Pisang Mas Kirana merupakan salah satu varietas pisang yang populer dipasar domestik dan ekspor. Umur simpan yang pendek menjadi kendala utama dalam ekspor buah varietas ini. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu buah pisang adalah menunda kematangan (mempertahankan masa green life) dengan eating quality yang tetap disukai konsumen. Proses kematangan pisang dapat diperlambat dengan menggunakan etilen absorber bag (EAB) berbahan Zeolit-KMnO4 dan silica gel. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengaruh penggunaan EAB untuk menunda kematangan buah terhadap perubahan mutu dan eating quality saat pisang matang. EAB diaplikasi pada pisang yang dikemas menggunakan plastik HDPE yang diberi perforasi berdiameter ± 2 mm sebanyak 18 lubang. Berat pisang perkemasan 1.000 ± 50 g. Skenario penundaan kematangan adalah 12 dan 20 hari yang disimpan pada suhu ruang (27 oC± 2°C). EAB dilepas sesuai skenario kemudian dilakukan penyimpanan pada suhu ruang untuk proses pematangan alami dan pemajangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi EAB dapat menunda kematang pisang sesuai skenario yaitu 12 dan 20 hari. Saat pisang dibuka dari kemasan masih berwarna hijau dengan indek kematangan 1. Setelah disimpan di suhu ruang, pisang matang alami setelah 2 hari yang ditunjukkan dengan indeks kematangan 5. Setelah matang, pisang dapat bertahan sampai dengan 3 hari berdasarkan uji organoleptik terhadap rasa dan warna kulit dengan nilai 3 dari skala nilai 1-5. Eating quality yang dinyatakan dengan oBrik. menunjukkan pisang yang ditunda dengan EAB menghasilkan nilai 29,6 oBrix – 31,0 oBrix, sedang kontrol 28,1 oBrix. Waktu simpan sampai dengan display mencapai 18 dan 25 hari, sementara kontrol hanya sampai 12 hari.