Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI IMUNOGLOBULIN Y-ANTI WSSV UNTUK IMUNISASI PASIF PENYAKIT WSSV PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Senggagau, Betutu; Bond, Manja Meyky; Subhan, Subhan
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.25-33

Abstract

Infeksi penyakit WSSV pada udang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar hingga mencapai US$ 1 milyar per tahunnya. Pengendalian penyakit WSSV dapat dilakukan melalui pendekatan imunisasi pasif menggunakan imunoglobulin Y anti-WSSV. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui manfaat imunoglobulin Y (IgY) spesifik anti-WSSV dalam pencegahan dan pengobatan penyakit WSSV pada udang. Metode yang digunakan terdiri dari dua yaitu metode uji pencegahan (T) dan metode uji pengobatan (P) penyakit WSSV. IgY anti-WSSV dari kuning telur ayam dicampurkan ke dalam pakan pelet komersial dengan dosis 20%. Pada uji pencegahan, udang ukuran 5-6 g diadaptasikan dengan pakan IgY anti-WSSV selama 7 hari lalu diuji tantang dengan pakan berupa udang vaname positif WSSV selama 2 hari, dan diamati sintasannya selama 7 hari. Sedangkan untuk uji pengobatan, udang diuji tantang dengan pakan berupa udang vaname positif WSSV yang dihaluskan selama 2 hari lalu diberi pakan udang yang mengandung IgY anti-WSSV selama 7 hari pengamatan. Penggunaan IgY anti-WSSV dalam pakan memberikan hasil yang signifikan pada nilai sintasan udang vaname baik pada uji pencegahan maupun pengobatan penyakit WSSV dan metode imunisasi pasif ini memiliki prospek yang baik dalam pengendalian penyakit WSSV pada udang budidaya.WSSV infection in shrimp can cause large economic losses up to US$ 1 billion per year. WSSV disease can be controlled through a passive immunization approach using anti-WSSV IgY. The study aimed to determine the benefits of specific anti-WSSV immunoglobulin Y (IgY) in preventing and treating WSSV disease in shrimp. The methods used consist of two methods, the prevention test method (T) and the treatment test method (P) for WSSV disease. Anti-WSSV IgY from chicken egg yolk was mixed into commercial pelleted feed at a dose of 20%. In the prevention test, the shrimp sized 5-6 g were adapted to anti-WSSV IgY feed for 7 days and then challenged with feed in the form of crushed WSSV positive vannamei shrimp for 2 days, and survival was observed for 7 days. Meanwhile, for the treatment test, the shrimp were challenged with feed in the form of crushed WSSV positive vannamei shrimp for 2 days and then given shrimp feed containing anti-WSSV IgY for 7 days observation. Using anti-WSSV IgY in feed provided significant results on the survival value of vannamei shrimp both in prevention and treatment tests for WSSV disease and this passive immunization method has good prospects in controlling WSSV disease in shrimp culture.
EVALUASI PROGRAM BANTUAN BENIH IKAN KAKAP PUTIH DI KECAMATAN RANGSANG BARAT, KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Bond, Manja Meyky; Effendi, Irzal; Adiguna, Ipong; Pantjara, Brata
Jurnal Salamata Vol 6, No 1 (2024): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v6i1.13635

Abstract

Program kampung perikanan budidaya di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau dilakukan dalam upaya mendukung pengembangan budidaya laut dan meningkatkan perekonomian daerah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi program bantuan benih ikan kakap di Kabupaten Kepulauan Meranti melalui pendekatan daya dukung ekologi, biologi, dan ekonomi. Data primer yang dihimpun antara lain data parameter kualitas air di keramba jaring apung (KJA), data pertumbuhan berat ikan kakap putih, data jumlah pakan, dan nilai sintasan ikan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data laporan Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti dan standar baku mutu air. Hasil analisis kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kakap di keramba jaring apung (KJA), di sekitar Kecamatan Rangsang Barat memiliki daya dukung ekologi yang sesuai seluas 603 m2 (0,041%) dari total potensi area 145 ha. Nilai sintasan sebesar 47,7% dengan FCR 7:1 (pakan rucah), serta laju pertumbuhan panjang dan bobot sebesar 0,35% dan 1,92% per hari. Korelasi antara faktor benih dan pakan terhadap produksi ikan kakap putih sebesar r = 0,97 dengan persamaan Ŷ = -70,363 + 0,5X1 + 1,7X2. Pendapatan bersih produksi ikan kakap putih sebesar Rp. 20 juta dengan nilai rasio B/C sebesar 1,62 dengan Payback Period sebesar 0,75 tahun atau 9 bulan dan BEP penjualan sebesar Rp. 5.500.000 serta BEP satuan sebesar 102 kg. Program bantuan benih ikan melalui pendekatan aspek ekologi, biologi dan ekonomi dapat mendukung pengembangan budidaya ikan secara berkelanjutan.