnis yang berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.